Part 18 : A Clue

7.6K 301 0
                                    


Willy mengendarai mobilnya dengan cukup cepat, sekitar 3 menit yang lalu timnya mengatakan kalau mereka sudah sampai di Town Hall. Karena jarak dari rumah penjara dan Town Hall cukup jauh, maka Willy mengkoordinasikan timnya melalui saluran telepon. Lima menit berikutnya Willy sudah sampai di Town Hall. Setelan santai, topi bisbol dan tas coklat ia gunakan untuk penyamaran menjadi warga sipil biasa, ia sendiri yang akan mengambil rekaman itu.

"Everyone in position! I'm in", kata Willy lewat earpiece.

Willy segera membaur di lokasi, situasi ramai mendukung karena saat ini jam pulang bekerja. Ia berjalan dengan memperhatikan sekitar, ia menargetkan misi selesai dalam waktu 5 menit. Salah satu timnya mengendalikan ruang CCTV, dan 2 lainnya mengawasi sekitar dengan berbaur seperti dirinya.

Dalam jarak 5 meter didepan, ia melihat salah satu timnya. Saat mereka berpapasan, Willy menerima sebuah pengait yang akan ia gunakan untuk membuka kunci loker itu. Berbelok ke kiri mengikuti petunjuk dimana peron 6 berada, ia melihat rekannya lagi yang telah berjaga disana. Jarak 2 meter Willy sampai loker, rekannya beranjak untuk pura-pura duduk di kursi tunggu.

Willy sudah sampai di depan loker nomor 13, ia memperhatikan sebentar keadaan sekitar kemudian langsung melancarkan aksinya. Dalam waktu 7 detik ia bisa membuka loker itu, didalam ia melihat sebuah sarung tangan dan bungkus rokok. Ia membuka bungkus rokok dan menemukan sebuah disk kecil. Tanpa menunggu lama ia segera mengambil kedua barang itu dan memasukannya kedalam tas. Menutup loker dan mengunci kembali kemudian ia meninggalkan lokasi.

"Go", ucap Willy pada timnya. Misi selesai.

Willy segera menuju ke mobilnya, ia mengambil ponselnya dan menginfokan pada Ethan jika ia sudah mendapatkan rekamannya. Ethan meminta Willy untuk langsung ke mansion utama, mereka akan mendiskusikan bersama Alberto dan Alex.

.....

Setelah makan malam, Ethan, Alberto, Alex, dan Willy memasuki ruang kerja milik Alberto. Ethan sudah menjelaskan situasinya pada Alberto dan Alex.

"Buka rekamannya Will", perintah Ethan.

Willy menyambungkan disk itu ke laptop.

"Tuan, disk ini memerlukan password untuk membukanya. Saya akan menelepon Kendrick sebentar", kata Willy yang dibalas anggukan oleh Ethan.

"Saya sudah mendapatkan passwordnya Tuan, tapi laki-laki itu bilang jika video ini adalah rekaman dari video aslinya karena bos yang ia sebut Black Eye itu telah mengatur jika setiap video darinya akan hilang setelah 15 detik selesai di putar", jelas Willy.

"Kita buka dulu Will", ucap Ethan.

"Baik Tuan", Willy segera memasukan password dan ia temukan ada 4 video disana.

Video pertama dibuka. Semua mata memperhatikan dimana Black Eye memberi perintah untuk memasang kamera di depan kamar apartemen Ethan. Kejadian ini sekitar 1 tahun yang lalu dimana Ethan menemukan hal janggal di pigura yang dipajang di dinding depan apartemennya. Ethan menemukan kamera kecil disana, saat itu juga Ethan meminta anak buahnya untuk menyusuri seluruh gedung. Dan akhirnya ia menemukan 3 kamera pengintai yang langsung di hancurkan oleh anak buahnya.

Video kedua diputar. Perintah kali ini adalah menabrak mobil berplat CJ15PX dimana mobil ini adalah mobil Ethan. Saat itu Ethan bersama Willy yang dalam perjalanan pulang ke apartemen tapi mobil mereka tertabrak oleh mobil box, beruntung pengendalian kemudi Willy baik, jadi mereka tidak terluka parah. Kasus itu ditutup polisi karena penabrak dalam pengaruh narkoba.

Di video ketiga, dimana Black Eye menyuruh untuk membakar kilang minyak milik Christopher Industries.

Video ke-empat diputar, Black Eye memerintah untuk mencari tahu dan mengawasi pelayan pribadi istri dari Alberto Federic Christopher. Disini Black Eye bersama dengan laki-laki yang memiliki luka bakar di pergelangan tangan kirinya. Video ini direkam satu minggu sebelum laki-laki yang menerima perintah itu ditangkap oleh anak buah Ethan.

"Fuck!", umpat Ethan.

"Dari video itu, semuanya tertuju pada mu Kak? Apa kakak nengenali kedua laki-laki yang ada di video itu?"

"Aku sama sekali tidak mengenalinya Lex, suara si Black Eye juga bukan suara aslinya".

"Ethan, kau bisa memulihkan suara itu? Akan sangat berguna jika kita mengetahui suara aslinya".

"Akan aku coba Dad".

"Menurut ku Black Eye memiliki dendam terhadap kakak dilihat bagaimana ia merencanakan semua ini. Dia mengawasi gerak-gerik kakak selama ini, dan pasti ia sudah menyuruh orang lain untuk mengganti tugas laki-laki yang sudah kakak tangkap".

"Setidaknya petunjuk yang kita miliki sekarang bertambah. Sedari awal ia memang mengincar mu. Berhati-hatilah Ethan dan perketat penjagaan mu".

"Hah, Pedro Salvares, Lonardo Xafillion dan Black Eye", Alex menghela napas.

"Aku akan mempercepat rencana ku terhadap Pedro, bagaimana dengan Lonardo Dad?"

"Daddy belum menemukan lokasi akuratnya. Begitu ia menangkap umpan kita, kita akan lebih mudah menemukannya dan pabrik narkobanya".

"Aku yakin Pedro memiliki akses kesana Dad, aku akan meminta tim ku untuk meretas ponselnya", kata Ethan.

"Hmm, jaga kesehatan mu Ethan. Penampilan mu sekarang bukan dirimu yang biasanya. Kau terlihat berantakan. Nora, Dad yakin bisa menemukannya".

Ethan hanya diam mendengarkan ucapan ayahnya. Seketika pandangannya menajam saat ia mendengar nama Nora. Tanpa kata, Ethan pergi meninggalkan ruang kerja ayahnya. Alberto dan Alex menghela napas melihat kepergian Ethan.

Saat menuju kamarnya ia bertemu dengan Grace.

"Kak, apakah kakak baik-baik saja", tanya Grace.

Ethan hanya mengangguk dan meninggalkan Grace di tempat. Ia langsung memasuki kamarnya. Grace hanya memandang punggung Ethan dengan sendu. Perubahan Ethan dirasakan oleh semua orang terdekatnya.

Di dalam kamar, Ethan duduk diatas karpet dan punggungnya bersandar pada ranjang. Ia melepas sepatunya dengan kaki. Tangan kanannya mengambil ponsel di nakas. Ia membuka galeri, yang tadinya kosong kini sudah diisi beberapa foto dari Nora. Ia dapatkan dari data dan sosial media milik Nora.

Ethan merasa lebih tenang sekarang, puas dengan foto Nora ia membuka video dimana Nora bernyanyi saat acara ulang tahun pernikahan orang tuanya. Pandangan Ethan luluh melihat betapa cantiknya senyum milik Nora dan betapa merdunya suaranya.

"Where are you?"

"Are you okay?"

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang