DALAM DEKAPMU

617 11 0
                                    

   "Ternyata otakmu dangkal juga ya. Kamu tidak bisa mencerna semua yang kukatakan tadi. Aku bilang seandainya ingat seandainya ya, bukan mengatakan kalau aku sudah menghamili anak orang, Keinara Lexie Abigail Douglas istriku yang ternyata cengeng." pekik Dave menempelkan gigi-giginya geram.

     "Apa? Kamu mengataiku cengeng? Apa nggak bergetar mengatai itu?" protes Keinara tidak kalah geram.

    "Memang kamu cengeng, entah apa yang kamu tangisi nggak jelas juga. Aku jadi tahu kalau kamu wanita yang lemah." ucap Dave memajukan bibirnya mengganggu Keinara.

    "Aku menangis karena ingin menangis saja. Sudah lama aku tidak menangis, jadi sebenarnya kamu tidak menghamili wanita lain?" tanya Keinara memastikan lagi.

     "Menangislah kalau itu perlu untuk ditangisi, jangan jadi wanita cengeng. Aku tidak suka dengan wanita cengeng. Keinara orang-orang memang mengenalku bad boy, tapi apa yang mereka lihat itu hanya diluar saja. Aku tidak seperti apa yang ada dalam pikiranmu saat ini, kamu baru mengenalku beberapa minggu belum hitungan bulan dan tahun jadi kamu belum tahu seperti apa diriku ini. Kita sudahi salah paham ini. Ayo kita tidur karena besok pagi aku mau berangkat ke luar kota." ucap Dave menarik selimut menutup tubuhnya dari dinginnya AC di dalam kamar tidurnya.

    "Jadi, aku sudah salah sangka terhadap, Dave? Astaga betapa malunya diriku. Kenapa sih, Keinara kamu jadi bodoh begini?" gumam Keinara merutuki dirinya sendiri. Di satu sisi dia bahagia karena ternyata Dave tidak menghamili wanita lain, di sisi lain ia sedih mendengar Dave akan berangkat ke luar kota. Ia sudah mulai terbiasa melihat Dave setiap hari ada di dekatnya.

     Keinara membaringkan tubuhnya tapi matanya sulit terpejam. Pikirannya berkelana entah kemana. Keinara membolak-balikkan tubuhnya membuat Dave berbalik badan dan langsung memeluknya.

    "Aku mau tidur jadi jangan berisik, dengan begini kamu tidak bolak-balik lagi karena itu sangat menggangu tidurku." ucap Dave berusaha memejamkan matanya.

    Keinara tidak menolak melainkan membiarkan Dave memeluk dirinya. Ia merasa detak jantungnya menjadi tidak normal. Keinara juga bisa mendengar kalau detak jantung Dave sama seperti dirinya.

    "Sial, kenapa hanya memeluk Keinara saja juniorku jadi mengeras?" batin Dave mengumpat dalam hatinya.

     Dave berusaha menetralkan hormon dalam tubuhnya yang semakin bergejolak dan tidak bisa diajak kompromi.

     "Sebelumnya aku tidak pernah merasakan hal seperti ini dengan wanita-wanita yang menemaniku saat aku membutuhkan seorang teman untuk sekedar menemaniku mengobrol. Bahkan sedikitpun aku tidak terangsang jika mereka menggodaku, tapi kenapa dengan Keinara berbeda." batin Dave dalam hatinya.

    Keinara juga merasa gelisah, ia ingin bertanya kepada Dave tapi lidahnya keluh.

    "Kei, apa kamu tidak merasakan sesuatu?" tanya Dave berbisik lembut.

    "Hmmm...ada, Ac nya terlalu dingin." jawab Keinara tanpa membuka matanya.

    "Huff, aku pikir dia wanita dewasa mengerti dengan kegelisahanku ini, tapi jawabannya di luar dugaan. Sudahlah sebaiknya aku bawa tidur saja." batin Dave memejamkan matanya.

    Dave mengambil remote AC yang ia letakkan di atas nakas samping tempat tidurnya.

     "Aku akan menurunkan suhunya, apa sudah cukup berkurang dinginnya?" tanya Dave pada Keinara yang sedang bergumul dengan selimutnya.

     "Sudah, terima kasih ya. Dave berapa hari kamu keluar kota? Apa perlu aku menyiapkan pakaian dan juga perlengkapanmu sekarang?" tanya Keinara membuka matanya  yang langsung mendapati Dave di depannya.

    "Kenapa? Apa kamu akan kesepian kalau aku pergi? Atau kamu akan senang karena aku tidak mengganggumu." tanya Dave perlahan membuka matanya melihat Keinara.

    "Aku bertanya kamu berapa hari pergi, Tuan Dave Abimanyu Prayata Salendra?" tanya Keinara gemas.

    "Satu bulan." jawab Dave singkat.

    "Hah! Satu bulan? Dinas apa itu sampai satu bulan?" pekik Keinara membulatkan matanya lebar.

    "Satu hari maksudku. Aku tidak mungkin berada di luar kota selama satu bulan, nanti malah ada yang diam-diam merindukanku." ucap Dave menggoda Keinara.

    "Idih, siapa juga yang merindukanmu, aku sama sekali tidak pernah merindukanmu." jawab Keinara mengelak.

    "Aku tidak ada bilang kalau kamu merindukanku. Oh, atau jangan-jangan kamu memang merindukanku ya, ayo jujur tidak usah malu-malu." ucap Dave mendesak Keinara agar tidak berbohong.

     "Nggak, Dave . Aku tidak merindukanmu. Dari tadi kamu mengajakku tidur, tapi sampai sekarang kamu terus mengajakku bicara!" ucap Keinara dengan nada ketus mengumpat kesal.

     "Baiklah, ayo kita tidur. Tapi sebelum tidur, aku_" cup, Dave mengecup bibir Keinara.

    Keinara membulatkan matanya, ia memegangi bibirnya yang mendapat ciuman tiba-tiba dari Dave.

     "Dave, kamu sadar apa yang baru saja sudah kamu lakukan? Kamu sudah mengambil ciuman pertamaku!" pekik Keinara dengan sorot mata menghunus tajam.

    "Hahaha... kalau begitu kita sama, yang tadi juga ciuman pertamaku. Kalau kamu berisik lagi, aku akan menciummu lebih intens lagi." ucap Dave mengancam Keinara.

    "Memangnya kamu berani melakukannya? Aku jadi merasa tertantang." ucap Keinara berkacak pinggang dengan sebelah tangannya di tempat tidur.

     "Wah, sepertinya kamu sengaja membangkitkan gairahku. Ok, aku akan membuktikannya tapi kamu tidak boleh mengelak." ucap Dave refleks menarik kepala Keinara dan membenamkan bibirnya di bibir ranum milik Keinara. Dave menikmati dan melakukannya dengan sangat lembut.

     Keinara membulatkan matanya mendapat serangan dari Dave. Ia pikir Dave hanya bercanda, tapi ternyata diluar kendalinya. Keinara seakan terhipnotis dengan ciuman lembut dari Dave.

     Tanpa sadar, Keinara membalas ciuman Dave. Bibir mereka saling bertautan tidak ada yang mau mengakhiri. Dalam dan semakin dalam. Dave menindih Keinara tapi bibirnya tidak ia lepaskan. Gairah Dave semakin tidak terkendali, ini pertama kali mereka ciuman tapi ciumannya sangat panas dan menuntut hal lebih.

     Tangan Dave tidak sadar meremas bukit kembar Keinara, sampai ia mendengar desahan yang keluar dari mulut Keinara. Keinara yang sudah tidak bisa berpikir jernih lagi membiarkan Dave mencumbui dirinya yang semakin mengganas.

     Dret! dret! dret!

    Suara dering panggilan ponsel dari salah satu ponsel mereka saat itu juga, membuat mereka tersadar sudah membuat kekacauan di atas tempat tidur. Saling pandang dan mereka berteriak secara bersamaan.

    Keinara menarik selimut menyembunyikan wajahnya yang merona. Dave mengambil ponselnya yang berdering, lalu mengumpat kesal karena Alpha yang menghubunginya telah mengusik kecanduan hatinya dengan Keinara melalui malam ini.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang