Saat ini Nora dalam perjalanan pulang ke apartemennya masih ditemani oleh anak buah pamannya."Kak, bolehkah aku bertanya?", tanya Nora.
"Silahkan Nona", ucap pria dibalik kemudi yang melirik Nora lewat kaca spion.
"Apakah keadaan Uncle Sam baik-baik saja? Sedari tadi aku menghubunginya tapi tidak ada balasan dari Uncle".
Tangan sebelah kiri pria itu mencengkeram kemudi.
"Master Sam baik-baik saja Nona, jangan khawatir. Sepertinya pekerjaan Master di Melbourne sangat banyak", ucapnya berusaha tenang."Syukurlah, apakah kakak tahu perkembangan kasus kedua orang tua ku?" tanya Nora penuh harap agar dalang dibalik kedua orangtuanya segera ia ketahui.
"Maafkan saya Nona, tapi saya tidak terlibat langsung dengan tim investigasi kasus orang tua Nona".
"Baiklah", pasrah Nora.
Sesampainya di apartemen, Nora langsung membersihkan diri. Saat ini waktu menunjukkan jam 10.30 malam. Saat hendak naik ke ranjang, ponselnya berbunyi.
"Hmm, asisten Uncle mengirim pesan padaku?" bingung Nora. Nora menyimpan nomor itu karena Uncle Sam pernah menelfonnya dengan nomor asistennya ini, katanya ponselnya lowbat.
Segera saja Nora membuka pesan itu.
Deg.
Sontak Nora langsung menelfon asisten pamannya. Ia mencoba berkali-kali namun tidak diangkat dan sekarang nomornya tidak aktif. Nora mencoba menghubungi pamannya, nomornya juga tidak aktif."Oh Tuhan, ada apa ini?", Nora begitu frustasi. Ia kembali melihat pesan tadi.
"Nona, maafkan saya baru memberimu kabar. Keadaan disini sangat genting, mereka menyerang kami dan mereka sudah mengetahui jika Nona berada di Sydney. Kekuatan kami tidak sebanding dengan mereka, saya telah meminta anak buah saya untuk mencegah mereka agar mereka tidak menemukan Nona. Tapi Nona, saya rasa Nona perlu meninggalkan Sydney segera, bisakan Nona untuk melakukan penerbangan besok pagi dengan identitas palsu? Maafkan saya jika meminta hal ini Nona, tapi ini demi keselamatan Nona. Jaga dirimu baik-baik Nona".
Nora terduduk di lantai, menangis. Ia sangat khawatir dengan keadaan pamannya.
"Hiks, Uncle ku mohon bertahanlah disana".
"Hanya Uncle keluarga satu-satunya yang aku punya, tolong bertahanlah.. hiks".
Selama 30 menit Nora menangis dan menenangkan diri. Dan karna tak ingin membuang waktu lagi, ia segera mencari laptopnya dan membuat identitas palsu setelah itu ia akan mencari tiket penerbangan tercepat untuk besok pagi. Ia harus pergi lebih jauh lagi dari negara ini.
Setelah selesai dengan identitas palsu, Nora langsung mengemas barang-barangnya ke dalam koper. Saat menyiapkan setelan yang akan ia pakai besok tiba-tiba ponselnya berdering. Setelah melihat nama si penelfon, Nora langsung menekan tombol hijau.
"Uncle", pekik Nora.
"Uncle dimana, hiks.. tadi asisten Uncle mengirimi ku pesan", ucap Nora tak tenang.
"Sayang, ma-maafkan Uncle", ucap Sam dengan lemah dan terbata.
"Uncle kenapa, hiks?"
"Pergilah yang jauh No-ra".
"Uncle tolong bertahanlah demi Nora. Hiks, Nora hanya punya Uncle".
"Sepertinya istriku sudah menunggu ku Nora, uhuk", napas Sam semakin lemah.
"Tidak, tidak Uncle. Jangan tinggalkan Nora, hiks", teriak Nora.
"Ma-af".
"Uncle.. Uncle.. tolong jawab aku, hiks".
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...