SESAL DATANG TERLAMBAT

743 16 0
                                    

       "Ada apa Alpha? kamu mengangguku saja."  pekik Dave dari balik telpon genggamnya.

    "Aku hanya mau mengingatkan kalau besok ada meeting di luar kota. Aku akan menjemputmu, maaf kalau sudah mengganggu tidurmu." balas Alpha dari seberang telpon genggamnya.

     "Tidak perlu kamu ingatkan lagi, aku sudah ingat!" kata Dave langsung mematikan sambungan telponnya sepihak.

    Dave melihat Keinara yang bersembunyi di balik selimut.

   "Hampir saja tadi aku lepas kendali, kalau tadi Alpha tidak menghubungiku mungkin saja sekarang aku dan Keinara sudah tidak memakai sehelai benang apapun dan terjadilah hal yang kuinginkan." batin Dave sambil tersenyum tipis.

    "Apa? Tadiku bilang menginginkan? Astaga, kenapa aku sekarang jadi pria mesum begini? Aku dan Keinara sudah membuat kesepakatan untuk tidak saling menyentuh, kenapa kami berdua saling melanggar kesepakatan itu, dan tadi Keinara juga begitu menikmatinya. Aduh otak kami ini sudah tidak bekerja dengan normal lagi." gumam Dave menyesali sikapnya yang sudah menyerang Keinara terlebih dahulu.

    Dave turun dari tempat tidurnya pergi ke kamar mandi membasuh wajahnya.

    Keinara baru membuka selimutnya setelah merasa Dave sudah tidak ada lagi di tempat tidur.

    "Hufh! Aku baru saja bisa bernapas dengan lega, kenapa tadi aku tidak bisa menolak, Dave menciumku? Aku malah membiarkannya mencium bibirku, apa sebenarnya yang sudah ada dalam otakku ini?" gumam Keinara merutuki dirinya.

    "Aku butuh air untuk menetralkan pikiranku yang tidak sinkron ini." batin Keinara bergegas ia turun dari tempat tidurnya berjalan melangkah keluar dari kamarnya. Ia pun pergi ke dapur mengambil air minum, di dapur ia menghabiskan segelas air minum hingga tandas.

    Keinara kembali ke kamar tidurnya, ia mengambil bantal dan membawanya ke sofa. Dave masih di kamar mandi menyelesaikan aktivitasnya yang tertunda.

    Keinara sudah tertidur pulas di sofa yang berada di kamar tidurnya.

   "Kenapa dia malah tidur di situ? Apa dia marah padaku?" gumam Dave. Ia sudah merasa bersalah karena sudah membuat Keinara marah dan salah paham. Keinara pasti berpikir kalau dia sudah memanfaatkan kesempatan yang ada, pikir Dave.

    Dave membiarkan Keinara tidur di sofa, dan berencana akan minta maaf besok pagi.

    Pagi hari Keinara terbangun, ia mengerjap-ngerjapkan kedua matanya. Bias matahari masuk ke dalam celah jendela kamar tidurnya. Keinara meregangkan sesaat otot-otot tubuhnya yang kaku.

     "Sepertinya aku perlu olahraga, sudah lama aku tidak olahraga pagi." gumam Keinara mengambil handuk kecil di lemari pakaiannya dan ia pun bergegas keluar rumah berlari mengelilingi taman komplek beberapa putaran.

    Dave baru saja menyelesaikan aktivitas mandinya di kamar mandi. Ia tidak melihat Keinara ada di kamar tidur lagi.

     "Tadi masih tidur di sini, sekarang udah nggak ada. Ke mana perginya tuh anak? Padahal aku tadi mau minta maaf kalau dia bangun. Ah sudahlah, sebaiknya aku siap-siap sekarang. Sebentar lagi Alpha akan sampai di sini menjemputku." gumam Dave sambil merapikan pakaian kerjanya di depan cermin.

    Di taman Keinara sedang duduk di kursi panjang berwarna putih mengatur napasnya. Meneguk air mineral yang tadi sempat ia bawa dari rumah.

    "Apakah, Dave sudah berangkat atau belum? Aku belum siap bertemu dengannya, kejadian semalam membuatku malu melihat wajahnya." gumam Keinara meneguk kembali air mineral yang ia pegang di tangannya hingga tandas.

    Jam delapan lewat Keinara kembali memutuskan pulang ke rumah, karena ia berpikir Dave sudah berangkat. Keinara berlari kecil agar ia cepat sampai di rumah.

     Di dalam mobil yang baru saja keluar dari gerbang, Dave melihat Keinara yang baru saja pulang olahraga.

     "Pak bos, apa tidak pamit dengan Keinara?" tanya Alpha mengurangi kecepatan mobilnya pelan.

     "Berhentikan mobilnya." perintah Dave tegas.
    Keinara mengerutkan keningnya melihat mobil yang berhenti di depannya. Ia terkejut melihat Dave yang keluar dan berjalan mendekatinya. Keinara membuang muka karena ia belum siap bertemu dengan Dave.

     "Keinara aku mau berangkat ke Bandung. Sebelum berangkat aku ingin minta maaf atas kejadian semalam. Apa yang terjadi semalam, anggap saja tidak pernah terjadi di antara kita. Aku pamit ya, selama aku pergi kamu jangan lupa minum obat dan banyak istirahat, aku tidak mau kamu sakit lagi." pamit Dave, setelah mengatakan permintaan maafnya, Dave kembali masuk ke dalam mobil.

    Alpha yang melihat barusan senyum-senyum membuat Dave curiga.

     "Apa yang kamu pikirkan?" tanya Dave menautkan kedua alisnya menatap Alpha yang berada di depan kemudi setirnya.

     "Dave, emang apa yang terjadi semalam makanya kamu minta maaf kepada, Keinara?" ucap Alpha balik bertanya.

     "Aku bertanya, kamu bertanya, terus siapa yang akan menjawab?" tanya Dave kesal dengan sorot mata tajam.

    "Kamu duluan." jawab Alpha singkat.

    "Biasalah masalah tempat tidur. Semalam aku lepas kontrol, aku mencium Keinara dengan intens dan ternyata Keinara juga tidak menolaknya." ucap Dave menjelaskan.

     "Hanya ciuman saja? Tidak ada yang lain, begitu?" tanya Alpha semakin tertarik mendengar cerita Dave.

      "Iya, hanya ciuman saja. Aku tidak mungkin melakukan hal diluar batas." jawab Dave menatap jalanan di depannya tanpa memalingkan wajahnya ke samping.

     "Astaga, kenapa kamu tidak memanfaatkannya, Dave. Keinara tidak menolaknya itu artinya dia sudah siap menyerahkan tubuhnya untukmu. Apa perlu aku ajari lagi bagaimana cara melakukannya?" tanya Alpha kesal, ia kesal karena sahabatnya tidak sepintar dirinya dalam hal urusan ranjang.

     "Kenapa juga jadi kamu yang kesal?" tanya Dave mengerutkan keningnya.

      "Ya kesal saja, mangsa sudah di depan mata tapi kamu tidak menerkamnya langsung, sangat di sayangkan sekali. Kalau aku berada di posisimu tidak akan aku kasih kendor." ucap Alpha kembali fokus pada kemudi setirnya.

     "Hahaha... sayangnya aku tidak sebejat dirimu. Aku tidak mau memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Sekarang kamu fokus menyetir saja, kita harus sampai di Bandung tepat waktu. Jangan sampai membuat klien kecewa.

     Sementara di rumah, Keinara masuk ke dalam kamar. Ia menangis sambil membersihkan bibirnya dengan tisu.

     "Keinara, sekarang kamu sudah tahu siapa suamimu itu. Sampai kapan pun kamu tidak bisa mendapatkan hatinya. Jadi, urungkan niatmu untuk membuka hati padanya. Seharusnya kamu menolak ciuman itu, tapi kamu malah membiarkan bibir, Dave menikmatimu dan kamu juga membiarkannya menyentuh dadamu. Sekarang kamu sudah seperti wanita murahan diluar sana yang begitu gampangnya menyerahkan tubuhmu untuk dinikmati orang lain." batin Keinara dalam hatinya, ia membiarkan air matanya jatuh mengalir deras.

     "Aku membencimu Dave, sangat membencimu. Kamu sudah memporak-porandakan perasaanku, dasar laki-laki brengsek."  teriak Keinara dalam hati.

     Keinara menjatuhkan dirinya di lantai menangisi kejadian semalam. Perkataan Dave yang menyuruhnya melupakan kejadian semalam membuatnya sangat kecewa.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang