Dapur

34.3K 69 3
                                    

STEP BROTHER (iLaDira69)
━─━────༺༻────━─━

Setelahnya, mengikuti jejak Atlas mencuci piring sendiri. Phoenix membersihkan bak cuci piring, mengguyur air sambil menggosok dengan sikat.

"Enghh."

Tiba-tiba Atlas memeluk nya dari belakang. Membelai perut gadis itu lalu naik ke atas, meremas kedua dada nya.

Bibir Atlas melata pada lehernya. Menggigit kecil-kecil dan merapatkan tubuh mereka. Phoenix merasakan inti Atlas mengganjal di pantatnya.

"Atlas, aku masih bersih-bersih." kata Phoenix mengingatkan. Satu harian tanpa busana, Atlas belum puas. Phoenix merasa inti nya sakit, berjalan pun agak mengangkang sedikit.

Seharian Atlas memaksanya mengangkang. Mengobrak-abrik intinya dan menelan banyak sekali cairannya. Begitu juga dengan Phoenix, Atlas memaksa dan memberi ancaman.

"Ahhhh ... Atlas...."

Atlas bergeming, memasukkan kedua tangan ke dalam baju Phoenix. Meremas dadanya sehingga menimbulkan desahan.

"Aahhh ..." Phoenix berhenti membersihkan bak cucian. Air dibiarkan tetap mengucur, karena kedua tangan nya bertumpu pada bak.

Mulut Phoenix terbuka, pinggulnya melengkung ke belakang dan tanpa sadar menaik turunkan pinggul menghindari tonjolan di bokongnya.

"Jangan pake baju ginian. Gue nggak bisa ke bahu lo."

Phoenix diam saja. Tangan Atlas turun ke bawah, mengorek dan mengobrak-abrik intinya. Phoenix bergumam, tak kuasa menahan tubuhnya tetap berdiri.

"Berhenti! Masih sakiiitt ... ahhh ..."

Atlas menaikkan baju lengan panjang Phoenix yang berkerah sempit. Atlas membenci baju itu. Dada gadis itu dikeluarkan dari bra. Atlas menjilati punggungnya dan membuka tali bra.

"Atlas aahhh ..." Phoenix meracau.

Atlas memutar tubuh Phoenix, lalu mengangkat ke atas meja makan. Melepaskan kaos Phoenix, melewati kepala dan membuang begitu saja.

Laki-laki itu memasukkan puncak dada Phoenix ke mulut. Phoenix mendongak dan menopang tubuh dengan tangan kanan. Tangan kiri dia letakkan pada bahu Atlas, sesekali mencengkeram dan mendorong sambil melolong.

"Aahhhh ..." Phoenix mendesah gelisah. Bagian bawahnya telah banjir, tetapi Atlas masih sibuk dengan dadanya.

Atlas menggunakan kedua tangannya meremas dan menggoyang-goyangkan dada Phoenix. Lalu memasukkan bergantian ke mulutnya. Menyedot dalam membuat Phoenix membuka mulut, jiwanya seolah terseret masuk ke mulut laki-laki itu.

"Eemmm ..."

Atlas berhenti, Phoenix mengisi pasokkan udara. Laki-laki itu melepas celana Phoenix, mengangkat sedikit pinggul gadis itu. Kemudia melebarkan kedua kaki Phoenix dan menekan pahanya.

Phoenix menahan nafas, jari Atlas masuk ke intinya yang sangat basah. Menekan jarinya lebih dalam sehingga terkubur sempurna.

"Lubang lo menjepit jari gue." ejek Atlas menyeringai. "Di dalam berkedut. Lo rasain, kan?"

Phoenix tidak mau mengakui. Membuang pandangannya dan menahan diri tidak meloloskan desahan.

Atlas mengeluarkan jarinya, menjilati cairan Phoenix sampai habis.

Phoenix menutup intinya, dia sangat takut kalau Atlas memasuki lubang nya dengan kejantanan laki-laki itu.

Phoenix tidak siap.

Dewasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang