FAKTA YANG MENYAKITKAN

637 11 0
                                    

     "Ini kepiting saus asam manis pesananmu, makanlah yang banyak biar kamu tambah gendut." ucap Dave memberikan paper bag yang ada di tangannya.

     "Banyak sekali kamu memesannya, tapi tidak apalah lagi pula aku menyukainya." ucap Keinara tersenyum senang, sambil ia membukanya sedikit melihat ke dalam isi paper bag.

     "Tadi sebenarnya aku hanya pesan dua, tapi bu Ami memberi bonus satu porsi." ucap Dave menjelaskan berjalan masuk ke dalam rumah beriringan dengan Keinara di sampingnya.

     "Bonus? Apa bu Ami selalu memberi bonus untukmu?" tanya Keinara penasaran mengeryitkan keningnya.

     "Tidak juga, baru pertama kali ini dia memberikan bonus. Katanya sih khusus untukmu." ucap Dave sambil membuka kulkas yang berada di ruang makan, mengambil air putih dan menuangnya di dalam gelas.

     "Hah! Bonus khusus untukku? Kenapa dia bisa tahu kalau kepiting saus asam manis ini aku yang pesan?" tanya Keinara kembali menyelidik.

       "Waduh! ini sangat gawat, aku harus jawab apa? Kalau aku jujur pasti Keinara akan marah dan bisa jadi dia pergi tanpa permisi lagi dari rumah." batin Dave dalam hatinya, ia semakin dibuat bingung oleh pertanyaan dari Keinara.

     Dave menggaruk kepalanya yang tidak gatal, mencari jawaban yang tepat.

    "Dave kenapa diam saja? ayo jawab." desak Keinara membulatkan matanya lebar.

    "Oh itu." ucap Dave bingung, ia kembali menggaruk kepalanya karena belum menemukan jawaban yang tepat ia meminum segelas air putih yang sudah ada di tangannya hingga tandas.

     "Dave." pekik Keinara kembali bersuara.

    "Perutku tiba-tiba sakit, aku mau ke kamar mandi dulu." ucap Dave berlari masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamar mereka untuk menghindari Keinara.

     "Apa sih yang Dave sembunyikan dariku? Sepertinya ada yang tidak beres." gumam Keinara, ia tidak memikirkan itu lagi. Keinara menjatuhkan bokongnya duduk di kursi ruang makan dan menikmati makanannya.

     Rasanya tidak seru kalau tidak ada yang menemani makan." gumam Keinara bangkit berdiri dari duduknya lalu menyusul Dave ke kamar mereka di lantai atas.

    "Astaga, kamu mengejutkanku saja." pekik Dave kaget melihat ada yang masuk ke kamarnya.

    "Perutmu masih sakit, Dave?" tanya Keinara memberi perhatian.

    "Sudah mendingan." jawab Dave singkat.

    "Ya sudah, ayo temani aku makan. Nanti aku buatkan teh jahe untukmu, kamu pasti masuk angin." ucap Keinara mengajak Dave.

     "Keinara, kenapa kamu perhatian padaku?" tanya Dave merasa senang Keinara memberikan perhatian yang tulus padanya.

     "Karena kamu adalah suamiku, kamu lupa apa yang dipesankan Nenek Nina beberapa hari yang lalu untuk kita?" tanya Keinara balik, ia kembali mengingatkan Dave.

     "Oh, jadi karena aku adalah suamimu. Baiklah aku akan menemanimu makan." ucap Dave mengalah bergegas ia mengikuti Keinara turun ke lantai bawah menuju ruang makan.

    Sesampainya di ruang makan, Dave hanya melihat Keinara makan. Keinara tidak sengaja menangkap basah Dave yang sedang memperhatikannya.

      "Kamu pasti belum makan. Makanlah, nanti kamu bisa sakit kalau tidak makan. Aku akan ambilkan." ucap Keinara menawarkan dengan cekatan ia mengambil piring makan dan mengisinya dengan nasi putih beserta sayur dan kepiting saus asam manis pesanannya tadi.

      "Melihatmu makan, aku sudah kenyang duluan." ucap Dave yang tidak memiliki nafsu makan.

    "Memang ada ya, dengan melihat orang makan saja bisa langsung kenyang?" tanya Keinara dengan senyum mengejek.

    "Ada, yaitu aku. Kenapa sih belakangan ini kamu cerewet sekali." protes Dave lesu, tapi ia penasaran mendengar jawaban dari Keinara.

    "Kalau aku masih cerewet, berarti aku sehat. Kalau nanti aku diam saja, berarti aku sedang sakit. Sekarang makan atau aku akan menyuapimu." ucap Keinara tegas mengangkat sendok makan yang siap ia suapkan ke dalam mulut Dave.

    "Aku mau kamu menyuapiku." jawab Dave cepat, ia membuka mulutnya lebar mendekati wajahnya di depan Keinara.

    "Menyebalkan!" ucap Keinara menggerutu kesal.

    "Menyebalkan, tapi kamu suka bukan? Aaaa .." ucap Dave membuka mulutnya lebar-lebar, ia siap menerima suapan pertama yang diberikan oleh Keinara.

     Keinara memasukkan makanan ke dalam mulut Dave pakai sendok makan.

     "Enak juga ya, punya istri bisa bermanja-manja seperti ini. Kalau setiap hari di suapi bisa-bisa, aku awet muda nih." ucap Dave terkekeh.

     "Moodku hari ini sedang baik, jadi jangan merusaknya. Nih satu sendok lagi." ucap Keinara, kali ini ia memberikan suapan terakhir kepada Dave.

     "Terima kasih ya, aku tidak bisa lama menemanimu di sini. Aku harus kembali ke kantor lagi." pamit Dave bangkit berdiri dari duduknya meninggalkan Keinara di ruang makan.

     "Tunggu, Dave. Ada sesuatu yang mau aku tanyakan." ucap Keinara menahan Dave pergi.

      "Tanyakanlah." jawab Dave menghentikan langkahnya lalu ia membalikkan tubuhnya.

     "Aku sempat melihat lowongan kerja sekretaris untuk Ceo di kantormu. Apa sekretarisnya itu sudah ada?" tanya Keinara menyelidik.

    "Hemm... kalau sudah ada, kenapa? Kamu mau mendaftarkan diri menjadi sekretarisku?" tanya Dave balik.

     "Tinggal jawab iya atau belum, susah sekali malah balik bertanya." ucap Keinara menggerutu kesal.

      "sekretarisnya sudah dapat dan baru tadi mulai bekerja. Sudah aku jawabkan? apa sekarang aku sudah boleh pergi?" tanya Dave datar, menghela napasnya.

      "Bagaimana orangnya? Apakah dia cantik dan seksi? Terus, apa dia menggodamu?" tanya Keinara, sorot matanya terlihat sangat begitu tertarik membahas  sekretaris baru Dave.

      "Cantik dan manis, bodynya juga aduhai. Sangat jauh berbeda denganmu." jawab Dave menyipitkan matanya, ia bermaksud menggoda Keinara karena ingin tahu bagaimana reaksi Keinara.

     "Oh ya sudah, kamu boleh pergi sekarang. Aku mau istirahat di kamar." ucap Keinara ketus berjalan melangkah masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Dave sendirian yang masih mematung memandangi punggungnya hingga menghilang dari pandangannya.

      "Hahaha... aku berhasil membuat Keinara kesal. Tapi tumben saja, ia menanyakan itu. Apa tadi ia sedang cemburu?" gumam Dave bertanya pada dirinya sendiri.

      "Kalau Keinara cemburu, itu artinya ia sudah ada rasa padaku? Tapi masa iya sih? Nggak mungkinlah secepat itu Keinara punya rasa padaku. Dia pernah mengatakan kalau aku ini bukan kriteria laki-laki idaman tipe dia, jadi mustahil dia mulai suka padaku. Sudahlah aku harus sudah sampai di kantor empat puluh lima menit lagi." gumam Dave bergegas ia melangkah pergi menuju garasi mobilnya.

     Di dalam kamar Keinara menangis, hatinya merasa sedih mendengar Dave memuji wanita lain.

     "Semua laki-laki sama saja, nggak Justin dan Dave sama saja! Aku membenci kalian! Kalian hanya bisa membuat hatiku semakin sakit.

     Justin adalah laki-laki yang pernah menjadi bagian dalam hidup Keinara. Justin dan Keinara menjalin hubungan tiga tahun lamanya dan berencana menikah setelah mereka lulus kuliah, namun hubungan mereka kandas di tengah jalan karena Justin menduakannya.

     Berakhirnya hubungannya dengan Justin, membuat sikap Keinara berubah menjadi wanita dingin dan tidak percaya lagi dengan laki-laki.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang