TERBONGKAR

778 16 0
                                    

          "Tapi kata orang kalau seorang wanita baru pertama kali melakukannya bukankah merasa sakit di bagian organ intimnya, ya? Tapi aku kenapa sama sekali tidak merasakan apapun? Mungkin setiap wanita berbeda-beda. Kita lihat saja hasilnya bulan depan, apakah aku masih datang bulan atau hamil." batin Keinara bertanya dalam hatinya.

      "Kamu sedang memikirkannya apa?" tanya Dave yang dari tadi melihat Keinara hanya diam seperti memikirkan sesuatu.

      "Tidak ada." jawab Keinara singkat.
     Beberapa menit kemudian, mereka sampai di rumah. Nenek Nina sedikit heran melihat Dave dan Keinara pulang saat jam kerja.

       "Kamu yang sudah menyuruh orang mengantarkan mobilku ke sini?" tanya Keinara melihat mobilnya sudah terparkir di halaman depan rumah Dave.

     "Iya, kamu pikir siapa kalau bukan aku? Asisten pribadimu itu?" jawab Dave yang sedang memarkirkan mobilnya.

     "Aku tidak mengatakan kalau asisten pribadiku yang mengantarnya. Aku mau masuk!" ucap Keinara turun dari mobil meninggalkan Dave yang masih berada di dalam mobil.

      "Keinara, wajahmu pucat. Kamu sakit?" tanya Nenek Nina menyambut kedatangan Keinara menunjukkan kekhawatirannya.

     "Keinara habis berantem dengan preman, Nek. Kalau tadi Nenek melihatnya pasti Nenek tidak menyangka kalau Keinara jago berkelahi. Dave saja sampai takjub melihatnya, ya walaupun pada akhirnya kalah juga." ucap Dave menyindir dengan senyuman tipis.

      "Kamu tidak ikhlas menolong aku tadi?" tanya Keinara menyunggingkan senyumnya.

     "Ya ikhlaslah." jawab Dave singkat sambil menjatuhkan bokongnya di sofa ruang tamu.

      "Astaga, apa yang sakit? Sini biar, Nenek periksa dulu." ucap Nenek Nina memutar-mutar tubuh Keinara.

     "Nek, Keinara baik-baik saja, tadi Dave sudah membawa Keinara ke rumah sakit." jawab Keinara datar.

     "Syukurlah, tunggu di sini. Nenek buatkan minum untukmu dulu." ucap Nenek Nina berjalan melangkah menuju dapur, tidak berapa lama datang membawa minuman untuk Keinara.

     "Minum dulu, tadi pasti kamu sangat syok sekali." ucap Nenek Nina memberikan minuman yang dia bawa.

     "Nek, untuk Dave mana minumannya? Dave juga mau dibuatkan minuman." protes Dave yang melihat Keinara meminum segelas air dari Nenek Nina hingga tandas.

      "Semenjak kalian menikah kamu dan Keinara adalah cucu, Nenek. Kamu tidak usah cemburu seperti itu. Keinara sedang sakit jadi sudah sewajarnya, Nenek memperhatikannya." jawab Nenek Nina tegas.

     Kata-kata Nenek Nina membuat Keinara merasa dirinya beruntung punya Nenek sebaik Nenek Nina.

     "Nek, terima kasih sudah menganggap, Keinara seperti cucu sendiri. Keinara sangat senang, akhirnya bisa merasa bagaimana rasanya punya Nenek." ucap Keinara memeluk Nenek Nina dengan erat.

     "Iya, sayang. Nenek juga senang sekarang cucu Nenek sudah sepasang. Sekarang kalian istirahatlah, Dave antarkan Keinara ke kamar."  perintah Nenek Nina dengan senyuman hangat.

      "Tidak perlu, Nek. Keinara bisa jalan sendiri." jawab Keinara menatap wajah Nenek Nina yang memaksanya untuk menunggu Dave mengantarnya ke kamar.

      "No, Dave harus tetap mengantarmu." ucap Nenek Nina memaksa.

     Keinara pasrah, Dave pun mengantarkannya ke kamar mereka.

      "Dave, aku mau ganti baju tolong keluar sebentar." perintah Keinara tanpa menatap wajah Dave.

     "Kenapa aku harus keluar? Kamu mau ganti baju, ya ganti baju saja, aku tidak akan melihatnya." ucap Dave cuek menjatuhkan tubuhnya di atas king zise tempat tidurnya.

     "Ckk..." Keinara berdecak kesal mengalah. Setelah mengambil pakaian ganti, Keinara masuk ke dalam kamar mandi.

     Awalnya dia tidak ingin mandi, tapi setelah mencium bau tubuhnya, Keinara memutuskan untuk membersihkan tubuhnya.

     "Hmm...berendam di air hangat sepertinya menyenangkan." gumam Keinara masuk ke dalam bathtube yang sudah berisi air hangat dengan sabun aromaterapi.

      Sementara di tempat lain, Derry menghukum anak buahnya karena tidak berhasil membawa Keinara di hadapannya.

      "Menangkap satu orang wanita saja kalian tidak bisa! Ini hukuman untuk kalian!" ucap Derry geram memukul Dean dan ketiga orang temannya.

     "Kami hampir berhasil menangkapnya bos, tapi tiba-tiba ada yang menolongnya dan wanita itu memiliki ilmu bela diri yang cukup baik." ucap Dean memegangi perutnya yang sakit.

     "Sangat tidak masuk akal, aku tidak mau tahu. Bagaimanapun caranya kalian harus menangkapnya karena aku ingin menjadikan wanita itu sebagai hadiah untuk orang yang aku cintai di saat hari ulang tahunnya lusa. Pergi dan jangan datang ke sini kalau kalian tidak berhasil menangkapnya!" ucap Derry kesal dengan suara tinggi.

      "Tapi bos, wanita itu bukan orang sembarangan. Saya sudah mencari informasi tentangnya, wanita itu pasti sudah mencari tahu siapa kami." ucap Dean dengan suara bergetar.

        "Dean, aku sudah mengatakan kalau aku tidak peduli siapa dia. Yang aku inginkan wanita itu ada di sini saat ini juga." ucap Derry dengan emosional sampai suaranya bergema di ruangannya.

      "Bos, wanita itu Ceo Lexie Group, perusahaan yang ternama itu. Kalau orang tuanya tahu tentang kejadian semalam, tamatlah riwayat kita." ucap Dean menjelaskan.

    "Maksudmu wanita itu adalah anaknya, pak Nayaka Lexie Douglas?" tanya Derry menyipitkan matanya menatap ke arah Dean dan ketiga temannya.

     "Iya, nama lengkapnya Keinara Lexie Abigail Douglas. Jadi bagaimana bos, apakah masih ingin dilanjutkan rencana ini?" tanya Dean menunggu jawaban.

     Derry terdiam, Nayaka Lexie Douglas pernah membantunya waktu dia susah. Tapi ia sudah berjanji kepada Ayyasha untuk mencelakai Keinara secepatnya.

      Arghh!!

     "Kenapa harus wanita itu yang menjadi target, Ayyasha? Apakah aku harus memenuhi permintaan, Ayyasha kali ini atau tidak?" gumam Derry bimbang.

       Drett... drett... drett.

      "Halo." sapa Derry menempelkan benda pipih itu di telinganya.

      "Derry, apa kamu sudah berhasil mencelakai wanita yang kumaksud?" tanya Ayyasha dari balik telpon genggamnya.

     "Hampir saja." balas Derry singkat.

      "Maksudmu?" tanya Ayyasha mengerutkan keningnya.

     "Hampir berhasil, tapi ada penghalangnya." jawab Derry mengatakan sejujurnya.

     "Siapa yang menghalangimu? Kamu tidak ketahuan bukan?" tanya Ayyasha sedikit cemas bila sampai terbongkar niat jahatnya kepada Keinara.

      "Orang tua wanita itu yang menjadi penghalangnya Baby. Kamu sudah salah menganggap remeh wanita itu, dia bukan wanita biasa, keluarganya sangat terkenal di kota ini. Dan satu lagi dia bukan sepupunya, Dave." ucap Derry membongkar rahasia antara Keinara dan Dave.

      "Apa? Bukan sepupunya, Dave? Tapi mengapa dia mengaku sepupunya, Dave? Kamu pasti sudah salah orang, Derry." jawab Ayyasha tidak mempercayai.

     "Aku dan anak buahku tidak mungkin salah orang, Ayyasha. Tadi siang anak buahku hampir saja berhasil menangkapnya, tapi ternyata wanita targetmu itu bukan wanita lemah seperti wanita lain pada umumnya. Dia menguasai ilmu bela diri yang cukup baik. Dia putri pemilik dari perusahaan Lexie Group, kamu pasti tahu perusahaan itu bukan?" tanya Derry menyakinkan Ayyasha dari balik telpon genggamnya.

     "Apa? Tidak mungkin. Semalam wanita itu mengatakan kalau dia adalah sepupunya, Dave yang baru datang dari luar negeri, sudah fix kalian sudah salah orang." ucap Ayyasha tetap tidak percaya dengan apa yang dikatakan Derry.
     

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang