Part 17 : Falling

7.9K 307 2
                                    


"Anda memanggil saya Tuan?", kata Willy saat sampai di depan meja Ethan. Ia melihat tuannya masih serius membaca dokumen, ia memaklumi tuannya dimana sekarang rahangnya ditumbuhi bulu-bulu halus. Biasanya orang yang disebut Tuan Dominic itu sangat menjaga kerapian penampilannya.

"Sudah ada info terbaru Will?" tanya Ethan tanpa melihat Willy.

Willy seakan mengerti maksud dari pertanyaan Ethan.
"Maaf Tuan, sampai saat ini belum ada info terbaru terkait Nona Nora. Anak buah dari Tuan Alberto juga masih terus mencari keberadaan Nona", jawab Willy hati-hati, pasalnya sejak kejadian dua bulan itu dan belum ditemukannya Nora menjadi sebab Ethan bertambah dingin.

Ethan mengeremas dokumen yang ia pegang, tidak peduli seberapa penting berkas itu. Ia tahu betul kemampuan seperti apa yang dimiliki oleh anak buahnya dan ayahnya. Mengingat kemampuan Nora, ia mengira dua hal. Apakah Nora sengaja menutup akses atas dirinya atau ia pergi ke daerah yang sulit dijangkau. Tapi bagi Ethan, dimanapun Nora saat ini berada, ia harus menemukannya.

Ethan mengetatkan rahangnya, matanya mulai menunjukkan aura gelapnya. Ia segera berdiri mengambil jasnya dan berjalan keluar. Willy segera mengikuti dari belakang.

Willy segera mengambil alih kemudi sebelum Ethan yang mengambilnya.

"Shit. Sudah dua bulan Will, apakah tidak ada kemajuan sedikitpun?"

"Sejauh ini mereka sudah mengupayakan yang terbaik Tuan".

"Brengsek", teriak Ethan sambil menendang kursi kemudi. Willy tetap diam dan tenang.

"Aku butuh pelampiasan", kata Ethan di akhir.

"Baik Tuan", kata Willy yang langsung menyalakan mesin mobil.

Sekitar 40 menitan mereka sampai ke tempat pelampiasan Ethan, dimana lagi kalau bukan rumah penjara.

Begitu sampai disana, Ethan lebih dulu keluar dari mobil. Ia langsung menuju ke penjara laki-laki yang dulu membakar kilang minyaknya dan sampai sekarang pun laki-laki itu belum menyebutkan siapa yang menyuruhnya meskipun sudah rutin disiksa anak buah Ethan.

Kendrick, anak buah yang Ethan tugaskan untuk menjaga rumah penjara ini membuka kunci penjara sesuai permintaan Ethan. Laki-laki yang didalam penjara itu hanya memperhatikan, dipikirannya ia akan dibawa ke ruang penyiksaan lagi.

Ethan langsung masuk ke dalam penjara dan tanpa pemanasan ia langsung memukul laki-laki itu. Wajah, dada dan perutnya menjadi sasaran empuk bagi kepalan tangan Ethan. Satu, dua dan berkali-kali Ethan lakukan itu untuk melampiaskan kekesalannya karena belum menemukan Nora.

Laki-laki itu pun hanya pasrah, ia tak bisa melawan karena memang kondisinya yang lemah. Kendrick melihat ke arah Willy dan hanya mendapat anggukan saja. Begitupun para penjaga dan tahanan yang ada di ruang itu hanya bisa menelan ludahnya melihat apa yang dilakukan Ethan.

Bruk, tubuh laki-laki itu ambruk di lantai. Ia masih tersadar, kali ini Ethan menggunakan kakinya untuk menendang tubuh ringkih itu. Setelah puas dengan kakinya, ia mengambil pisau lipat dari salah satu penjaga dan mendodongkannya ke leher laki-laki itu. Ethan menggores rahang mangsanya dan menekannya. Mereka yang melihat pun masih tetap diam.

"Masih tetap ingin diam?" tanya Ethan yang sekarang memainkan pisaunya di dada laki-laki itu.

Laki-laki itu hanya mengiris, tubuhnya benar-benar kesakitan. Jika dengan penjaga penjara dia hanya mendapat pukulan saja, tapi kali ini ia mendapat sayatan.

"Ukh", ringis laki-laki itu saat dadanya digores pisau.

"Apa kau bisu?"

"Kau masih ingin bungkam?"

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang