Lunglai

15.1K 47 2
                                    

The Devil Inside You (_icecoffe)
━─━────༺༻────━─━


Jika biasanya Kirana hanya diam, kali ini wanita itu membuka sedikit bibirnya, sehingga Gama dengan mudah memperdalam pagutannya. Kecupan lembut itu makin lama makin menuntut.

Dengan masih menempelkan bibir satu sama lain, Gama mengangkat tubuh Kirana dan membuat tungkai wanita itu sontak melingkari pinggulnya. Tanpa melepas ciuman itu, Gama bergerak mundur perlahan.

Gerakkannya terhenti ketika langkahnya mengenai tepian tempat tidur, dia lantas jatuh terduduk dengan Kirana yang ada di pangkuannya. Ciuman keduanya terurai lalu tatapan mereka bertemu. Tidak ada sepatah kata keluar, atau apa pun yang harusnya salah satu dari mereka lontarkan.

Tangan Gama terangkat dan merapikan rambut Kirana yang menjuntai. Ibu jarinya juga sempat mengusap bibir tipis Kirana yang basah. Lagi keduanya masih saling diam. Kirana bahkan tak berniat menyingkir dari pangkuan lelaki itu. Dia tidak mengerti, dan nyaris tak mengenali dirinya sendiri. Kepalanya terasa kosong, dan ketika Gama mulai maju lalu mengecup dua matanya berganti Kirana masih tetap bergeming.

Kembali Gama menatap wajah rapuh di hadapannya. "Saya nggak mau mengulangi kesalahan kedua kalinya. Jadi, saya akan memastikan ke kamu terlebih dahulu. Apa ini sebuah kesalahan? Apa saya salah melakukan ini sama kamu?" tanya Gama tanpa melepas pandangannya dari mata Kirana. Sementara tangannya dengan perlahan membuka tiga kancing teratas piyama wanita itu, lalu berhenti seolah menunggu jawaban yang akan Kirana beri.

Kirana menunduk seraya memejamkan mata. Dia belum menjawab kala merasakan tangan Gama menyelinap masuk ke dalam piyama tidurnya melalui bagian depan yang sudah lelaki itu buka kancingnya.

"Jika kamu diam, itu artinya kamu memberi izin saya melakukan lebih. Dan saya nggak mau suatu hari nanti kamu salahkan." ucap Gama lagi, diakhiri dengan sebuah remasan di dada sebelah kanan Kirana. Membuat tubuh wanita itu seketika berjengit.

Gama terus melakukan gerakkan itu dengan lembut seraya menatap wajah Kirana yang mulai memerah. Sampai dia menarik turunkan piyama sebatas lengan atas, Kirana masih saja bergeming. Wanita itu hanya sesekali memejamkan mata ketika jemari Gama memainkan puncak dadanya. Melihat tidak ada perlawanan, Gama mulai menunduk dan menyapukan ujung lidahnya di puncak kemerahan itu.

Kirana merintih lirih ketika lidah Gama memutari area sensitifnya. Tangannya mencengkeram erat dua bahu lelaki yang tengah menunduk itu. Nafasnya mulai tidak beraturan, sementara itu desahannya sesekali lolos.

Bibir Gama berpindah ke leher jenjang Kirana. Mengecup basah di sana, dan menggigitnya pelan. "Bagaimana ini, saya nggak bisa berhenti." bisiknya dengan suara serak. Dia lalu kembali mencium bibir Kirana dengan penuh gairah. Sebelah tangannya menyusup masuk ke balik celana tidur wanita itu, menemukan sesuatu yang dari tadi menekan miliknya. Dia menemukannya, lalu menyusupkan satu jari tengahnya di sana.

Satu erangan Kirana meluncur, ketika Gama memulai gerakkan pada jarinya di bawah sana. Menggosok dan perlahan mendorong masuk, untuk kemudian dia keluarkan lagi, begitu seterusnya hingga membuat nafas Kirana makin memburu terbakar api gairah.

Gama bisa merasakan cengkeraman di bahunya makin kuat, seiring tempo gerakan jarinya yang makin cepat. Milik Kirana benar-benar basah sekarang. Gama sangat menikmati wajah cantik Kirana yang kemerahan. Mata wanita itu terpejam, sesekali mendesis nikmat. Hingga klimaksnya, kepala wanita itu menengadah, cengkeraman tangannya makin kuat. Dan....

"Aah, Mas...." kepala Kirana jatuh ke dada bidang di depannya, tubuhnya bergetar hebat selama beberapa saat, lalu pegangan tangannya perlahan mengendur. Dia seolah tengah melayang di angkasa tanpa tujuan, terombang-ambing bagai di amuk badai. Dia lemah, sangat lemah.

Gama menarik tangannya dari celana Kirana. Jemarinya basah oleh cairan cinta yang wanita itu keluarkan. Kembali Gama mencium bibir tipis Kirana, dan beralih mengulum lembut puncak dada yang masih menggantung di hadapannya, berganti.

Setelahnya dia menjauhkan wajah, membenarkan baju piyama Kirana. Mengaitkan kancingnya kembali hingga benar-benar rapi seperti semula.

Hal itu tentu saja membuat Kirana bingung, dia kira lelaki itu akan melakukan lebih dari pada ini.

Gama lantas bergerak mengangkat tubuh Kirana kembali dan membaringkannya di atas permukaan tempat tidur.

Kirana benar-benar di buat bingung oleh tindakan pria berahang tegas itu. Sebuah kecupan lembut lantas mendarat di keningnya.

"Selamat malam," ucap Gama, lantas bergerak menjauh. Namun, Kirana buru-buru menarik tangannya.

Sejujurnya dia malu menanyakan ini. Tapi rasa penasarannya terlanjur bergelayut, "Kenapa berhenti?"

"Saya nggak bisa melakukannya meski ingin. Atau saya mungkin akan terus merasa bersalah sama kamu. Kamu tidur, besok harus kembali menjalani aktivitas." setelah mengatakan itu, Gama benar-benar beranjak keluar dari kamar Kirana.

Dia tidak langsung masuk ke kamarnya sendiri. Pria itu berbelok menuruni anak tangga, lalu melangkan cepat menuju ruang gym. Dia perlu melakukan olahraga kecil, agar sesuatu di dalam yang bergejolak segera hilang.


◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Baca selengkapnya di
The Devil Inside You (_icecoffe)

Baca selengkapnya diThe Devil Inside You (_icecoffe)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dewasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang