SUNGGUH MENCINTAIMU

774 14 1
                                    

       "Nek, apa yang sedang kalian bicarakan?" tanya Dave yang baru saja datang dari membersihkan badannya.

       "Nah kebetulan kamu di sini Dave. Nenek mau memberitahukanmu kabar yang sangat bahagia. Tapi sebelum Nenek memberitahumu, Nenek mau bertanya satu hal." ucap Nenek Nina memandang lekat Dave dan Keinara bergantian.

    "Apa itu, Nek." tanya Dave sangat antusias.

    "Apa kamu juga mau berpisah dengan Keinara?" tanya Nenek Nina menyelidik yang duduk di tengah-tengah diantara Dave dan Keinara.

    "Dave sama sekali tidak mau berpisah dengan Keinara, Nek. Dave sudah terlanjur mencintainya." jawab Dave menggelengkan kepalanya.

     "Bagus, jawaban itu yang Nenek mau dengar darimu langsung." ucap Nenek Nina tersenyum senang menatap cucu kesayangannya.

    "Keinara kamu sudah dengar sendiri pengakuan, Dave bukan? Dia mencintaimu dan tidak mau berpisah denganmu. Jadi dia berhak tahu kalau kamu sedang mengandung anaknya." ucap Nenek Nina tegas membujuk Keinara.

    "Apa? Keinara hamil?" tanya Dave seakan tidak percaya, dalam hatinya ia sangat bahagia mendengar kabar kehamilan Keinara.

    "Iya, Dave. Keinara sedang hamil dan usia kandungannya hampir tiga bulan, itu artinya sebentar lagi kalian akan menjadi orang tua yang sesungguhnya. Nenek tidak menyangka ternyata kamu hebat juga ya, gercep." ucap Nenek Nina menggoda sambil menunjukkan hasil pemeriksaan Kienara kepada Dave. Dave sempat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

     Wajah Dave bersemu merah mendengar godaan dari Nenek kesayangannya itu. Ia menggaruk tekuk lehernya yang tidak gatal menyembunyikan rasa malunya.

    Dave mengangkat wajahnya bangkit berdiri dari duduknya dan berjalan mendekati Keinara, ia menurunkan tubuhnya berjongkok dihadapan Keinara sambil memegang tangan Keinara dengan lembut.

     "Keinara, apa kamu masih tetap pada keputusanmu yang ingin berpisah denganku? Dan membiarkan anak kita lahir tanpa seorang Ayah?" tanya Dave melihat Keinara dengan tatapan serius.

    Keinara tidak bisa langsung menjawab, ia benar-benar belum bisa berpikir jernih untuk mengambil keputusan yang menurutnya mudah tapi terlihat sulit.

     "Keinara, Dave. maaf kalau Nenek harus ikut campur dengan rumah tangga kalian. Keinara, Nenek tidak mau anak kalian memiliki nasib yang sama seperti, Dave. Cukup, Dave yang merasakan bagaimana rasanya melihat orang tuanya berpisah. karena keegoisan kedua orang tuanya, dan yang menjadi korban keegoisan mereka adalah, Dave. Kamu tidak mau bukan melihat anakmu nanti menderita di kemudian hari?" tanya Nenek Nina menatap bergantian Keinara dan Dave, menasehati sekaligus mengingatkan Keinara.

    Mendengar cerita Nenek Nina tentang Dave. Keinara terlihat  sedang berpikir untuk menyakinkan hatinya agar tidak salah mengambil keputusan.

    Keinara menghela napas panjangnya, tangannya masih di genggam oleh Dave. Kedua bola matanya melihat Dave dengan serius, jantungnya berdegup kencang saat bertemu pandang dengan Dave.

   Sedangkan Dave, harap-harap cemas menunggu Keinara mengeluarkan suara. Dave juga merasakan hal yang sama seperti Keinara, ia tidak bisa mengontrol detak jantungnya. Wajahnya terlihat sangat gugup.

     "Dave, apa kamu benar mencintaiku?" tanya Keinara yang diucapkannya dari bibir mungilnya, membuat Dave memantapkan hatinya.

     "Aku mencintaimu, Keinara. Apakah selama ini perhatianku kepadamu tidak cukup untuk menunjukkan kalau aku begitu mencintaimu?" tanya Dave balik dengan tatapan lekat menatap Keinara.

     "Lalu, bagaimana perasaanmu kepada, Jovanka?" tanya Keinara menyelidik menatap kedua manik bola mata Dave, mencari kejujuran di sana.

    "Jovanka? Perasaanku padanya hanya sebatas teman tidak lebih dari itu. Meskipun aku dulu pernah jatuh cinta padanya, tapi itu dulu. Sekarang, aku sudah memiliki seorang wanita yang kuyakini juga mencintaiku. Pertemuan kita awalnya memang tidak mengenakan, tapi percayalah semua itu sudah menjadi jalan, Tuhan untuk menyatukan kita." ucap Dave mengungkapkan perasaannya, ia sadar bahwa dia sudah menemukan wanita yang tepat di dalam hidupnya.

    Keinara terpaku mendengar pengakuan Dave yang selama ini ia sudah salah menerkanya.

     "Aku sudah tahu keputusan apa yang harus aku ambil, dan aku berharap dengan keputusan yang kuambil ini tidak ada yang tersakiti. Aku mau kita meneruskan pernikahan ini! Dan kamu harus berjanji tidak akan memberikan hatimu pada wanita lain, karena mulai detik ini kamu milikku seutuhnya." jawab Keinara dengan mantap, matanya berkaca-kaca karena terharu mendengar perkataan Dave tadi.

    Jawaban Keinara sukses membuat Dave dan Nenek Nina saling tatap, kemudian tersenyum bahagia. Dave memeluk Keinara dengan erat, kemudian mengecup keningnya cukup lama.

     "Aku mencintaimu istriku, terima kasih karena sudah mau bertahan atas semua cobaan dan ujian yang sudah Tuhan berikan pada hubungan kita. Aku janji tidak akan memberikan hatiku kepada wanita manapun dan kamu juga harus berjanji akan hal itu. Aku adalah milikmu seorang, Keinara." jawab Dave tersenyum bahagia sambil mencium punggung tangan Keinara.

     Nenek Nina tidak berhenti mengulas senyum, matanya berkaca-kaca melihat cucu kesayangannya sudah mendapat kebahagiaannya.

     "Ehemm... sepertinya Nenek sudah tidak dibutuhkan lagi di sini. Nenek pulang duluan ya, kalian disini saja dulu kangen-kangenan, tapi jangan lupa untuk pulang ke rumah nanti ya. Karena Nenek ingin memberikan hadiah untuk kalian berdua." pamit Nenek Nina  tersenyum ikut merasakan kebahagiaan Keinara dan Dave.

     "Hati-hati ya, Nek." ucap mereka berdua secara bersamaan.

    Sepulangnya Nenek Nina Keinara dan Dave menjadi kikuk, masih ada kecanggungan diantara mereka berdua. Mereka berdua pun memilih duduk di sofa sambil mengobrol ringan.

    Ponsel Dave tiba-tiba berdering memecah kesunyian di dalam apartemen mereka. Dave melihat ke layar ponselnya memastikan panggilan yang masuk dari siapa, ternyata dari Alpha. tapi, Dave mengabaikannya.

    "Dave kenapa tidak diangkat?" tanya Keinara mengerutkan keningnya.

       "Malas, aku mau hari ini menghabiskan waktuku bersamamu. Tidak apa-apa bukan kalau kita seharian bersama? Tidur-tiduran, begitu." ucap Dave mengerlingkan matanya.

     "Ini nih yang aku nggak suka. Mesumnya udah mulai kelihatan. Sana menjauh, perutku mual dekat denganmu, bau!" ucap Keinara menutup hidungnya.

    "Masa sih suamimu yang tampan ini bau? Aku tadi bukannya sudah mandi, sayang? Hah, aku tahu pasti istriku yang bau, coba aku cium sini." ucap Dave memajukan bibirnya hendak mencium Keinara.

    "Kamu tuh ya, sangat pintar sekali beralasan." ucap Keinara menjauhkan bibir Dave membuat yang mempunyai bibir menggerutu kesal.

    "Huh... padahal tinggal sedikit lagi dapat. Tapi tidak apalah, nanti juga pasti bisa kunikmati. Sabar ya, Dave semua akan indah pada waktunya." batin Dave dalam hati.

TAWANAN CEO KEJAM Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang