ANCAMAN WANITA RUBAH

579 13 1
                                    

    "Sayang, kamu bersedia bukan mengajari Zayn adikmu mengelola perusahaan Lexie Group." tanya Dave mengedipkan matanya pada Keinara.

     "Ya bersedia dong, justru aku sangat bersemangat mengajarinya biar dia cepat jadi Ceo. Jadi aku tidak perlu pusing lagi." jawab Keinara tersenyum lebar.

    "Kak, please kakak saja yang menjadi Ceo ya." ucap Zayn meminta dengan wajah memelas.

    "Adikku yang paling tampan, sudah seharusnya kamu yang menjadi pemimpin di perusahaan kita. Kakak hanya menggantikanmu sampai kamu lulus kuliah. Kakak juga sudah menikah dan sebentar lagi punya anak, jadi kakak pasti sangat repot mengurus perusahaan kita." ucap Keinara menjelaskan dengan suara lembut.

    "Anak kakak biar di urus pakai pengasuh bayi saja kak." ucap Zayn lagi menolak halus.

    "Kakak nggak mau pakai pengasuh, yang ada nanti anakku tidak kenal sama orang tuanya karena keseringan sama pengasuhnya." ucap Keinara tersenyum menjelaskan panjang.

    "Kamu dengar sendiri bukan, penjelasan dari kakakmu, Zayn? jadi kamu tidak bisa menolak lagi. Sudah ayo, nggak usah protes lagi." ucap Nayaka menggandeng tangan Zayn untuk ikut bersamanya.

    Zayn hanya bisa pasrah dan terpaksa mengikuti Papinya menemui teman-teman bisnisnya. Beberapa pujian mereka berikan kepada Zayn. Zayn hanya tersenyum menanggapinya setiap kali teman-teman Papinya memujinya.

    Acara pesta pernikahan yang sudah berlangsung sejak tadi hampir selesai. Keinara juga mengenalkan Jovanka kepada Zayn sebagai adiknya.

    "Zayn mulai sekarang kamu punya dua kakak wanita. Ini namanya Jovanka adik angkat, kakak. Dia juga sahabatnya Dave." ucap Keinara memperkenalkan Jovanka.

    "Oh ya, asik dong kalau begitu. Aku senang punya tiga kakak sekarang." jawab Zayn tersenyum sumringah.

    "Tiga? Emang siapa lagi?" tanya Jovanka dan Keinara secara bersamaan.

    "Kak Dave bukannya kakakku juga? Masa kalian melupakannya." jawab Zayn tidak mau kalah.

    "Oh iya ya, kami hampir lupa." jawab Keinara menambahkan.

     " Eh, kak Dave kemana ya? Dari tadi aku tidak melihatnya." ucap Zayn celingukan mencari keberadaan Dave.

    "Katanya tadi mau ke toilet sebentar." ucap Keinara memberitahu Zayn.

    Saat mereka bertiga asik bercerita tiba-tiba tangan Keinara di tarik dengan paksa oleh seseorang yang membuatnya hampir terjatuh.

     Zayn langsung menepis tangan orang yang sudah menarik Keinara dengan paksa.

    "Jangan pernah sentuh kakakku." bentak Zayn marah sambil menghempaskan tangan seorang wanita yang melayangkan tatapan tajam kepada Zayn dan Keinara.

     "Ayyasha, ngapain kamu ada di sini?" tanya Jovanka dengan sorot mata menghunus tajam.

     "Bukan urusanmu! Wanita ini tidak pantas menjadi istrinya, Dave!" ucap Ayyasha meninggikan intonasi suaranya membuat semua tamu undangan melihat ke arah mereka.

      Plak!!

      Keinara menampar pipi Ayyasha dengan kuat, tapi tidak membuat Ayyasha untuk takut apalagi mundur.

    "Itu akibatnya kamu sudah menghinaku! Pergi kamu dari sini." teriak Keinara mengusir Ayyasha dari pesta pernikahannya.

     "Hanya aku yang bisa memiliki, Dave! Jika bukan aku yang memilikinya, maka tidak ada seorang wanita manapun yang bisa memilikinya!" ucap Ayyasha masih dengan menaikkan intonasi suaranya tersenyum menyeringai, tatapannya tetap fokus pada Keinara. Ayyasha mengambil sesuatu dari saku jaketnya.

     "Kamu harus mati di tanganku." batin Ayyasha tetap mempertahankan seringainya.

     Dave baru saja datang dari toilet, kedua bola matanya melihat kerumunan tamu undangan. Perasaannya tidak enak, segera dia bergegas berjalan melangkah lebar mendatangi kerumunan itu.

     "Ada apa ini?" tanya Dave menyelidik, pandangannya menyapu seluruh sudut tamu undangan yang berada di sana.

    "Syukurlah kakak datang, orang ini mau membuat kerusuhan di sini, kak Dave." jawab Zayn menghalangi Ayyasha agar tidak dapat mendekati Keinara.

     "Ayyasha, apa yang kamu lakukan di sini? Kalau kamu datang mau membuat keributan, lebih baik kamu pergi sekarang sebelum aku menyeretmu keluar!" ucap Dave mengancam dengan suara baritonnya.

     "Aku datang mau memberikan selamat pada kalian." ucap Ayyasha menyipitkan matanya dengan senyuman menyeringai mendekati Dave.

     "Tapi aku tidak akan membiarkan wanita lain memilikimu, Dave. Kalau aku tidak bisa memilikimu, maka istrimu tidak akan bisa memilikimu juga, Dave." bisik Ayyasha yang sudah berdiri di samping Dave.

     Dave terkesiap mendengar ucapan Ayyasha, ia memundurkan langkahnya perlahan. Semua keluarga besarnya berada di sana saat ini. Jovanka yang dari tadi mengawasi tangan Ayyasha, membulatkan matanya saat melihat benda tajam kecil yang di pegang Ayyasha.

    "Wanita ini benar-benar sudah gila, aku harus menjauhkan, Dave dari wanita itu sebelum semuanya terjadi." ucap Jovanka dalam hatinya.

     Ayyasha semakin mendekat, Jovanka menggeleng-gelengkan kepalanya. Ayyasha mendorong Dave dan benda tajam yang Ayyasha pegang berhasil mengenai tapi hanya sedikit melukai kulit tangan Jovanka yang dengan refleks menjauhkan tubuh Dave dari benda tajam kecil itu.

     "Jovanka." teriak Hilda yang melihat darah menetes dari tangan Jovanka.

     Hilda pun langsung menyobek lengan gaun yang ia pakai, kemudian mengikat luka di tangan Jovanka.

     Dave dan yang lainnya mengamankan Ayyasha. Sedangkan Jonathan, Keinara perintahkan untuk mengantarkan Jovanka ke rumah sakit.

     "Jonathan tolong antar Jovanka ke rumah sakit, pastikan dia baik-baik saja." perintah Keinara cepat pada Jonathan yang juga ikut menyaksikan kejadian tadi.

     "Okeh." jawab Jonathan bergegas membawa Jovanka menuju parkiran mobil dan melajukan mobilnya membelah jalanan malam Jakarta, yang semakin dingin dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit terdekat.

     Hilda ikut menemani Jovanka, ia tidak peduli dengan pakaiannya yang sudah tidak sempurna seperti waktu mereka datang. Ke khawatiran terlihat jelas di wajah Hilda sahabat Jovanka. Sedangkan Jovanka malah terkekeh melihat raut wajah Hilda yang cemas.

     "Hilda, luka di tanganku ini tidak terlalu parah, jadi kamu tidak perlu khawatir begitu. Aku yang terluka saja tidak sepanik dirimu sekarang."  ucap Jovanka menenangkan Hilda yang ketakutan melihat dirinya terluka.

     "Kamu tahu bukan, kalau aku takut melihat darah. Jelaslah aku menjadi khawatir, aku takut kamu kenapa-kenapa. Kalau tadi sampai sempat wanita itu menusukmu, aku pasti akan membalasnya. Kenal dari mana sih wanita itu?" pekik Hilda menggerutu karena kesal dari tadi.

     "Wanita tadi itu suka sama Dave, jadi tidak terima kalau Dave  sudah menikah dengan Keinara wanita pujaannya. Ya begitulah kalau sudah terlalu terobsesi ingin memiliki, jadinya ya stress sendiri saat orang yang kita sukai itu tidak memilih kita. Makanya Hilda kamu jangan sampai seperti itu ya? Seperti aku saja yang tidak mau pusing masalah hati." ucap Jovanka menasehati sekaligus mengingatkan sahabatnya.

     "Oh jadi, wanita itu suka sama Dave. Untung saja, Dave tidak jadi menikah dengannya. Siapa juga yang mau seperti dia, lagi pula aku tidak mau pacar-pacaran, aku langsung mau menikah saja biar semakin romantis." jawab Hilda tersenyum yang sudah terlihat tenang.

      Jonathan hanya menjadi obat nyamuk oleh mereka. Dari tadi sepanjang perjalanan menuju rumah sakit tidak ada yang mengajaknya bicara, sampai tidak terasa mereka akhirnya sudah sampai di rumah sakit.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang