Part 24 : Intogrations

6.9K 268 0
                                    


Pukul 7 tepat, Willy menekan bel pintu apartemen milik Ethan, meskipun ia tahu passwordnya tapi rasanya tidak sopan jika langsung masuk padahal pemiliknya ada di dalam. Sudah ketiga kalinya tapi Willy tidak menerima respon dari Ethan, biasanya dengan sekali Ethan sudah membukakan pintu. Willy segera menelfon Ethan, tapi tidak terangkat. Karena rasa khawatirnya, Willy memasukan password dan masuk ke dalam apartemen Ethan.

"Tuan", panggil Willy.

"Tuan?"

Willy mendengar suara dari dapur.

"Astaga Tuan", pekik Willy. Ia melihat Ethan yang terduduk lemah di lantai. Willy segera memapah Ethan ke kursi dan memberikan Ethan air minum. Ethan menegak habis air itu.

"Sebaiknya kita ke rumah sakit Tuan, 2 minggu ini kesehatan anda menurun", usul Willy. Pasalnya akhir-akhir ini Ethan mudah lelah, mual muntah dan nafsu makan menurun. Ethan belum memeriksanya karena ia pikir efek kelelahan bekerja saja, ia hanya meminta Willy untuk membelikan tambahan vitamin.

"Aku baik-baik saja, tunggulah aku akan ganti pakaian", ucap Ethan yang langsung meninggalkan Willy di dapur.

Willy hanya menghela napas, keras kepala sekali bosnya itu.

Kini Ethan dan Willy dalam perjalanan menuju markas untuk melihat target yang sudah mereka tangkap.

"Tuan, Tuan Alberto saat ini juga dalam perjalanan ke markas", info Willy

"Hmm, kau tidak memberitahu Dad soal tadi kan?"

"Tidak Tuan".

"Beritahu Kevin dan Ramon untuk bersiap, selanjutnya tetap pada rencana awal".

"Dimengerti Tuan".

Saat mereka sampai markas, Alberto telah sampai terlebih dahulu. Alberto menunggu Ethan yang baru saja sampai. Ia mengernyit saat melihat raut pucat di wajah putra sulungnya itu.

"Ethan, kau baik-baik saja? Wajah mu terlihat pucat", tanya Alberto.

"Aku baik-baik saja Dad, sebaiknya kita masuk", jawab Ethan, sebenarnya ia dari tadi menahan pusing.

Alberto menatap Willy yang dibalas anggukan.

Alberto, Ethan dan Willy memasuki ruang rapat di markas. Didalamnya sudah ada Kevin dan Ramon.

"Selamat pagi Tuan semua", sapa Kevin dan Ramon.

Alberto dan Ethan mengangguk kemudian duduk.

"Ini data dari kedua pihak Tuan", kata Kevin sambal menyerahkan 2 map ke Alberto dan Ethan.

"Pertama Shera Taquelina, wanita asal Spanyol. Ia bertemu dengan Lonardo 6 tahun lalu di club, selama 1 tahun Shera menjadi jalang Lonardo yang kemudian dijadikan asisten oleh Lonardo", terang Ramon.

Ethan menyeringai.

"Kedua Calvin Romero, atlet rugby yang tengah naik daun. Ia seorang pecandu dan pengedar narkoba, terhitung kemarin transaksi ketiganya dengan Lonardo", terang Ramon Kembali.

"Hmm, semakin menarik", kata Ethan.

"Masukan Calvin dulu", perintah Ethan.

Kevin dan Ramon mengangguk, "Kalau begitu kami akan bersiap Tuan".

Ethan membalas dengan anggukan.

Willy segera menghidupkan LED, mereka cukup disini mendengar dan menyaksikan apa yang Kevin dan Ramon lakukan. Ya, menginterogasi Shera dan Calvin. Ethan pun juga memakai earphone agar terhubung dengan Kevin dan Ramon.

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang