TEGURAN UNTUK DAVE

784 20 0
                                    

       "Oh sepupunya. Tidak ada yang perlu di khawatirkan, hanya dibagian bahunya saja sedikit memar dan sekarang dia sudah sadar. Kalau mau melihatnya sudah boleh dan dia juga sudah boleh pulang." ucap dokter menjelaskan dengan panjang.

      "Syukurlah, kalau begitu saya mau melihatnya dokter." ucap Dave bergegas masuk menemui Keinara.

      "Kamu tidak apa-apa?" tanya Dave langsung setelah ia masuk yang membuat Keinara enggan untuk menjawabnya.

      "Kalau di tanya ya, dijawab jangan diam saja." ucap Dave kesal.

        "Kamu punya mata untuk melihat bukan? Haruskah aku menjelaskan lagi kalau aku sedang tidak baik-baik saja." jawab Keinara ketus tanpa melihat wajah Dave.

       "Bukannya berterima kasih sudah di tolong malah marah-marah. Nggak bapak nggak anak sama saja sifatnya! sama-sama menyebalkan. Kalau tadi aku tidak ada di tempatmu di keroyok, mungkin kamu tidak terbaring di sini, tapi di rumah di tutupi dengan kain kafan. Sesekali kamu harus belajar berterima kasih kepada aku jangan tahunya hanya marah saja." ucap Dave kesal dengan sikap Keinara yang menyebalkan tidak tahu berterima kasih.

       "Aku tidak menyuruhmu untuk menolongku! Tidak ada kamu aku pasti bisa mengalahkan mereka." jawab Keinara datar.

      "Nggak usah sok jadi wonder woman, kamu tetap tidak bisa melawan mereka sendirian. Aku menolongmu karena aku punya rasa kemanusiaan. Siapa pun yang ada di posisimu pasti akan aku tolong. Sebentar lagi orang tuamu akan datang ke sini jadi persiapkan telingamu mulai dari sekarang!" ucap Dave tersenyum tipis menatap wajah Keinara yang ada di hadapannya.

       Keinara sadar ia memang tidak bisa melawan musuhnya tadi sendirian. Rasa gengsinya membuat dirinya enggan untuk berterima kasih kepada Dave. Ia tidak mau Dave menganggapnya wanita lemah, ia ingin menunjukkan kepada Dave kalau dirinya wanita yang kuat.

       "Kenapa kamu memberitahu, Papi dan Mamiku? kamu tahu kalau, Papiku sedang tidak sehat. Papi pasti syok mendengar aku masuk rumah sakit." ucap Keinara menegur Dave.

      "Jadi siapa yang harus aku kasih tahu? Asisten pribadimu itu?" tanya Dave bingung dengan sikap Keinara.

     "Iya, seharusnya kamu beritahu dia saja." jawab Keinara dengan wajah cemberut.

      "Ya sudah, berikan nomor ponselnya biar aku menyuruhnya datang ke sini untuk menjaga kamu." ucap Dave memberikan saran.

      "Tidak perlu, biar aku saja yang memberitahunya, ponselku mana?" ucap Keinara mencari-cari keberadaan ponselnya.

      "Ponselmu ada di dalam mobilmu. Pakai ponselku saja." ucap Dave menawarkan, dia memberikan ponselnya kepada Keinara.

      "Percuma, aku tidak tahu nomornya. Astaga, aku baru ingat kalau aku ada janji dengan temanku di coffee shop, tolong antar aku ke sana. Elsa pasti sudah menungguku sangat lama." ucap Keinara turun dari brankarnya, namun tangannya terhalang jarum infus yang menancap di tangannya.

      "Kamu sudah gila? dalam kondisi seperti ini kamu masih mau pergi ke coffee shop? Tidak bisa! Kamu harus tetap berada di sini sampai orang tuamu datang, cepat naik!" ucap Dave tegas.

     "Siapa kamu melarangku untuk pergi?" jawab Keinara ketus.

      "Kamu lupa aku siapa? Atau kamu memang sudah lupa ingatan? Apa perlu aku ingatkan sekali lagi kalau aku adalah suamimu yang sudah menikahimu seminggu yang lalu! Masih tidak ingat juga?" ucap Dave mencondongkan dadanya sambil berjalan melangkah perlahan mendekati Keinara.

