Hangatnya pagi dengan lembut membangunkan wanita yang sedang hamil besar itu, kelopak mata indahnya terbuka dan menyesuaikan cahaya. Ia merasa segar karena tertidur dengan nyenyak, di tambah adanya suami tampan di depannya. Seutas senyum terbit di wajah itu. Dengan sebelah tangan yang diinfus, Nora mengelus pipi Ethan, memar karena pergulatan dengan Caesar kemarin masih ada.
"Ini pasti sangat sakit", ucap Nora sedih.
Perlahan Nora mencium kening suaminya. "Aku mencintaimu suamiku", kata Nora setelahnya.
"Aku juga mencintaimu istriku", kata Ethan.
Nora mengerjap lucu karena terkejut suaminya bangun. "Kau sudah bangun Ethan?".
"Sebenarnya aku sudah bangun lebih dulu", kekeh Nora.
Nora memukul pelan dada Ethan sambil mengerucutkan bibir. Seolah mendapat undangan, Ethan langsung menempelkan bibirnya pada bibir Nora, memagutnya dengan mesra perlahan Nora membalas pagutan dari suaminya.
"Jauh lebih baik pagi ini?", tanya Ethan sambil membersihkan bibir Nora yang sedikit basah.
"Mmm, berkat dirimu. Bagaimana dengan dirimu sayang, lihat memarnya sampai seperti ini", Nora kembali menyentuh memar yang ada di pipi suaminya.
"Tidak masalah bagiku sayang, ini hanya luka kecil", kata Ethan dengan senyum di akhir.
"Maaf", Nora menundukkan kepalanya.
"Hey sayang", Ethan meraih dagu Nora.
"Jangan merasa bersalah, karena ini semua salahku yang lalai menjagamu. Maafkan aku, aku akan amat sangat bersalah jika aku tidak bisa menyelamatkanmu dan juga calon putri kita", Ethan menempelkan kening mereka berdua.
"Akan aku pastikan hal ini tidak akan terjadi lagi", janji Ethan.
Nora merangkum wajah suaminya dan mengecup bibir suaminya dalam, mencoba bergerak sesuai nalurinya. Ethan menyambutnya dengan senang hati sampai ia yang mengambil kendali. Tempo yang lembut berubah menjadi cepat, Nora kewalahan untuk mengimbangi suaminya yang kini sudah setengah menindihnya. Beberapa menit berlalu mereka masih asyik memadu kasih hingga suara ketukan pintu terdengar. Ethan mencoba mengabaikannya namun ketukan itu semakin keras.
"Ada apa?", teriak Ethan.
"Tuan, dokter dan perawat ingin memeriksa keadaanya nyonya", kata salah satu bodyguard yang sengaja Ethan tugaskan untuk menjaga kamar inap Nora.
"Tunggu sebentar".
"Baik Tuan".
"Kita bisa lanjutkan nanti", kekeh Nora.
"Kau sudah membangkitkan milikku sayang", kata Ethan yang menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Nora.
Nora tertawa kecil. "Tidak baik membuat dokter menunggu terlalu lama sayang".
Mau tidak mau Ethan bangkit, sebelum itu ia memberikan kecupan singkat pada bibir Nora yang sedikit bengkak karena ulahnya. Ethan membantu merapikan rambut dan baju istrinya, setelah itu Ethan membuka pintu kamar.
Sekitar 10 menit dokter dan perawat berada di kamar inap Nora, kondisi Nora sudah stabil dan bisa pulang pagi ini maka dari itu perawat juga melepas selang infus Nora. Setelah melakukan tugasnya, mereka undur diri pada Ethan.
"Aku senang akhirnya bisa pulang pagi ini".
Ethan mengusap rambut istrinya. "Aku akan meminta Alex untuk menjemput kita".
Sebelum Ethan berbalik, Nora menahan tangan Ethan.
"Ada apa sayang?", tanya Ethan lembut.
"Ethan, bisakah kita menginap di mansion utama?", tanya Nora.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...