Part 42 : Enchanted

8.1K 344 7
                                    


Jet pribadi milik Christopher sudah mengudara di langit Australia sejak pukul 4 sore tadi. Diperkirakan Ethan dan rombongan akan sampai tujuan pada pagi hari. Disana Willy sudah meminta bantuan Hardin, rekan dari Dylan untuk memesan hotel yang sangat dekat dengan cafe milik Nora. Hardin telah memilihkan hotel dimana cafe Nora bisa terlihat dari kaca jendela hotel, memudahkan Ethan untuk melihat dan mengatur waktu pertemuan mereka.

Ethan memilih menyendiri di dalam kamar pribadinya, tumpukan hadiah untuk Nora dan putranya sudah disiapkan. Ethan duduk diatas ranjang masih mengamati lekat-lekat potret Nora dan putranya. Ethan bersyukur karena Nora mau memperkenalkan dirinya pada putranya. Entah apa reaksi mereka nanti, tapi Ethan siap menerima. Ia bersedia untuk berlutut di hadapan Nora untuk meminta maaf atas perlakuan buruknya di masa lalu. Ah, rasanya tidak sabar untuk merengkuh mereka. Ethan berjanji akan memberikan kebahagiaan pada mereka. Bahkan Ethan sudah memesan agar kamar putranya di desain dengan tema hutan dan fauna di mansion yang akan mereka tempati. Sedangkan keluarga Ethan yang lain, mereka sudah heboh untuk persiapan penyambutan Nora dan Marvel. Alberto dan Laura akan membuat playground khusus Marvel dan memesan banyak hadiah, karena Ethan akan membawa mereka ke mansion utama saat kembali nanti.

Perjalanan panjang dari Sydney ke Luzern akhirnya usai dan kini Ethan sudah sampai di hotel yang sudah dipesankan oleh Hardin. Dari lantai 3 Ethan bisa melihat rumah Nora, informasi dari Hardin jika cafe Nora hari ini sedang libur. Dari sebelum berangkat, hati Ethan terus-terusan berdebar. Ethan akan menunggu informasi dari Hardin kembali soal aktivitas Nora sementara ia akan bersiap dahulu. Karena selama perjalanan istirahat Ethan sudah cukup, maka ia tak ingin membuang waktu lagi. Untuk Willy, nanti ia akan mengunjungi kantor polisi dimana Joe ditahan.

Beberapa jam setelahnya, Hardin menginfokan jika Nora dan Marvel berada di dalam rumah sedari tadi. Ethan berdiri di depan cermin, ia sudah berpakaian rapi dengan setelannya. Ethan memastikan jika ia harus terlihat baik untuk kesan pertama. Sedikit merapikan dasinya, dan ya Ethan selalu tampan seperti biasa. Tak lupa jika Ethan juga menyiapan buket bunga mawar untuk Nora dan paper bag yang berisi mainan robot berbentuk hewan untuk putranya.

Ting, pesan masuk dari Hardin yang menginfokan jika Nora sedang bermain piano bersama Marvel, hanya berdua saja. Ethan pikir inilah waktu yang tepat. Ethan mengambil buket bunga dan paper bag lalu melenggang pergi ke cafe Nora, cukup berjalan kaki saja. Setiap langkahnya Ethan mencoba menghilangkan kegugupannya. Oh ayolah, saat bertemu klien besar Ethan tak pernah merasakan gugup. Saat didepan cafe Nora, Ethan mengangguk pada Hardin.

Dari balik pintu kaca cafe, Ethan sudah bisa melihat Nora yang sedang mengajari Marvel bermain. Untung saja mereka tidak menghadap ke pintu, sehingga Ethan bisa masuk tanpa terlihat oleh mereka. Perlahan-lahan Ethan masuk tanpa menimbulkan suara, percakapan mereka terdengar oleh Ethan. Perasaan Ethan membuncah, dua orang yang ia rindukan tepat di depan matanya saling melempar senyum yang membuat hatinya menghangat.

"Kau semakin pandai bermain piano sayang", kata Nora sambil menjawil hidung putranya.

Marvel terkekeh.

"Mommy, could you sing your favorite song?", pinta Marvel dengan mata yang di kedip-kedipkan.

Ethan tersenyum dan bangga karena Marvel sudah fasih berbicara.

"Karna pangeran kecil mommy sudah fasih satu lagu, mommy akan mengabulkan permintaan anak mommy ini", kata Nora riang.

Lagi, Ethan terpesona pada Nora untuk kesekian kalinya.

"Yeyy, ayo mommy", Marvel bersorak.

Nora mulai memainkan jarinya diatas tuts piano dan Ethan masih berdiri di tempat.

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang