TERLAMBAT KE KANTOR

1K 16 0
                                    

        "Aku harus bertindak, Dave tidak boleh bercerai dengan Keinara. Cukup James dan Camila yang bercerai, tapi tidak dengan Dave cucuku satu-satunya." gumam Nenek Nina membolak-balikkan badannya sambil berpikir.

    Di dalam mobil Dave menghubungi Alpha sahabat sekaligus asisten pribadinya.

    "Alpha aku akan terlambat sampai ke kantor, tolong handle pekerjaanku. Aku mau pergi ke suatu tempat." ucap Dave setelah mengatakannya.

     Dave mengakhiri panggilan sepihak tanpa mendapatkan jawaban dari Alpha. Ia tidak tahu kalau Alpha sangat kesal dengannya yang tiba-tiba saja menyuruhnya menghandle semua pekerjaan si Ceo kutub utara.

     "Enaknya jadi Ceo, suka-suka saja. Tapi ya mau bagaimana lagi, kalau bukan suka-suka bukan Dave Abimanyu Prayata Salendra namanya. Seorang Alpha sudah terbiasa dari pada tidak dapat cuan, nanti kalau tidak dituruti keluar kata-kata pecat. Tapi bukannya tugas asisten pribadi itu menghandle semua pekerjaan atasannya ya?" gerutu Alpha merutuki kekonyolannya sambil terkekeh.

     Dave berhenti di toko bunga langganannya. Setiap bulan ia selalu menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Papi dan Maminya meskipun dia sangat membenci Papinya, tapi ia tidak bisa memungkiri kalau dalam hati kecilnya ia sangat menyayangi Papinya.

    "Bu seperti biasa ya." ucap Dave memberi isyarat kepada pemilik toko bunga.

     "Ok, ibu buatkan dulu ya." ucap pemilik toko yang sudah sangat hapal pesanan Dave jika datang ke tokonya.

    Sekitar lima menit kemudian pemilik toko memberikan pesanan Dave. Dave pun mengeluarkan uang berwarna merah dan menyerahkannya kepada pemilik toko.

    Dave selalu memberikan uang lebih karena ia tidak mengharapkan pujian dari pemilik toko bunga melainkan untuk berbagi. Karena berbagi kepada orang lain tidak akan menghabiskan hartanya.

     Sementara di tempat lain, Keinara yang terlihat baru sampai di kantor Lexie Group setelah perjalanan 45 menit dari rumah Dave ke perusahaannya. Ia terjebak macet dan menyebabkannya terlambat sampai di kantor. Semua karyawan di perusahaannya sudah memulai bekerja masing-masing.

    Selama menjabat sebagai Ceo selain terkenal tegas, Keinara juga terkenal di siplin dengan waktu. Ia tidak pernah terlambat sampai di kantor, tetapi hari ini seakan mencetak sejarah baginya.

    "Sial! Ini semua gara-gara, Dave. Aku jadi terlambat sampai di kantor." gumam Keinara kesal yang masih berada di dalam mobil sedan mewah miliknya.

    Ia pun keluar setelah selesai merapikan penampilannya. Jonathan asisten pribadinya dari tadi menghubunginya namun tidak diangkat karena ponselnya di silent. Membuat pria yang sudah 2 tahun ini bekerja sebagai asisten pribadinya menjadi semakin khawatir karena mencemaskan bosnya yang belum juga kunjung datang ke kantor.

    "Tidak biasanya, Bu Keinara tidak mengangkat panggilan dariku apalagi terlambat seperti ini. Kemana dia? Bahkan selama aku bekerja dengannya, aku belum pernah melihat dia terlambat." guman Jonathan mengerutkan keningnya menerka-nerka dengan wajah kebingungan.

    Di lobby, para karyawan melihat Keinara baru saja sampai di perusahaan. Mereka semua bertanya-tanya, namun tidak berani bertanya. Keinara menyadarkan kalau karyawannya sedang memperhatikannya, ia pun menghentikan langkahnya memberi ultimatum.

     "Tidak usah melihat saya seperti itu. Kalian disini di gaji untuk bekerja, jadi tidak usah menggosip hal yang tidak penting." ucap Keinara dengan tegas.

    Para karyawan tadi pun menundukkan wajah dan kembali mengerjakan pekerjaan mereka.

    Keinara masuk ke dalam lift khusus untuk Ceo. Ia menekan angka 7 karena kantornya berada di lantai 7. Keinara membuka pintu ruangannya, Jonathan dikagetkan dengan kedatangan Keinara.

    "Selamat pagi, bu." sapa Jonathan dengan ramah.

    Bahkan Jonathan sendiri tidak berani bertanya kenapa bosnya itu datang terlambat. Ia pun menjawab dengan cepat.

    "Sudah, Bu. Ini semua berkasnya." ucap Jonathan sambil menyerahkan semua berkas yang sudah di siapkan.

    Di tempat lain, Dave duduk diantara dua makam orang tuanya.

    "Mi, Pi. Dave sekarang sudah menikah, maaf jika baru hari ini Dave memberitahu kalian. Tetapi, Dave tidak mencintai gadis itu, Mi. Dave tidak tahu sampai kapan pernikahan ini bertahan." ucap Dave menundukkan wajahnya, ia tidak menangis tetapi hanya sedih. Dave bukan laki-laki yang gampang mengeluarkan air mata.

    Mungkin karena dulu waktu masih kecil ia sudah banyak menangis karena selalu melihat Maminya di sakiti oleh Papinya.

    Dave kembali ke kantornya karena ia sudah hampir satu jam di pemakaman Mami dan Papinya.

    Dave mengendarai mobilnya dengan santai tidak peduli mau sampai jam berapa dia sampai di kantor karena sudah ada Alpha yang menghandle pekerjaannya.

    Saat mobilnya berhenti di lampu merah, ia melihat seorang gadis membawa amplop coklat yang dipeluk menyeberang jalan tepat dari depan mobilnya. Dave memperhatikan gadis itu mencoba mengingatnya.

    "Gadis itu? Siapa ya? Wajahnya tidak asing bagiku, tapi aku benar-benar tidak tahu siapa." gumam Dave sambil memandangi punggung gadis itu yang sudah mulai menjauh.

    "Kenapa juga aku harus penasaran dengan gadis tadi? Aku sama sekali tidak mengenalnya, ada apa denganku?" gumam Dave sambil membuang napasnya dengan keras.

    Suara klakson mobil membuyarkan lamunannya, ia pun dengan cepat melajukan mobilnya sebelum suara klakson mobil di belakangnya kembali bersuara.

    Dave menekan pedal gas mobilnya karena lampu merah sudah berubah menjadi hijau. Entah apa yang membuatnya bisa salah arah. Seharusnya ia belok ke kanan, tapi malah lurus.

    "Perasaan aku sudah lama di perjalanan, tapi kenapa belum sampai juga di kantor?" ucap Dave melihat jalanan di depannya, alangkah terkejutnya dia sudah jauh dari lokasi letak kantornya.

    Dave menepuk jidatnya dan menghentikan mobilnya hendak memutar arah.

    "Astaga kenapa aku bisa sampai disini? Dave apa yang sedang kamu pikirkan sampai jalan ke kantormu saja kamu lupa?" tanya Dave pada dirinya sendiri.

    Ia tidak tahu kalau tempatnya berhenti tepat di depan perusahaan Lexie Group. Dave mengurungkan niatnya untuk putar arah karena melihat seseorang yang membuatnya tertarik untuk mengikutinya.

    "Ngapain si beruang betina kutub di sini? Terus, laki-laki yang sedang bersamanya itu siapa? Dan mereka mau kemana?" tanya Dave dalam hati, matanya terus mengikuti kemana Keinara dan laki-laki yang sedang bersamanya pergi.

    "Jadi ini kantor Lexie Group? Pantas saja dia disini. Ok, aku akan coba ikuti dia." gumam Dave menjalankan mobilnya mengikuti mobil di depannya.

    Dave mengikuti Keinara bukan karena penasaran kemana dia akan pergi, tapi lebih tepatnya rasa penasarannya kepada laki-laki yang sedang bersama Keinara.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang