Luzern, SwissTepat pukul 10 malam, Nora sudah berada di dalam kamarnya. Ia duduk di tepi ranjang, sedikit merilekskan tubuhnya yang seharian ini bekerja. Cafenya ramai hari ini.
"Hi, anak Mommy!", ucap Nora sambil mengelus perutnya.
"Terima kasih sudah menemani Mommy bekerja hari ini, maafkan Mommy jika membuatmu lelah di dalam sini", senyumnya mengembang mengingat anaknya tidak rewel hari ini.
"Aku menyayangimu anakku, maafkan Mommy jika Mommy tidak memberikanmu keluarga yang lengkap saat kau lahir nanti", sendu Nora.
Seketika dadanya berdesir mengingat ayah dari anak yang ia kandung. Jujur saja kalimat yang ia ucapkan saat terakhir kali bertemu dengannya hanya kalimat yang tidak terwujud apapun. Ia tidak membencinya. Tapi mengapa sekarang keinginan itu muncul? Mengapa saat ini ia menginginkannya ada disini untuk mengusap perutnya, menyapa buah hati mereka. Ternyata benar adanya jika Nora benar-benar mencintai pria itu. Rasa kagum yang sedari dulu ia pupuk kini membuncah. Jika pria itu tahu dirinya mengandung anaknya, apakah ia akan menerimanya atau kah saat ini ia sedang berusaha untuk mencarinya.
Nora kembali mengusap perutnya.
"Mommy akan selalu bersamamu Nak".
"Kau ingin mendengar Mommy bercerita tentang Daddy mu?"
"Baiklah".
"Dulu ayah Mommy sering membaca koran bisnis. Mommy pertama kali melihat Daddy mu di koran itu, ia sangat tampan. Karena Mommy penasaran, jadinya Mommy mulai mencari tahu di internet. Daddy kamu pengusaha hebat nak, Mommy kagum dengannya. Mommy jadi memiliki hobi membaca berita bisnis, terutama jika terkait perusahaan Daddy mu", Nora tersenyum mengingat itu.
"Sampai akhirnya kejadian tragis menimpa keluarga Mommy, orang tua Mommy meninggal dan untuk berlindung Mommy harus pergi dari kota asal. Akhirnya sementara waktu Mommy di Sydney. Disanalah Mommy bertemu langsung dengan Daddy mu nak. Sungguh ia sangat tampan jika dilihat langsung, jantung Mommy berdebar melihatnya. Sampai akhirnya hal tak terduga terjadi hingga kau hadir di dalam perut Mommy".
"Mommy berjanji akan selalu melindungi dan menjaga mu".
"Hmm, sepertinya kita harus banyak mengobrol sebelum tidur".
Nora segera membaringkan tubuhnya, ia mengambil selimut untuk menghangatkan tubuhnya. Dan kelopak matanya mulai terpejam. Sebelum kesadarannya menghilang ia bergumam.
"Aku merindukanmu Ethan".
.....
Pagi hari menjelang, saat ini Nora tengah disibukkan dengan aktifitas memasaknya. Beruntung anaknya tidak rewel soal makanan. Beberapa menit kemudian, sajian sarapan dan susu hamil rasa coklat sudah siap. Nora menyantapnya dengan perlahan. Tiba-tiba ia dikagetkan dengan dering ponselnya.
"Hi Irene!", sapanya.
"Hi Nora, kau tidak lupa kan kalau hari ini hari pertama aku bekerja?"
"Tentu saja, semoga sukses di hari pertama mu ya!.
"Oh my God Nora. Aku sedang senang sekali akhirnya aku bekerja di perusahaan impian ku dan menjadi arsitek muda disana".
"Iya, kau sudah mengatakannya berulang kali padaku. Sebaiknya kau segera bersiap dan berangkat. Tidak mungkin kan jika kau terlambat di hari pertama mu bekerja?"
"Tenang saja, aku sudah selesai bersiap. Nanti aku akan ke cafe untuk menemui mu. Do'akan hari ini lancar ya. Bye bye Nora".
Nora menghela napas mendengar kehebohan dari Irene. Tak membutuhkan waktu lama Nora sudah menyelesaikan acara sarapannya. Ia beranjak mencuci piring dan segera mandi.
Nora sedang menata rambutnya untuk disanggul, lengkap dengan pakaian kasualnya ia siap untuk bekerja. Hari ini ada pesanan cukup banyak dari pelanggannya.
"Siap menemani Mommy bekerja hari ini?", tanya Nora sambil mengusap perutnya. Ia tersenyum mengingat kemarin saat ia mengumumkan ke timnya bahwa ia sedang hamil, mereka memberikan respon yang positif. Nora hanya tidak ingin terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Jadi ia memutuskan mengumumkan kehamilannya kepada timnya.
"Let's go!", seru Nora kemudian keluar dari kamarnya dan menuju lantai 1.
Dilantai 1 sudah ada beberapa dari timnya yang hadir. Mereka sudah berganti dengan seragam dan mulai bekerja.
"Hi Esmee, bagaimana persiapan hari ini?" tanya Nora pada asistennya.
"Baik Nora, pesanan Mrs. Heidi akan diantar pagi ini dan pesanan Mrs. Mathia akan diantar siang nanti. Ohya hari ini juga ada supplier yang akan datang untuk memasok bahan baku kita", jawab Esmee.
"Baiklah, semangat bekerja Esmee. Aku akan mengecek dapur".
"Oke dan untuk mu jangan terlalu lelah Nora".
"Tentu saja".
.....
Jam menunjukan pukul 6 petang. Di meja dekat jendela telah duduk sepasang sahabat.
"Bagaimana hari pertama mu bekerja Irene?"
"Hari ini tidak cukup melelahkan Nora, aku hanya berkenalan dengan atasan dan rekan-rekan ku kemudian mempelajari beberapa proyek yang sedang berjalan. Besok aku akan melakukan pekerjaan yang sebenarnya ", seru Irene dengan semangatnya.
"Kedengarannya bagus".
"Wah, kau tahu Nora. Atasan ku terkesan dengan hasil karya portofolio ku. Dan aku ditempatkan ke tim yang menangani proyek-proyek besar. Kau tau apa yang membuat ku lebih senang lagi?" pancing Irene agar Nora menebak.
"Huh, sudah jelas. Pasti kau bertemu dengan pria tampan disana", dengus Nora dengan kebiasaan Irene yang selalu mengagumi pria tampan manapun.
"Yak, betul sekali", teriak Irene.
"Hush, pelankan suara mu Irene. Cafe ku sedang ramai. Lihat mereka jadi melihatimu", peringat Nora ke Irene.
"Hehe, maaf maafkan aku Nora", cengir Irene.
"Kau betul sekali Nora. Dalam tim ku ada arsitek senior yang tampan sekali. Dia masih muda, sepertinya 3-4 tahun lebih tua dari ku. Dia juga merangkap menjadi koordinator tim. Dan itu membuatku akan sering bertemu dengannya", kata Irene.
"Kau seperti orang yang sedang kasmaran saja Irene", dengus Nora.
"Mungkin, pandangan pertamanya membuat ku berdebar".
Nora melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya. Ia sedikit tersentil ketika mendengar pandangan pertama. Bukankah ia juga mencintai pria yang awalnya ia kagumi dari pandangan mata meskipun ia melihatnya pertama kali dari koran.
Obrolan mereka terjeda ketika pelayan menyajikan minuman pesanan mereka.
"Terima kasih Olin", ucap Nora sambil tersenyum.
"Sama-sama Kak Nora", ucap Olin kemudian beranjak dari meja Nora.
"Sebaiknya kau minum dulu sebelum melanjutkan cerita mu Irene", ajak Nora dan diangguki Irene.
"Ngomong-ngomong, apa kabar keponakan ku hari ini?"
"Dia baik dan sangat mendukung ku hari ini", ucap Nora sambil mengusap perutnya.
"Syukurlah", Irene ikut tersenyum.
"Apa kau tidak mengidam sesuatu Nora?"
Nora terdiam, tidak mungkin ia mengatakan kalau ia menginginkan Ethan untuk mengusap perutnya.
"Mm, untuk saat ini belum. Aku makan seperti biasa".
"Ingat, kau harus menjaga kesehatan Nora".
"Siap Aunty", jawab Nora denga suara anak kecil.
Mereka tertawa bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...