     "Mau apa kamu?" pekik Keinara berjalan melangkah memundurkan badannya beberapa centi.

     "Mau menjitak kepalamu yang sangat keras itu!" ucap Dave menyentil kepala Keinara dengan pelan.

     "Kamu!" pekik Keinara dengan sorot mata tajam. Pandangan mereka kembali bertemu.

     "Masih mau lagi, sini biar aku buat lembek kepalamu." ucap Dave tersenyum menyeringai.

      "Hei, apa yang kamu lakukan kepada anakku?" tegur Nayaka yang baru saja datang.

     "Papi, Mami." sapa Keinara yang melihat kedatangan kedua orang tuanya.

      "Apa yang sakit, Nak? Kenapa kamu bisa di keroyok sama geng motor itu? Setahu, Papi dan Mami kamu tidak punya musuh." ucap Kumala menunjukkan rasa kekhawatirannya sebagai seorang ibu.

      "Iya, Keinara apa yang dikatakan, Mamimu itu benar. Kami tidak pernah mendengarmu punya musuh." ucap Nayaka menambahkan perkataan Kumala.

    Tidak ada yang menghiraukan Dave di sana. Dave mengangkat bahunya acuh, ia ingin keluar dari kamar itu tapi rasanya tidak sopan jika tidak permisi.

     "Mungkin mereka mau merampok Keinara, Mi, Pi. Kita tidak tahu jaman sekarang ini banyak orang memanfaatkan situasi. Keinara janji akan lebih hati-hati lagi, Papi dan Mami tidak perlu khawatir lagi ya, yang penting sekarang, Keinara baik-baik saja." ucap Keinara tersenyum lebar.

      "Kamu punya suami tidak berguna. Suami macam apa itu tidak bisa menjaga istrinya, lebih bagus kamu tidak punya suami." ucap Nayaka dengan sengaja menyindir, ia tahu kalau Dave masih ada di sana dan ingin melihat reaksi Dave seperti apa setelah mendengar sindirannya.

     "Pi, tadi yang menolong Keinara itu adalah, Dave. Jadi, Papi tidak perlu menyindirnya seperti itu. Kalau tadi tidak ada Dave mungkin saja Keinara sudah tidak ada lagi, tapi untungnya, Dave datang tepat waktu." ucap Keinara membela Dave di depan kedua orang tuanya.

      Keinara melakukan itu agar kedua orang tuanya tidak curigai mereka, kalau mereka sudah melakukan pernikahan terpaksa.

     "Memang sudah seharusnya seorang suami melindungi istrinya. Tapi kamu harus tetap berterima kasih kepada suamimu. Meskipun, Mami tidak menyukai Dave tapi Dave adalah suamimu laki-laki yang kamu cintai. Mami akan belajar untuk menerimanya sebagai menantu di rumah kita." ucap Kumala menasehati Keinara dan berlapang dada untuk bisa menerima Dave sebagai menantunya.

     Awalnya Kumala tidak menyukai Dave yang menjadi suami Keinara.  Karena mereka sebagai orang tua sudah punya pilihan calon suami untuk dinikahkan dengan Keinara. Namun Keinara lebih memilih Dave dari pada laki-laki pilihan mereka. Kumala pun menyadari kalau ia tidak boleh egois menjadi orang tua. Berbeda dengan Nayaka yang belum bisa menerima Dave sebagai menantunya karena dendam di masa lalu dengan orang tua Dave.

      "Keinara memang pandai berakting, di depan orang tuanya dia bisa bersikap sangat manis dan tadi dia membelaku. Aku jadi tahu satu lagi, keburukanmu." batin Dave dalam hatinya.

     "Keinara, untuk sementara kamu tinggal bersama kami dulu ya, karena keamananmu lebih terjamin tinggal di rumah kita. Papi tidak mau terjadi hal ini lagi sama kamu, paham!" ucap Nayaka dengan tegas.

     "Pak Nayaka, tapi Keinara itu sekarang sudah menjadi istri saya. Jadi dia tetap tinggal bersama saya dan dia adalah tanggung jawab saya sejak pernikahan kami di sahkan." ucap Dave tidak terima jika Keinara kembali tinggal bersama dengan kedua orang tuanya.

      "Aku sedang tidak bicara denganmu, jadi tidak usah ikut campur!" ucap Nayaka tanpa melihat ke arah Dave.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang