REVENGE DESIRE (rubybyposie)
━─━────༺༻────━─━
❀
❀
Lamborghini mengerem tiba-tiba sampai terdengar bunyi decitan ban sangat nyaring.Elina geram akan gaya brutal menyetir Sean. Tadi mengebut dengan kencang, sekarang mengerem dadakan.
"Kau bisa tidak-"
Elina hendak mengomel ketika benda basah sudah menyambar bibirnya. Pria itu mencium Elina secara kasar. Biasa juga kasar, hanya saja, ini jauh lebih kasar dan begitu emosional. Elina yang tidak suka diperlakukan seperti itu, memukul dada bidang Sean sekuat tenaga. Salah besar, justru hal tersebut membuat pergelangan tangan Elina dicengkram kuat oleh tangan kekar pria itu. Dan tangan yang lain ia gunakan untuk menarik paksa piyama Elina. Kini terlihat payudara yang terpajang seksi masih terbungkus bra merah.
Sean melumat bibir Elina secara rakus- melampiaskan amarah ketika melihat panggilan telepon Elina dari seorang laki-laki yang ia kenal.
Dirinya yang merasakan pemberontakan dari Elina, ia mengikat kencang pergelangan tangan wanita itu dengan piyama miliknya."Kau tidak bisa memperlakukan aku seperti ini, Sean." desis Elina marah ketika Sean mulai melepaskan pagutannya.
Elina melirik Sean yang mulai melepas kemeja putihnya, entah mengapa situasi seperti ini pikiran wanita itu berubah menjadi mesum. Gerakan Sean terlihat sensual di mata Elina. Sialan, kedutan di bagian bawah miliknya terasa berdenyut hanya melihat bulu halus dada bidang pria itu.
Astaga pikiranmu. batin Elina.
Begitu selesai merendahkan jok miliknya dalam posisi terlentang, Sean langsung mengangkat wanita itu untuk duduk mengangkang di pangkuan dirinya.
Tanpa basa basi, Sean segera menyatukan kembali bibirnya, mengecup bibir Elina yang manis. Hanya satu arah karena Elina tidak membalas ciuman tersebut. Ciuman kali ini tidak sekasar sebelumnya.
Sean melumat secara lembut, memainkan lidah dan mengaksen apapun yang ada di rongga mulut wanita itu.Tangan Sean ikut bergerilya meraih punggung mulus Elina untuk melepaskan kaitan bra yang masih menempel di dadanya yang padat. Seketika Elina menjadi orang paling bodoh sekarang. Dia begitu terhipnotis akan sentuhan tangan Sean menyentuh kulitnya yang mulus.
Astaga, seharusnya dia bisa menghajar pria itu.
Walau tangannya terikat, dia masih bisa melawan dengan melompat dan menendang aset milik pria itu.Tapi...justru dia membiarkan Sean menggerayangi payudaranya saat ini. Dan sialnya tubuh Elina menerima rangsangan akan sentuhan itu.
Huh, dasar jalang. pikirnya.
"Kiss me back, Honey." Sean berkata setelah melepas pagutan dari bibir Elina. Jempol tangannya mengusap lembut bekas liurnya di sudut bibir Elina yang sudah bengkak akibat ulahnya.
"Kenapa kau bertindak seperti ini, Sean."
"I want you, now." kata Sean dengan suara parau.
Degup jantung Elina berdetak kencang ketika dia dapat merasakan gairah benjolan besar yang menggelembung dari balik celana Sean. 'Itu' dia sudah bangun sedari tadi.
Saat ini hati dan pikiran Elina sangat bertolak belakang. Tolak...Terima...Tolak... Terima... Tolak...
Elina telah memilih akan pilihannya.
"Bisakah lepaskan kaitan di tanganku."
"Kau janji tidak memberontak lagi, hm."
"Yes. I'm promise." pasrah Elina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewasa [21+]
RomanceKumpulan cerita Mature Content⚠ cover mentahan by: pinterest