KALI KEDUA

643 10 0
                                    


     Hatinya kembali tersakiti untuk kedua kalinya oleh laki-laki. Keinara menghapus air matanya dengan kasar.

     "Mulai sekarang, aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti diriku lagi. Laki-laki itu semua sama, seperti yang dikatakan Dave tadi. Aku harus melupakan kejadian semalam dan menganggap itu tidak pernah terjadi diantara kami. Keinara, hapus air matamu tidak perlu menangisi apa yang tidak pantas untuk kamu tangisi." gumam Keinara membentengi hatinya untuk Dave.

    Ia tidak ingin berlama-lama di dalam kamar, ia merasa sudah sehat. Ia pergi menuju kamar mandi masuk ke dalam bathtube berendam untuk merilekskan tubuhnya sebentar, lalu membersihkan dirinya setelahnya ia bersiap-siap berangkat ke kantor.

    Keinara tidak melihat Nenek Nina ada di rumah, jadi ia pergi begitu saja menggunakan taksi online. Niatnya mau ke kantor tapi pikirannya sedang kacau.

    "Pak kita ke alamat ini." perintah Keinara memberikan alamat apartemen yang baru saja ia beli tanpa sepengetahuan orang tuanya kepada sopir taksi online. Hanya Jonathan asisten pribadinya yang tahu apartemen itu.

    "Baik, bu." jawab sopir taksi online dengan ramah.

    Dua puluh lima menit kemudian, sopir taksi sampai di alamat yang Keinara berikan.

     "Sudah sampai, Bu." ucap sopir taksi lagi.

    "Oh, iya. Ini ongkosnya pak, kembaliannya ambil saja." ucap Keinara memberikan tiga lembar uang seratus ribu kepada sopir taksi.

     "Terima kasih, Bu." ucap sopir taksi menerima uang dari Keinara dengan senyuman tulus.

     "Sama-sama Pak." jawab Keinara keluar dari taksi lalu masuk ke gedung apartemen. Apartemen yang Keinara beli berada di lantai atas sehingga ia bisa melihat pemandangan seluruh kota Jakarta.

     "Di sini aku bisa menenangkan pikiranku. Sepertinya untuk beberapa hari ke depan aku bisa tinggal sementara di apartemen ini." gumam Keinara menjatuhkan bokongnya duduk di sofa.

     Dave dan Alpha sampai di Jakarta sudah larut malam. Dave menyuruh Alpha untuk mengantarkan dirinya ke apartemen saja, karena ia tidak mau membuat orang di rumahnya terganggu karena kedatangannya yang sudah larut malam. Dan ia juga menghindar tidak ingin bertemu dengan Keinara, karena ia takut kejadian semalam terulang lagi.

     "Alpha malam ini aku mau tidur di apartemen saja, tolong antar ya dan besok pagi jemput aku lagi di sini." perintah Dave yang duduk menyandarkan tubuhnya di jok mobil samping Alpha asisten pribadinya.

     "Ok, kamu sudah bilang sama Keinara dan Nenek Nina kalau kamu tidak pulang ke rumah, kalau belum sebaiknya kamu kasih tahu dulu, jangan membuat mereka khawatir." ucap Alpha mengingatkan.

     "Aku akan mengabari Nenek kalau sudah sampai di apartemen. Aku lelah dan sangat mengantuk sekali." ucap Dave  membuang napas panjangnya.

    "Ya sudah terserah kamu saja. Aku juga sudah mengantuk sekali." jawab Alpha tetap fokus pada kemudi setirnya.

     Dari bandara Internasional Soekarno-Hatta Jakarta hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam saja untuk sampai di apartemen milik Dave.

     "Alpha terima kasih ya sudah mengantarku. Kamu hati-hati di jalan, jangan mampir ke mana-mana lagi. Mengertikan apa maksudku?" ucap Dave mengedipkan matanya.

    "Iya aku langsung pulang, bye." pamit Alpha melajukan mobilnya meninggalkan apartemen Dave.

     Dave masuk ke dalam apartemen menaiki lift menuju lantai atas. Sesampainya di lantai atas apartemennya, ia langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur tanpa membersihkan dirinya terlebih dahulu. Tidak membutuhkan waktu lama, Dave tertidur dengan lelap. Ia benar-benar sangat lelah sehingga ia langsung tertidur.

     Keinara merasa perutnya lapar karena dari pagi belum ada makanan masuk ke dalam perutnya. Keinara membuka kulkas hanya ada pasta untuk diolah.

     "Dari pada kelaparan, lebih baik aku masak pasta ini saja." gumam Keinara, semua bahan-bahannya sudah ia siapkan tinggal memasak saja.

    Sementara di rumah kediaman Salendra, Nenek Nina terus menghubungi Dave. Ia juga baru pulang jam sepuluh malam dari rumah temannya yang sedang mengadakan acara. Nenek Nina tidak tahu kalau Keinara tidak ada di rumah, ia berpikir kalau Keinara sudah tidur di kamarnya.. Jam sudah menunjukkan pukul satu malam, Dave belum sampai di rumah membuat Nenek Nina sangat khawatir.

     Ia ingin membangunkan Keinara, tapi ia urungkan niatnya.

    "Dave ini ke mana sih, katanya tadi pagi akan pulang hari ini tapi di hubungi nggak diangkat. Aku jadi sangat khawatir, oh ya kenapa aku tidak menghubungi Alpha saja. Tadi bukannya Dave pergi dengan Alpha." gumam Nenek Nina langsung menghubungi Alpha, tapi ponsel Alpha tidak aktif membuat Nenek Nina semakin khawatir.

     "Lebih baik aku meminta tolong sama Danang saja. Dia pasti bisa mencaritahu di mana, Dave sekarang." gumam Nenek Nina lagi, ia mengambil ponselnya menghubungi Danang orang suruhannya.

     Matahari sudah kembali menampakkan sinarnya. Dave mengerjapkan kedua matanya karena cahaya matahari masuk ke dalam celah jendela kamar apartemennya.

     "Astaga, ternyata sudah pagi semalam aku sangat lelah sekali jadi tidak sempat memberitahu kepada, Nenek kalau aku menginap di apartemen. Nenek pasti sangat mengkhawatirkanku lebih baik aku hubungi Nenek sekarang." gumam Dave mengambil ponselnya, ia melihat ada lima belas panggilan tak terjawab dan beberapa pesan WhatsApp masuk ke ponselnya, semuanya dari Neneknya.

     "Tuh, benar. Nenek pasti khawatir." batin Dave , ia segera menekan nomor ponsel Nenek Nina.
    Nenek Nina langsung mengangkatnya dan langsung memaki Dave.

       "Dasar kamu ya, senang sekali membuat Nenek khawatir. Nenek tidak bisa tidur tenang semalam karena sangat mengkhawatirkanmu, Dave. Kamu dimana sekarang?" kata Nenek Nina memarahi Dave dari balik telpon genggamnya.

    "Hehehe... maaf Nek, semalam Dave ketiduran jadi lupa mengabari Nenek. Dave menginap di apartemen Nek, semalam sampai Jakarta sudah larut malam jadi Dave menyuruh Alpha mengantarkan Dave ke apartemen. Oh ya Nek, apa Keinara sudah bangun?" tanya Dave dari balik ponselnya.

    "Sepertinya belum, dia belum bangun dan keluar dari kamarnya. Lain kali kamu harus mengabari Nenek, jangan seperti ini lagi. Ya sudah, Nenek mau ke belakang dulu." pamit Nenek Nina mengakhiri panggilan telponnya.

    "Keinara kenapa belum bangun, tumben biasanya jam lima sudah bangun." gumam Dave, ia pergi berjalan melangkah menuju balkon kamar apartemennya untuk menghirup udara pagi, merentangkan kedua tangannya menghirup dalam-dalam udara pagi.

    Keinara yang juga sedang meregangkan otot-ototnya di balkon kamar apartemennya melihat sosok Dave di samping apartemennya tersebut.

    "Astaga, kenapa aku malah melihat bayangan Dave ada di sini? Semalam aku berusaha menghilangkan, Dave dari pikiranku. Tapi pagi ini aku berhalusinasi. Sadarlah, Keinara." batin Keinara dalam hati, ia memejamkan matanya berharap ia tidak mengingat Dave lagi.

      Dave masuk ke dalam kamar mandi apartemen, mengguyur tubuhnya dengan air hangat. Tubuhnya kembali rileks dan siap melakukan aktivitas pagi.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang