AKHIR BAHAGIA

1.6K 18 4
                                    

      "Sayang, bagaimana keadaanmu sekarang?" tanya Kumala perhatian kepada putri kesayangannya.

     "Sedikit pusing, Mi. Aku mau menggendong anakku di mana dia sekarang?" tanya Keinara tidak sabar ingin segera menimang bayinya.

     Dave segera menyuruh perawat yang berada di sana untuk mengantar bayinya ke ruang inap Keinara. Tidak membutuhkan waktu lama, perawat sudah datang kembali menggendong bayi Keinara dan Dave.

     "Ini pak, bayinya." ucap perawat memberikan bayi dalam gendongannya kepada Dave.

     "Terima kasih ya, Suster." jawab Dave senang mengambil bayinya yang telah di berikan suster padanya dan sekarang sudah berada digendongannya.

    "Anak Mami, sini sayang." ucap Keinara tidak sabar ingin menggendong anaknya.

     "Mami kamu sudah tidak sabar ingin menggendong kamu, Nak. Kamu di gendong sama Mami dulu ya." ucap Dave berjalan melangkah mendekati brankar Keinara, sambil ia memberikan bayinya kepada Keinara.

    Kebahagiaan di ruangan itu pun terasa lengkap. Beberapa teman relasi bisnis maupun rekan kerja dan juga karyawan Keinara dan Dave datang menjenguk Keinara di rumah sakit, salah satunya asisten pribadi sekaligus sahabatnya Jonathan yang menjenguknya sendirian.

    Tidak berapa lama Alpha asisten pribadi sekaligus sahabat Dave juga datang menjenguknya bersama Jovanka.

    Di raut wajah Jonathan ada terlihat kekecewaan karena gadis yang menjadi incarannya sangat akrab dengan Alpha.

     Keinara yang sejak tadi memperhatikan Jonathan, bisa melihat perubahan pada wajah Jonathan yang langsung terlihat diam.

      "Apakah saat ini Jonathan sedang cemburu? tanya Keinara dalam hati.

      "Sayang, bisa ke sini sebentar?"  tanya Keinara yang menyuruh Dave untuk mendekat.

    "Kamu perhatikan wajah Jonathan, sepertinya dia cemburu melihat kedekatan antara Alpha dan Jovanka. Kamu tidak punya ide agar Jonathan dan Jovanka bisa lebih dekat lagi?" tanya Keinara berbisik lirih di telinga Dave.

      "Kamu mau apa aku melakukan kepada mereka, sayang?" tanya Dave balik mengeryitkan keningnya.

     "Kamu kok malah bertanya balik sih, sayang? Aku minta pendapat kamu." ucap Keinara menautkan kedua alisnya.

    "Ya sudah aku akan mencobanya." jawab Dave singkat.

    "Jovanka, Jonathan aku boleh minta tolong pada kalian?" tanya Dave yang tidak kehabisan akal untuk mendekati dua sahabat mereka langsung, bukan Dave namanya kalau sampai tidak berhasil.

    "Memang pak bos mau minta di tolongin apa?" tanya Jovanka berjalan melangkah mendekat yang dari tadi hanya berdiri di samping Alpha.

     "Aku lapar, bisa kalian belikan aku makan di luar?" tanya Dave memegang perutnya yang sejak tadi menahan rasa lapar.

     "Tumben sekali pak bos tidak menyuruhku, biasanya juga aku yang selalu di repotkan." ucap Alpha ketus dengan wajah cemberut.

      "Karena hari ini aku sedang berbaik hati padamu. Aku mau kamu tetap di sini menemaniku, kita membahas pekerjaan yang selama dua minggu sudah aku titipkan padamu. Biar Jonathan dan Jovanka yang pergi membeli makanan untukku." jawab Dave tegas sambil menepuk bahu Alpha pelan.

      "Ehem... ya sudah, aku akan membeli makan untukmu sendiri saja, katakan saja kamu mau makan apa." ucap Jovanka yang tidak enak pada Alpha.

     "Kamu tidak boleh pergi sendirian, kamu harus di temani Jonathan. Ya sudah, cepat pergi sana cacing dalam perutku sudah berteriak minta makan." perintah Dave tidak sabar karena dia ingin segera menikmati makannya.

     Jonathan terlihat gugup karena baru kali ini dia pergi berdua dengan Jovanka.

      "Jonathan kenapa diam saja? Kamu tidak mau menemani, Jovanka mencari makan?" tanya Keinara membujuk membulatkan matanya lebar menatap ke arah Jonathan yang berdiri mematung.

     "Mau kok, ya sudah kami pergi dulu." jawab Jonathan cepat dengan cengiran kudanya.

     Jonathan dan Jovanka pun keluar dari ruang perawatan Keinara. Di dalam mobil hanya tercipta keheningan hanya ada suara deru mesin mobil dan suara klakson dari beberapa pengendara lainnya yang sudah mulai memadati jalanan di Jakarta.

     Jonathan melihat Jovanka yang sedang asik sendirian memainkan ponselnya. Sudah hampir lima belas menit mereka berkeliling, tapi Jovanka belum mengatakan mau membeli makanan apa untuk Dave.

     "Jovanka, sebenarnya kita mau beli makan di mana?" tanya Jonathan yang akhirnya membuka suaranya terlebih dulu.

     "Astaga, untung saja kamu mengingatkanku. Dave itu suka makanan di rumah makan bu Ami. Tapi tempatnya lumayan jauh dari sini, kamu mau mengantarkan aku ke sana bukan?" tanya Jovanka meminta.

     "Dengan senang hati aku mau mengantarkanmu ke sana, tapi aku baru tahu seorang Dave mau makan di rumah makan pinggir jalan. Secara dia itu seorang Ceo, jarang lho ada orang seperti dia." ucap Jonathan memuji Dave di hadapan Jovanka yang kembali fokus pada jalanan.

    "Ya itulah, Dave. meskipun dia orang yang sangat kaya raya, tapi Dave tidak malu makan di pinggir jalan. Kalau kamu bagaimana malu makan di pinggir jalan?" tanya Jovanka menyelidik melirik Jonathan yang sibuk di belakang kemudi setirnya.

     "Aku juga sama saja seperti Dave, tidak malu makan di warung pinggir jalan. Yang terpenting menu makanannya enak dan beragam, banyak pilihannya jadi kita tidak bosan makan di pinggir jalan." ucap Jonathan tersenyum menatap wajah Jovanka yang duduk di jok samping kemudinya.

     Ya begitulah, suasana obrolan di dalam mobil antara Jovanka dan Jonathan yang sama-sama masih canggung. Tak terasa mereka pun sampai di rumah makan sederhana milik bu Ami langganan Dave. mereka membeli makanan untuk Dave dan juga untuk mereka, di rumah makan bu Ami. Bu Ami menyiapkan pesanan Jovanka dan menyerahkan paper bag berisi makanan kesukaan Dave.

     "Ini Neng, pesanannya." ucap bu Ami tersenyum sambil memberikan paper bag pada Jovanka. Ia segera membayar pesanannya menyerahkan selembar uang kertas berwarna merah pada bu Ami.

     "Terima kasih bu Ami, kembaliannya ambil saja buat bu Ami. pesan bos saya titip salam buat ibu." ucap Jovanka tersenyum menerima paper bag yang berisi makanan untuk Dave.

       Selesainya mereka membelikan makan untuk Dave, Jovanka dan Jonathan bergegas berjalan melangkah keluar meninggalkan rumah makan sederhana milik bu Ami. Jonathan pun melajukan mobilnya membelah jalanan Jakarta dengan kecepatan sedang menuju rumah sakit.

                                  
                                    *** TAMAT ***


Terima kasih sudah membaca dan menyukai novel karya aku ini, jangan lupa baca juga novel karya aku yang lainnya📌 Semoga bisa menghibur kalian semua 🤗 sampai jumpa di karya novel aku selanjutnya🥰❤️

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang