"Huh", Nora menghempaskan tubuhnya pada sofa. Ia akan duduk dulu selama 5 menit sebelum ia menata hadiah. Satu bulan lalu Nora dibantu Irene menata ruang sebelah untuk dijadikan kamar baby Marvel, keperluan baby Marvel sudah Nora beli hanya saja Irene melarang Nora membeli stroller bayi karena Irene akan menghadiahkannya untuk Nora.
Lima menit berlalu, Nora bangkit dan mencepol rambutnya agar tidak mengganggu aktivitasnya. Ia mulai dengan membuka tumpukan hadiah. Kadang ia tersenyum dan tertawa membaca beberapa surat ucapan dari pegawainya.Mereka menghadiahkan pakaian, mainan, perlengkapan tidur, diaper bag dan lain-lain. Paman Eric dan bibi Sophia memberikan baby lounger dan herbal untuk ibu menyusui. Nora terharu membaca surat yang ditulis dari bibi Sophia.
Untuk Nora sayang.
Selamat atas kelahiran putramu, Marvel. Putramu adalah bayi yang sangat lucu dan kau wanita hebat Nora karna sudah berjuang keras selama ini. Namun perjuanganmu belum berakhir nak, kau adalah sayap pelindung bagi putramu. Bibi percaya jika kau akan selalu menjadi ibu yang luar biasa. Bibi bangga padamu. Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatanmu. Semoga kebahagiaan selalu menyertai keluarga kecilmu Nora. Paman dan bibi menyayangimu.
Dari bibi Sophia.
"Terima kasih semuanya, kalian selalu mendukungku", monolog Nora.
Nora melanjutkan aktivitasnya, setelah semua hadiah dikeluarkan ia tata satu per satu ke kamar Marvel.
"Hah, akhirnya selesai juga. Sekarang kebutuhan Marvel sudah lengkap semua", ucap Nora setelah 1 jam beberes.
Saat usia Marvel memasuki 6 bulan, Nora akan melatihnya untuk tidur dikamarnya sendiri. Nora keluar dari kamar putranya untuk minum, setelah itu ia akan membersihkan tubuhnya.
.....
Nora sudah dengan setelan piyamanya, ia duduk di sisi ranjangnya dan melihat putranya yang masih terlelap. Nora usap pipi putranya dengan lembut, tidak pernah terbayangkan jika ia akan menjadi ibu secepat ini.
"Mommy berjanji akan selalu menjaga dan melindungimu dengan nyawa mommy sayang", ucap Nora.
Kemudian Nora mengambil foto keluarga yang ia pajang dinakasnya. Foto yang menunjukkan 4 orang sedang tersenyum lepas, diambil saat mereka merayakan kelulusan Nora.
"Dad, mom, uncle. Nora sangat merindukan kalian. Lihatlah, Nora sekarang sudah menjadi seorang ibu dari bayi laki-laki yang sangat lucu ini. Ini cucu kalian dad, mom", Nora mengarahkan foto itu pada Marvel.
Lalu Nora mendekap erat foto itu dan meminta maaf karena belum bisa mengunjungi makam mereka. Dikembalikannya foto itu ke atas nakas, dan Nora membuka laci dengan mengambil selembar foto. Foto ayah dari putranya. Pandangan Nora semakin melemah saat bersitatap dengan mata milik Ethan meskipun dari foto, tangannya sedikit gemetar.
"Dia putramu Ethan, Marvel Jefferson Christopher. Apakah disana kau merasakan kehadirannya? Dia lahir dengan sehat dan Marvel sangat mirip denganmu", monolog Nora.
"Hatiku tidak menampik jika aku berharap kau segera menemukan dan menjemput kami. Sejujurnya aku takut dan khawatir, tapi aku belum memiliki keberanian untuk memberitahumu. Aku khawatir jika kau tidak menganggap dan melupakan kejadian malam itu. Namun, aku tidak salahkan jika aku berharap bahwa kau tidak melupakanku".
Tak ingin berlarut, Nora meletakkan kembali foto Ethan dan ia perlahan berbaring disamping putranya. Nora akan menyusul mimpi putranya.
Pagi harinya Nora terbangun karna mendengar tangisan putranya. Nora tahu jika putranya ini haus, dengan cekatan Nora memberikan asi paginya. Untuk urusan cafe Nora sudah percayakan pada Esmee karena bagaimanapun Nora harus fokus merawat bayinya. Pelan-pelan Nora mengangkat Marvel dan pergi ke ruang santai. Ada spot dimana sinar matahari bisa masuk tanpa harus keluar rumah, Nora akan menjemur Marvel disana.
Nora terkikik melihat mata Marvel yang mengerjap-erjap. Setelah berjemur, Nora akan memandikan putranya.
"Hmm, baby Marvel sekarang sudah wangi ya, sudah bersih", ucap Nora yang kemudian memberikan banyak kecupan ditubuh mungil putranya.
Marvel meresponnya dengan menggerak-gerakkan kedua tangan dan kakinya.
Nora membawa Marvel ke ruang santai dan meletakannya pada baby lounger diatas karpet, ia berencana untuk membuat sarapan dan mandi.
Pada hari-hari berikutnya Nora terus mengulang aktivitasnya mengurus Marvel kecil, putranya yang hadir membawa kebahagiaan padanya. Jika cafe membutuhkan dirinya ia akan tetap membantu.
....
Beda halnya dengan Nora yang mulai disibukkan dengan mengurus baby Marvel, saat ini malah Ethan yang mengurung diri dikamar sejak kepulangannya dari Amerika.
Beberapa botol wine kosong berserakan dilantai kamar Ethan, penampilannya yang rapi berubah menjadi berantakan. Perkataan dokter kemarin membuatnya frustasi, Ethan menahan dirinya sampai pekerjaanya di Amerika selesai. Sepulangnya dari situ ia hanya mengurung diri dikamar.
Pintunya ia kunci, ponselnya juga dinon-aktifkan dan ia tidak ingin bertemu dengan siapa-siapa. Hal yang dilakukan didalam kamar hanyalah meminum wine sambil terus memandangi foto Nora. Berkali-kali ketukan pada pintunya tidak ia hiraukan. Yang Ethan dengar adalah suara merdu Nora saat bernyanyi pada ulang tahun pernikahan orang tuanya. Ethan putar berulang-ulang, tiada bosan baginya.
Pertama kalinya Ethan seperti ini karena seorang wanita, menandakan bahwa Ethan sudah benar-benar jatuh pada pesona Nora. Saat ini yang memenuhi pikirannya hanya Nora dan anaknya. Dua hari sudah Ethan selalu bermimpi anak laki-laki yang memanggilnya daddy.
Untuk urusan pekerjaanya, pasti daddy-nya, Alex dan Willy bisa mengurusnya. Tapi orang-orang yang diluar kamar Ethan begitu khawatir dengan keadaan Ethan, apalagi Laura.
Ethan duduk bersandar pada ranjang, ia hanya memandang lurus dengan pandangan kosong. Ia terus membodohi dirinya karena tidak becus dalam mencari Nora.
"Bodoh, bodoh, bodoh", maki Ethan pada dirinya sambil meremas rambutnya.
Yang diperlukan Ethan adalah waktu untuk menjernihkan pikiran dan menata perasaannya, tapi biarkan ia sendiri sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomansaHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...