PRIA AROGAN

527 10 0
                                    

     "Yeee,  aku jadi tidak pengangguran lagi. Thank God." ucap Jovanka bersorak kegirangan.

     Tok! tok! tok!

   "Jovanka, kamu baik-baik sajakan? Teriakkanmu terdengar dari kamarku." ucap Hilda dari balik pintu kamarnya.

    "Hilda harus tahu kabar bahagia ini." gumam Jovanka membuka pintu kamarnya dan langsung berlari memeluk Hilda.

    Hilda mengerutkan keningnya melihat Jovanka yang menurutnya aneh.

    "Jovanka kamu kenapa sih?" tanya Hilda menarik tubuhnya dari eratnya pelukan Jovanka.

    "Hilda, aku di terima bekerja di Salendra Corp, besok aku sudah mulai bekerja di sana. Kita harus rayakan ini." teriak Jovanka dengan mata berbinar.

    "Kamu serius, Jovanka di terima bekerja di sana?" tanya Hilda seakan tidak percaya.

    "Aku serius, aku baru saja di hubungi." jawab Jovanka dengan senyuman lebar.

     "Yeee, akhirnya tinggal aku yang pengangguran di kontrakan ini. Selamat ya, Jovanka semoga aku juga cepat dapat pekerjaan sepertimu." ucap Hilda memeluk erat Jovanka dengan perasaan haru.

    "Amin, jangan patah semangat ya. Kamu pasti akan dapat pekerjaan, kita sama-sama mencari untukmu, sahabat terbaikku." ucap Jovanka, mereka berdua berpelukan bahagia.

    Di perusahaan Salendra Corp, Dave sedang serius melihat layar laptopnya. Memeriksa setiap laporan yang masuk ke emailnya.

    "Alpha apa kamu sudah menghubungi calon sekretaris baru itu?" tanya Dave tetap melihat ke layar laptop.

     "Sudah, besok dia akan mulai bekerja. Oh ya, Dave siang ini aku mau ke Lexie Group untuk mengantar kontrak kerja ini, setelah itu aku mau bertemu seseorang saat makan jam siang nanti." ucap Alpha meminta izin sekaligus menginformasikan kesibukannya hari ini.

    "Ok, tapi jangan lama-lama. Pekerjaan kita banyak yang harus di selesaikan." jawab Dave menyetujui.

    "Siap pak bos, aku pergi dulu." pamit Alpha bangkit berdiri berjalan melangkah keluar dari ruangan kerja mereka meninggalkan Dave sendirian di sana.

    Ponsel Dave berdering panggilan dari Nenek Nina, Dave langsung mengangkatnya.

    "Halo Nek, Dave sudah di kantor sekarang." jawab Dave dari balik seberang telpon genggamnya.

    "Dave, ternyata dari semalam Keinara tidak berada di rumah. Tadi satpam di depan bilang kalau semalam Keinara pergi begitu saja dari rumah tanpa permisi." kata Nenek Nina memberi kabar kurang baik pagi ini.

    "Maksud Nenek, Keinara hilang begitu?" balas Dave terkejut mendengar kabar Keinara tidak ada di rumah dari Nenek Nina.

    "Nenek juga tidak tahu, Dave. Tadi Nenek sudah menghubungi orang tua Keinara. Tapi Keinara juga tidak ada di sana." kata Nenek Nina menjelaskan usahanya mencari keberadaan Keinara.

    "Astaga, Dave akan mencari Keinara sekarang, Nek. Sudah dulu ya Nek." balas Dave tergesa mematikan sambungan telponnya sepihak.

    Dave segera bergegas melangkah keluar dari ruangan kerjanya dengan kepanikannya. Pergi tergesa menuju parkiran mobil khusus Ceo di perusahaannya, lalu masuk ke dalam mobil sport mewahnya dan mencari Keinara.

    Dave berkeliling mengitari seluruh wilayah Jakarta untuk mencari keberadaan Keinara, tapi ia belum menemukannya.

      "Sudah hampir seluruh kota Jakarta aku telusuri, tapi tidak juga menemukan Keinara. Sebenarnya kemana dia? Tumben sekali Keinara pergi tidak permisi, apa mungkin dia ke kantor, Lexie Group? Tapi masa ia dia berangkat ke kantor? Dia bukannya belum sembuh total?" gumam Dave sambil mengemudikan mobilnya.

    "Ok, dari pada aku mutar-mutar lebih bagus aku cek ke kantor Lexie Group saja. Siapa tahu dia memang ada di sana. So, dia bukannya keras kepala di suruh istirahat tapi bukan istirahat." gumam Dave lagi yang sibuk pada pikirannya sendiri.

   Kebetulan Alpha juga sedang dalam perjalanan menuju kantor Lexie Group, ia tidak sengaja melihat mobil Dave di lampu merah.

     "Lho, itu bukannya mobilnya Dave? Bukannya tadi dia masih di ruangannya? kenapa sekarang ada di sini?" gumam Alpha membuka kaca mobilnya memastikan kalau penglihatannya tidak salah.

    "Lha, benar itu memang Dave. Tapi mau kemana dia?" batin Alpha bertanya pada dirinya sendiri.

    Lampu merah sudah berubah menjadi hijau. Dave kembali melanjutkan perjalanannya, begitu juga dengan Alpha asisten pribadinya yang mengikuti Dave. Bukan mengikuti tapi memang tujuan mereka sama.

    Dave melihat kaca spion mobilnya, ia mengenali mobil Alpha yang berada di belakang mobil sport mewahnya.

    "Alpha?" pekik Dave menaikkan kedua alisnya.

    "Oh iya, tadi Alpha mengatakan kalau dia mau ke kantor Lexie Group. Kenapa sekarang aku jadi pelupa begini sih? Ini semua pasti gara-gara Keinara, dia selalu saja membuat kepalaku menjadi pusing tujuh keliling jadinya ya begini." gumam Dave merutuki dirinya sendiri mengumpat kesal.

    Alpha mempercepat laju mobilnya agar bisa sejajar dengan Dave. Dave membuka kaca mobilnya sambil melihat Alpha yang kini mobil Alpha sejajar sudah berada di samping mobilnya.

    "Dave, kamu mau kemana?" tanya Alpha sedikit menaikkan intonasi suaranya agar Dave bisa mendengarnya.

    "Mau mencari, Keinara. Dari semalam dia tidak ada di rumah." jawab Dave juga menaikkan intonasi suaranya.

    "Apa? Jadi Keinara kabur dari rumah? Bukannya semalam saat kita mau pergi ke Bandung, kalian tidak ada masalah?" tanya Alpha menyelidik tetap berusaha fokus di belakang kemudi mobilnya.

    "Entahlah aku juga tidak mengerti dengan anak itu, menyusahkanku saja." jawab Dave kesal mengusap wajahnya dengan kasar.

    "Ok, setelah mengantar berkas ini aku akan membantumu mencari Keinara, aku duluan." pamit Alpha mendahului mobil Dave dengan kecepatan tinggi membelah jalanan ibukota Jakarta.

    Tidak berapa lama mereka pun sampai di gedung perusahaan Lexie Group. Dave menyuruh Alpha saja yang masuk dan tidak lupa ia menyuruh Alpha mencari Keinara di dalam.

    "Alpha aku menunggu di parkiran saja, tolong kamu cari juga, Keinara siapa tahu dia ada di dalam. Kalau dia ada di dalam segera kabari aku, aku akan memberinya pelajaran." ucap Dave santai bersandar pada dinding mobilnya dengan kedua tangannya di masukkan ke dalam saku celananya.

     "Kamu ini, bagaimana istrimu tidak kabur. Sifatmu saja selalu dingin dan arogan seperti ini. Lembut dikit dong sama istri, kasihan istrimu, kamu siksa terus. Nanti kalau ada laki-laki lain yang membuatnya nyaman, baru kamu menyesal." ucap Alpha menasehati Dave.

    "Berisik... cepat masuk sana." pekik Dave dengan suara baritonnya.

     Alpha hanya bisa menghela napasnya, lalu ia masuk ke dalam gedung itu. Selepas kepergian Alpha, Dave merenungkan setiap perkataan yang keluar dari mulut Alpha sahabat sekaligus asisten pribadinya itu.
    

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang