"Merasa lebih baik?"Nora mengangguk, ia menyerahkan gelas yang berisi air putih ke Irene. Mereka masih terduduk di sofa depan televisi. Irene menatap Nora, tangannya terulur merapikan rambut Nora.
"Aku akan buatkan sarapan dahulu", ucap Irene kemudian bangkit menuju dapur. Ia akan membiarkan Nora untuk lebih tenang.
Tangan Irene cekatan mengambil bahan dan alat memasak, ia akan membuat birchetmuesli makanan khas Swis yang dikombinasikan dengan sereal oat, buah-buahan, susu kental dan jus lemon.
Beberapa menit ia habiskan untuk membuat sarapan."Nora, ayo kita sarapan", ajak Irene sambil mengulurkan tangannya.
Nora mengambil tangan Irene dan mengikutinya ke meja makan.
"Makanlah Nora dan minumlah susunya setelah sarapan mu habis", ucap Irene.
Nora hanya mengangguk, ia belum mengucapkan apapun dan Irene membiarkannya.
Irene selesai sarapan lebih dulu, ia menunggu Nora. Ia senang karena Nora menghabiskan sarapan dan susunya. Irene menggenggam tangan kiri Nora yang diatas meja.
"Nora, setelah ini kau harus mandi. Pagi ini aku akan mengurus pembukaan cafe dulu kemudian kita akan ke rumah sakit. Kau tidak boleh terlalu lelah", Irene menatap Nora dengan sayang.
"Makasih Irene sudah menjaga ku", ucap Nora senyum. Ia nyatakan untuk menerima janin yang saat ini tumbuh di rahimnya.
"Tentu saja", ucap Irene dengan senyum.
.....
Saat ini Nora dan Irene sudah berada di rumah sakit. Mereka masih menunggu satu antrian. Nora merasa berdebar, ia sedari tadi mengelus perutnya.
"Nona Nora Adeline Edison".
Akhirnya nama Nora dipanggil. Nora melihat ke arah Irene dan dibalas anggukan.
"Selamat pagi Nona, silahkan duduk", sapa dokter dengan nametag Andrea.
"Apa yang dikeluhkan Nona?", tanya Dokter Andrea.
Nora memilin jarinya di atas pahanya, jujur saja ia gugup.
"Saya ingin memeriksa sesuatu Dok, tadi pagi saya memakai testpack dan hasilnya positif", jawab Nora.
Dokter Andrea tersenyum melihat Nora.
Ia mengambil satu testpack di laci belakang kursinya dan menyerahkan kepada Nora beserta tabung kecil."Silahkan gunakan alat ini kembali Nona, setelah itu saya akan memeriksa dengan USG. Pintu toiletnya ada di ujung ruangan Nona", ucap Dokter Andrea.
Nora menerimanya dan langsung ke toilet. Beberapa menit kemudian, ia kembali dan menyerahkan testpack tadi ke Dokter Andrea.
"Hasilnya sama positif Dok", ucap Nora.
"Baiklah, sekarang silahkan Nona berbaring di ranjang", ucap Dokter.
Nora berbaring dengan dibantu perawat dan Irene masih setia menemaninya.
"Nona sudah terlambat datang bulan berapa lama?", tanya Dokter sambil menyiapkan alat pemeriksaan.
"Kurang lebih 2 bulan Dok, karena kesibukan saya baru menyadarinya kemarin Dok".
"Apakah ada keluhan Nona?"
"Kurang lebih 1 minggu ini saya pusing dan mual Dok".
"Untuk nafsu makan bagaimana Nona?", tanya Dokter Andrea dengan ramah.
"Nafsu makan saya seperti biasa Dok".
Dokter Andrea tersenyum dan melihat sejenak ke arah Nora.
"Saya singkap bajunya keatas ya, saya mau mengoleskan gel ke perut Nona".
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...