Part 20 : Revenge I

7.3K 267 0
                                    


Di salah satu private room hotel, Ethan berdiri melihat bulan dari balik jendela. Setelan jas dan celana menjadi pelengkap tubuhnya. Jam tangan Rolex yang melingkar sempurna di pergelangan kirinya menunjukkan jika beberapa menit lagi Ethan akan bertemu dengan keluarga yang dibencinya. Ya, dua hari yang lalu Ethan secara khusus mengundang keluarga Pedro Salvares untuk makan malam. Makan malam ini adalah salah satu rencananya sebelum melihat keluarga itu benar-benar hancur. Seminggu ini Ethan memfokuskan dirinya untuk membalas dendam ke Pedro. Semua yang ia perlukan sudah ia dapatkan dan saat waktunya tiba, booom maka keluarga tamak itu hancur.

Kegiatan Ethan terhenti ketika pintu dibuka oleh Willy.

"Tuan, keluarga Salvares sudah tiba".

"Suruh mereke masuk".

"Baik Tuan".

Tak ada satu menit, Pedro beserta istri dan anaknya masuk ke dalam private room. Ethan muak melihat mereka yang tampak senang, apalagi dandandan menor dari istri Pedro.

"Selamat malam Tuan Dominic", salam Pedro dan mengulurkan tangannya ke Ethan bermaksud untuk berjabat tangan.

"Selamat malam", dengan tanpa senyum Ethan membalas salam dan jabat tangan Pedro.

"Apakah kami datang terlambat Tuan?"

"Tidak, saya yang datang lebih awal Tuan Pedro".

"Baiklah, mari saya perkenalkan dengan keluarga saya Tuan. Ini Maria istri saya dan ini Jordan putra tunggal saya", ucap Pedro yang dengan bangga memperkenalkan istri dan anaknya.

"Salam Tuan Dominic, sungguh kehormatan bagi kami mendapatkan undangan makan malam dari anda Tuan", ucap Maria.

"Salam Nyonya, terima kasih sudah memenuhi undangan dari saya", balas Ethan dengan basa-basi.

"Silahkan duduk Tuan dan Nyonya", ucap Ethan kembali. Sungguh menggelikan ia bersikap seperti ini, biasanya klien atau orang lain yang melakukan pekerjaan ini kepada dirinya.

Mereka semua sudah duduk di kursi masing-masing.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada anda karna sudah mengundang kami, sungguh kehormatan bagi kami Tuan", ucap Pedro.

"Ini bukan apa-apa Tuan Pedro, ini hanya hadiah dari saya karna Tuan sudah menerima tawaran saya waktu itu".

"Tentu saja saya menerima tawaran dari anda. Tawaran anda sangat menguntungkan bagi saya. Saya merasa sangat kagum kepada Christopher Industries yang memperhatikan Salva Textiles. Oh tidak, sekarang andalah pemiliknya Tuan". 

Ya, Ethan berhasil menguasai perusahaan benang keluarga Edison yang direbut oleh Pedro, bahkan aset lainnya sudah perpindah tangan menjadi milik Ethan tanpa Pedro sadari. Karena sesuai rencana awal, Ethan menyuruh anak buahnya yang menjadi topeng.

"Anda terlalu memuji saya Tuan", ucap Ethan.

"Anda pantas menerimanya Tuan Dominic, jika saya memiliki seorang putri mungkin akan saya jodohkan dengan anda Tuan", ucap Pedro tak tahu malu.

Ethan berdecih dalam hati, sungguh pria tamak. Ia berusaha mengontrol emosinya, mereka tak tahu saja jika dibalik meja Ethan mengepalkan kedua tangannya.

"Will, kita akan makan sekarang", perintah Ethan pada Willy tanpa memedulikan perkataan dari Pedro.

"Baik Tuan", balas Willy.

Tak lama kemudian, tiga pelayan masuk dan menghidangkan sajian makan malam. Mereka makan dengan tenang, sesekali Ethan menanggapi istri dari Pedro yang berusaha menjilat padanya. Tiga puluh menit kemudian mereka sudah selesai memakan hidangan utama, pelayan kembali untuk membereskan peralatan makan dan menyajikan hidangan penutup.

"Saya memiliki tawaran kembali untuk anda dan mungkin untuk putra anda juga Tuan", pancing Ethan.

Ethan bisa melihat mereka saling pandang, senyum mereke seketika terbit.

"Apa maksud anda Tuan?", tanya Pedro basa-basi.

"Saya mendengar jika performa anda di dunia politik sangat baik. Paman saya salah satu petinggi di pemerintah pusat, mungkin saya bisa merekomendasikan anda padanya karna saya dengar ada satu kursi kosong disana", ucap Ethan masih terus memandang Pedro. Dan, sesuai ekpektasinya.

"Wah, anda serius Tuan?", kata Pedro yang berusaha menjaga sikapnya padahal batinnya ingin sekali teriak. Istri dan anaknya pun terlihat begitu.

"Tentu saja Tuan, dan mungkin saya juga akan merekomendasikan putra anda untuk menjabat sebagai General Manager di perusahaan saya", pancing Ethan kembali.

"Wah, fantastis", ucap Maria.

"Terima kasih atas tawaran anda Tuan Dominic", ucap Jordan.

"Anda begitu baik pada kami Tuan, saya merasa mendapatkan kejutan besar", ucap Pedro.

"Tidak, ini hal yang mudah bagi saya. Kalian tunggulah kabar dari asisten saya nanti", kata Ethan.

"Sekali lagi terima kasih Tuan", ucap Pedro yang senyumnya tidak luntur.

"Kalau begitu, saya harus pergi. Kalian bisa menikmati waktu kalian".

Setelah mengatakan itu, Ethan dan Willy langsung keluar dari ruangan membiarkan keluarga Salvares bereuforia atas jackpot yang mereka dapatkan.

"Ha, ha, ha.. Akhirnya, akhirnya tujuan ku akan segera tercapai ", teriak Pedro begitu Ethan dan Willy keluar dari ruangan.

"Sayang, kita akan semakin berkuasa. Tidak sia-sia kita sudah berusaha sejauh ini", seru Maria.

"Mom, Dad.. Sebentar lagi aku akan menjadi General Manager di Christopher Industries", teriak Jordan.

"Iya sayang", kata Maria.

Pedro berdiri dan menuju jendela, ia melihat pemandangan malam kota Sydney. Ia kembali melihat istri dan anaknya yang masih bersorak. Pedro menghela napas pelan, sebentar lagi ia akan menjadi sosok yang lebih berkuasa.

"Sayang, apa yang sedang kau pikirkan?", kata Maria.

"Aku sedang menikmati euforia ini, sampai tahap ini kita sudah melakukan banyak hal. Tapi kali ini, tawaran besar datang sendiri pada kita", ucap Pedro.

"Ini adalah hasil yang kita tanam Dad, kita sangat beruntung mendapatkan kesempatan ini", ucap Jordan.

"Betul kata Jordan sayang, kita jadi tidak perlu berusaha keras kali ini. Tinggal menunggu kabar dari Tuan Dominic dan kita akan ke tempat yang lebih tinggi", kata Maria.

"Huh, jika saja aku memiliki saudara perempuan mungkin bisa Dad jodohkan dengan Tuan Dominic".

"Kau bisa mendekati adik perempuan dari Tuan Dominic, Jordan", usul Pedro.

"Hmm, sempurna. Jordan, kau dekati saja gadis itu dan buat dia jatuh cinta pada mu. Jika kau menikah dengannya maka hartanya akan menjadi milik mu juga", seru Maria.

"Dan aku akan terus mendekati Tuan Dominic secara perlahan", ucap Pedro.

"Rencana yang bagus Mom, Dad".

Mereka saling pandang dan menyeringai.

Mereka tidak tahu jika percakapan mereka sedari tadi di dengar oleh Ethan.

"Sebelum kalian mendekati keluarga ku, aku pastikan kalian hancur terlebih dahulu", batin Ethan.

"Will, lakukan besok pagi".

"Baik Tuan".

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang