"Hi Esmee, Nora dimana?"
"Oh Irene, Nora masih bersiap sepertinya. Mungkin sebentar lagi ia turun".
"Okay, aku akan menunggunya di meja itu".
Esmee meminta Irene untuk mendekat. "Pria dibelakang mu apakah kekasihmu?", bisik Esmee.
Irene tergelak mendengar ucapan Esmee. "Dia kakak sepupuku".
Esmee hanya bisa menyengir.
"Kita duduk dulu sambil menunggu Nora, Joe".
Pria yang Irene panggil itu mengangguk dan mengikuti Irene.
"Ini cafe yang dibangun Nora sendiri?", tanya Joe.
"Hmm, dia wanita hebat kan. Tapi kau diam saja ya kalau aku sudah cerita sedikit soal kehidupannya. Anggap saja kau tidak tahu apa-apa dan jangan banyak bertanya", peringat Irene.
"Baiklah, ini kali ketiga kau mengatakan hal yang sama padaku", sungut Joe.
"Supaya kau tidak lupa", Irene meledek.
Sekitar 5 menit mereka menunggu, Nora turun dari lantai 2. Nora melihat Irene yang melambai padanya tapi ia bingung siapa pria yang bersamanya.
"Apa kau sudah menunggu lama Irene?", tanya Nora begitu sampai di meja Irene.
"Tidak lama kok. Wow, perutmu seperti ukuran bola Nora", pekik Irene.
"Ish, kau ini kenapa terkejut padahal hampir tiap hari kau kesini".
"Hehe, maaf. Pemeriksaan hari ini untuk mengetahui jenis kelamin keponakanku kan?".
"Tentu, aku sudah tidak sabar untuk mengetahuinya", senyum Nora mengembang dan Irene juga.
Mereka asyik mengobrol dan menghiraukan Joe yang sedari tadi menatap Nora tanpa kedip. Joe akui jika ia terpana melihat kecantikan Nora, apalagi dengan senyum Nora yang seolah membuat seluruh tulangnya meleleh. Joe mencoba menguasai tubuhnya kembali.
"Ekhem", dehem Joe yang membuat atensi kedua wanita tertuju padanya.
"Oh ya Nora, kenalin ini Joe kakak sepupu ku. Ia baru kembali dari Jerman", Irene memperkenalkan Joe.
Joe dengan berani mengulurkan tangannya pada Nora. "Hi aku Jonathan Fross. Kau bisa memanggilku dengan Joe", kata Joe yang diakhiri dengan senyuman.
Nora membalas Joe. "Nora", kata Nora singkat dan langsung melepas jabatan tangan dari Joe.
"Aku meminta bantuan Joe untuk mengantarkan kita ke rumah sakit Nora, ayahku masih tidak mengijinkanku menyetir karna kejadian kemarin", lesu Irene diakhir kalimat.
Nora hanya menggelengkan kepalanya.
"Apa tidak merepotkan Kakak?", tanya Nora pada Joe.
Joe yang mendengar panggilan dari Nora hanya mampu menahan kegirangannya dalam hati. "Tentu saja tidak merepotkan, ini waktu senggang ku".
"Syukurlah, terima kasih Kak".
"Sama-sama", kata Joe yang menatap Nora penuh kagum. Irene melihat binar mata Joe yang tertuju pada Nora.
"Baiklah, sepertinya kita harus berangkat sekarang", ajak Irene.
"Ayoo", balas Nora.
Nora dan Irene berpamitan pada Esmee. Mereka akan berangkat ke rumah sakit menggunakan mobil milik Joe. Irene dan Joe duduk di depan dan Nora duduk di kursi tengah.
"Mmm Nora, kalau kau sendiri menginginkan bayi laki-laki atau perempuan?", Irene memulai obrolan di mobil.
"Mau bayi laki-laki atau perempuan aku akan tetap menerimanya, karna aku ibunya. Aku selalu berdoa agar bayiku selalu sehat", ucap Nora sambil mengelus perut buncitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NORA
RomanceHal tak terduga menimpa seorang gadis berusia 20 tahun, Nora. Kedua orang tua meninggal secara tragis. Belum genap sehari berduka, dia harus pergi untuk menyelamatkan nyawanya dari pembunuh orang tuanya. Mencari tempat berlindung sementara, untuk me...