Tak, tak, tak
Suara high heels milik Nora terdengar di lantai lobi Christopher Industries. Pegawai yang berpapasan dengannya memberikan hormat pada Nora dengan sedikit membungkukkan badan mereka. Tak sedikit pegawai laki-laki yang terpesona atas keanggunan ibu dua anak itu. Willy yang bertugas mengantar Nora seketika memberikan tatapan tajam pada para pegawai yang berani-beraninya menatap istri bosnya.
"Silahkan nyonya", kata Willy yang mempersilahkan Nora untuk masuk ke dalam lift khusus petinggi perusahaan.
"Terima kasih Will", kata Nora lalu masuk ke dalam lift yang kemudian disusul oleh Willy. Tidak ada pembicaraan dari mereka karena Willy tidak berani memulai percakapan jika itu menyangkut Nora, Willy teringat kejadian beberapa minggu lalu dimana ada pegawai yang berani menyentuh lengan Nora dan bosnya langsung memecat pegawai itu.
Nora dan Willy tiba di lantai dimana ruangan Ethan berada, sekretaris Ethan berdiri dibalik mejanya dan menyapa Nora. Nora tersenyum sebentar dan menuju ruangan suaminya.
Saat sudah di dalam, Nora melihat suaminya yang sedang berdiri di depan dinding kaca sambil berbicara dengan seseorang melalui ponsel. Nora menggeleng pelan karena sepertinya ada pekerjaan yang tidak berjalan sesuai harapannya. Nora berinisiatif untuk memeluk Ethan dari belakang, ia lingkarkan kedua tangannya pada perut Ethan. Ethan awalnya terkejut, tapi kemudian sebelah tangannya mengusap lembut lengan Nora.
"Saya tidak ingin ada keterlambatan lagi, minggu depan semuanya sudah harus beres. Hubungi Willy untuk tindak lanjutnya", tegas Ethan.
"Yes Sir", kata orang di seberang.
"Sayang", panggil Ethan yang masih menghadap dinding kaca, sedikit bayangan mereka terpantul pada cermin.
"Hmm, apa semuanya baik-baik saja?", tanya Nora yang masih menikmati kehangatan punggung kokoh suaminya.
"Hanya sedikit masalah, seharusnya proposal kerjasama kita hari ini sampai ke Dubai", desah Ethan.
Nora melepaskan pelukannya dan berjalan untuk menghadap suaminya. Tangannya terulur untuk mengelus rahang suaminya yang terdapat bulu-bulu halus, bisa Nora lihat jika Ethan begitu kelelahan. Ethan terpejam sebentar karena elusan lembut dari istrinya, ia mengambil tangan istrinya dan mengecup punggung Nora beberapa kali.
"Sepulang bekerja nanti aku akan membantumu untuk membersihkan rahangmu, bukankah semalam putra kita mengeluh karena wajah tampan daddynya ada janggut?", kekeh Nora.
Ethan tergelak lalu mengecup sekilas bibir Nora. Tanpa aba-aba Ethan mengangkat tubuh Nora yang membuat Nora terpekik kaget.
"Ada apa Ethan?".
"Kenapa harus nanti jika sekarang bisa", Ethan membawa Nora ke kamar pribadinya karena kamar mandi di kamarnya ada bathup. Sesampainya di kamar mandi, Ethan meletakkan Nora di meja wastafel.
"Kau ini ada-ada saja", geleng Nora.
Ethan memerangkap Nora dalam kungkungannya dan mengecup pipinya. "Jika di rumah, Marvel dan Xanne akan memonopolimu".
"Kalau gitu ayoo", Nora merangkul Ethan saat turun dari meja wastafel.
Setelah itu Ethan membuka kemejanya dan duduk di bathup, ia mendudukkan Nora di pangkuannya.
"Aku bisa duduk sendiri Ethan", keluh Nora karena dress yang ia pakai terangkat dan membuat pahanya terekspos.
"Tidak, kau sudah benar duduk di pahaku", elak Ethan yang tangannya merengkuh pinggang Nora posesif.
"Istriku selalu cantik", puji Ethan saat Nora mengambil cream dan alat cukur yang sudah ia siapkan sebelumnya dalam wadah yang ia letakkan disebelah bathup.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...