Part 31 : Irrelevant

6.3K 232 0
                                    


Hari Sabtu pukul 11 malam misi penangkapan Lonardo Xafilion dimulai oleh Ethan. Alberto, Ethan dan Alex mengamati jalannya misi di ruang kendali markas. Dalam misi ini, Ethan menggunakan teknik yang sama saat ia menyabotase transaksi Lonardo sebelumnya namun sedikit berbeda. Alberto memutuskan agar Lonardo dan anggotanya dibawa langsung ke kantor polisi.

"Ethan".

"Ya Dad?"

"Lonardo. Kita tak perlu menahannya di markas".

"Why? Bukankah itu keinginan Daddy?"

"Tidak lagi, biarkan dia dibawa langsung ke kantor polisi. Daddy bisa menemuinya langsung disana".

"Mommy?"

"Ya, Dad hanya tidak ingin kebiasaan buruk Dad di masa lalu terulang kembali. Itu akan menyakiti Laura".

Alberto dan Ethan saling tatap dan Ethan mengangguki  permintaan ayahnya.

Menit-menit berlalu, Ethan memberikan instruksi dan arahan, mengendalikan situasi dari jarak jauh. Situasi genting sempat terjadi ketika pihak Lonardo melakukan perlawanan sengit, beberapa anak buah Ethan terluka. Ethan kecolongan, ternyata Lonardo menyiapkan anggotanya yang lain tanpa sepengetahuan Shera, mungkin insting seorang Lonardo. Tapi keberhasilan tetap berpihak pada Ethan, Mr. Timoty dengan belasan anggotanya turut membantu tim Ethan untuk meringkus Lonardo dan anak buahnya. 

Mereka berhasil membawa Lonardo dan anak buahnya ke kantor polisi, barang bukti lengkap juga dibawa polisi. Ethan memerintahkan timnya yang terluka untuk segera ke rumah sakit. Dalam misi-misi yang melibatkan polisi ini, Mr. Timoty sepakat untuk merahasiakan identitas Ethan dan timnya. Mr. Timoty sendiri yang akan membuat skenario seolah-olah polisi berhasil menangani kasus tanpa bantuan dari orang lain.

Di ruang kendali markas, Alberto dan kedua putranya bisa bernapas lega karna mereka berhasil menjalankan misi. 

"Lonardo sudah tertangkap Dad", ucap Alex.

Alberto mengangguk, ia mendekat dan kedua tangannya memegang sisi pundak masing-masing putranya.

"Terima kasih", ucap Alberto.

"Mr. Timoty akan menghubungi Dad saat Lonardo siap dikunjungi", ucap Ethan.

Alberto mengangguk, ia merasa bingung dengan perasaannya. Di sisi lain ia mengingat jika Lonardo pernah menjadi teman dekatnya semasa muda dan di sisi lain ia merasa lega karna bisa mengentikan tindakan jahat Lonardo.

"Alex, kita pulang sekarang", ajak Alberto.

Alex mengangguk. "Kau ingin ikut bersama kita Kak?".

Ethan menimbang dan menganggukan kepalanya. Memang misi kali ini Willy tidak ikut ke markas karna ia tugaskan untuk menyelesaikan pekerjaan penting. Setelah itu mereka perjalanan menuju mansion.

Mereka sampai mansion pukul 3 pagi. Masing-masing mereka menuju ke kamar untuk beristirahat. Alberto memasuki kamarnya dengan perlahan karena Laura tertidur lelap, ia mendekati sisi ranjang istrinya, menunduk dan mencium kening Laura.

"Maafkan aku".

Setelah membatin itu, Alberto ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan berganti baju. Saat sudah mengenakan piyama, Alberto naik ke ranjang dengan perlahan ia mendekat dan mendekap tubuh Laura.


....


Dua hari kemudian, Alberto mendapat kabar dari Mr. Timoty jika dirinya bisa bertemu dengan Lonardo. Dan disinilah Alberto berada di ruang temu tanpa ada pembatas kaca yang di jaga oleh 1 polisi. Sekitar 3 menit ia menunggu, pintu dibuka dan memunculkan Lonardo yang di kawal 2 polisi. Alberto dan Lonardo saling pandang. Alberto melihat jika Lonardo sudah mengenakan seragam tahanan dan kedua tangannya terborgol. Dua polisi tadi menggiring Lonardo untuk duduk di kursi, setelah itu mereka keluar dan menjaga di depan pintu.

NORATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang