The Last Bride (mangocap)
━─━────༺༻────━─━
❀
❀
Usai memastikan putrinya tidur pulas setelah kelelahan bermain VR, Deon menutup pintu kamar Rubi dengan pelan-pelan. Dia lega berhasil mengecoh perhatian gadis kecil itu untuk tidak mengganggu Joy yang suasana hatinya masih kelam. Deon juga tidak ingin bertanya apa-apa selepas makan malam ketika Joy langsung kembali ke kamar karena rencana makan pecel ayam mereka batal begitu saja.Deon berhenti tepat di depan kamar Joy. Dia memang tak mau mengganggu , tapi tak bisa juga membiarkan dirinya memendam kekhawatiran lama-lama. Setidaknya dia ingin melihat keadaan kekasihnya.
"Joy." pria itu mengetuk pintu beberapa kali dengan pelan.
"Masuk aja."
Suara parau itu menyadarkan Deon kalau sepertinya Joy masih belum baik-baik saja. Tak menunggu lama, dia membuka pintu dan melihat Joy sedang bergelung di balik selimut dengan wajah sembab. Deon duduk di tepi ranjang dan meletakkan tangannya di kepala gadis itu.
"Butuh apa biar mood kamu bisa balik?" tanya Deon.
Joy menatap pria itu cukup lama sebelum dia menarik kaus Deon. "Sini."
"Aku kunci pintu dulu, biar nggak kejadian kaya tadi siang nggak terulang," kata Deon, seraya turun dari ranjang.
Joy tertawa kecil. "Rubi udah bobo?"
"Udah. Kecapekkan dia habis loncat-loncat," kata Deon, dia kembali naik keranjang dan bergabung di balik selimut bersama Joy. Deon membentang tangan kirinya agar Joy bisa masuk ke dalam pelukkan pria itu.
"Papanya kok nggak bobo?" tanya Joy.
"Soalnya ada yang harus dikelonin lagi." Deon mencium kening wanita itu.
"Makasih, ya. Udah selalu bikin aku tenang." ucap Joy, dia mendongak dan hidungnya langsung menyentuh leher pria itu.
"Anytime, Joy. Ini yang aku maksud kalau kamu tinggal di sini, aku jadi bisa selalu tahu keadaanmu." kata Deon, seraya mendekap Joy lebih erat.
"Kamu seneng kumpul kebo sama aku?"
Tawa Deon menghambur.
"Deon."
Suara Joy yang tiba-tiba serak membuat pria itu merinding. Dia menunduk dan menemukan wajah Joy yang sedang mendamba. Dia menyingkirkan rambut Joy yang menutupi wajah wanita itu.
"Mau apa, sayang?" tanya Deon.
"Cuma manggil," sahut Joy, lalu dia kembali menenggelamkan wajahnya ke dada pria itu. Namun, akibat hawa dingin dari AC, kakinya jadi bergerak sana sini untuk mencari kehangatan. Padahal dia sudah dibungkus selimut dan celana panjang, tapi tetap saja kedinginan. Saat dia menemukan gulungan tebal dari selimut, Joy buru-buru melempar kakinya ke sana, tapi dia malah menabrak sesuatu.
"AKH!"
"Sorry, sorry! Sumpah nggak sengaja, sayang." Joy buru-buru bangkit dan duduk. Dia melihat Deon yang masih terdiam dengan wajah yang mulai memerah. Joy meringis sendiri mengingat apa yang sudah ia lakukan secara tak sengaja barusan. "Sakit, ya?"
Deon tidak menjawab dan terus diam.
Joy jadi merasa serba salah. Biar ia perjelas, Joy baru saja menendang aset berharga Deon secara tidak sengaja. Cukup kencang dan keras karena dia tak menyangka lututnya akan menghantam pria itu. Joy mengusap pipi Deon dengan lembut dan barulah pria itu menatapnya.
"Tanggung jawab, lho," kata Deon.
"Sakit banget?" Joy bertanya dengan khawatir.
"Tadi siang aku di dorong sampai nabrak meja, sekarang anu-ku ditendang? Ngilu tahu gak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewasa [21+]
RomanceKumpulan cerita Mature Content⚠ cover mentahan by: pinterest