Klik.
Nora keluar dari kamar mandi menggunakan bathrobe yang hanya menutupi dirinya sampai paha. Ethan yang mendengar suara dari kamar mandi langsung berbalik. Pandangan mereka bertemu, Nora gugup ditempat sambil mengeratkan bathrobenya sedangkan Ethan menahan napas karna melihat Nora seperti ini. Rambut digulung agak berantakan, paha Nora yang masih terlihat dan harum sabun mandi yang membuat Ethan berdegup kencang.
"Kau bisa mandi sekarang, aku akan berpakaian", kata Nora yang berjalan cepat ke arah walk in closet.
"Damn", umpat Ethan yang menahan sesuatu. Ethan memutuskan untuk mandi sambil membawa celana tidurnya.
"Huh, huh", Nora mengambil napas dalam sambil menepuk-nepuk dadanya. Nora merasa ceroboh karena tidak membawa pakaian ganti, untuk saja di kamar mandi sudah disediakan bathrobe.
Nora dengan cekatan membuka tas pakaiannya, tapi matanya teralihkan dengan paper bag berwarna hitam pemberian dari Irene. Tadi Irene memberikannya langsung pada Nora setelah pemberkatan.
Diambilnya paper bag itu oleh Nora, isinya sebuah kotak. Nora berdebar setelah membuka kotak itu, Nora paham apa yang dimaksud Irene.
"Haruskah aku memakainya malam ini?", monolog Nora.
Diangkatnya lingerie warna hitam itu dan Nora bercermin.
"Aku sudah menjadi istri sekarang". Tanpa basa-basi Nora memakai lingerie hitam itu, memoleskan sedikit make up dan menyemprotkan parfum. Nora sudah tidak ragu lagi atas keputusannya ini, ibunya Emily mengajarkan pada Nora untuk melayani suami dengan baik ketika menikah nanti.
"Come on Nora", kata Nora setelah selesai berdandan.
Ia sedikit merapikan rambutnya lagi sebelum keluar. Perlahan Nora membuka pintu walk in closet, ia mengeluarkan kepalanya dulu untuk melihat apakah Ethan sudah selesai dari mandinya. Dilihatnya pintu kamar mandi yang mau dibuka, buru-buru Nora menutup kembali pintu walk in closet.
"Ah, kenapa Ethan cepat sekali mandinya", Nora mondar-mandir di depan pintu.
"Bagaimana ini, aku malu", Nora kembali melihat dirinya pada cermin. Lingerie yang diberikan Irene ini sangat terbuka menurut Nora.
Tok, tok, tok.
"Kau masih di dalam sayang?", teriak Ethan dari luar.
Buru-buru Nora menahan pintu. "Sebentar lagi aku selesai Ethan", jawab Nora.
"Baiklah aku menunggumu", kata Ethan.
Tarik napas, hembuskan perlahan. Sekitar 1 menit Nora lakukan itu untuk menghilangkan rasa gugupnya. Nora membalikkan tubuhnya dan membuka pintu secara perlahan.
Nora lega melihat Ethan yang sudah memakai celana piyama panjang. Namun jantungnya tidak aman saat ini, punggung gagah dan kekar tanpa penghalang menjadi pemandangan Nora. Ethan masih mengeringkan rambut basahnya dengan handuk, belum menyadari jika Nora sudah berada dibelakangnya.
"Ethan", panggil Nora pelan.
"Kau sudah....", Ethan tak mampu melanjutkan perkataannya. Matanya terpaku melihat penampilan Nora malam ini. Dipandanginya lamat-lamat dari atas sampai bawah, Nora sangat memukau untuknya. Suhu dingin ruangan tak mampu menahan euforia laki-lakinya.
"Mmm, duduklah aku akan mengeringkan rambutmu", kata Nora sambil menujuk ke meja rias.
Ethan mengangguk dan perlahan menghampiri Nora yang lebih dulu mengambil hair dryer dari laci meja rias. Ethan duduk tanpa memutus pandangannya pada Nora. Dengan lembut Nora mengeringkan rambut halus Ethan. Dari cermin Ethan masih memandangi Nora, tangan kanannya mengepal untuk menahan dirinya agar tak bersikap agresif. Ethan ingin membuat Nora nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...