My Favorite Professor (siennaberly_)
━─━────༺༻────━─━
❀
❀
"Anjing sar!" Maya langsung memaki sarah."Chill Maya, let me take her." ternyata itu adalah suaminya.
"Kenapa, May?" akhirnya Sarah yang ada disambungan itu.
"Gila yah sar! Masa dia ejakulasinya cepet banget! Gue masih high and he's fuckin' done? Is he crazy." ucap Maya kesal.
Namun tiba-tiba...
"Who's he?"
Suara seorang pria terdengar dari belakangnya, dan Maya mengenali suara itu. Maya pun langsung mematikan panggilannya dan membuat Sarah yang masih berada di halaman pesta bingung.
"Oh, hi Niell. I'm sorry, I thought this room empty." ucap Maya.
"Nah you okay?" ucap Niell.
"I'm gonna go." ucap Maya. Namun langsung di sanggah Niell.
"You haven't answered me yet, Maya." ucap Niell mendekat.
"Oh uh umm is nothing." ucap Maya gugup, bagaimana bisa dia mengatakan bahwa itu anaknya.
"So you haven't cum yet huh?" Niell melontarkan pertanyaan dan duduk dikasur dekatnya. Pertanyaan ini membuat Maya sedikit canggung, namun jujur membangun hasratnya kembali.
Maya hanya menjilat bibirnya kebingungan, disatu sisi dia sangat ingin dipuaskan namun disisi lain dihadapannya ada Niell. Paman sahabatnya, ayah dari pria yang dikenalkan sahabatnya dan usianya 50 tahun, yang mana 26 tahun lebih tua darinya.
"Come." ucap Niell dan menepuk kasur di sebelahnya.
"He's not my son, his mom was cheated on me." ucap Niel tiba-tiba.
"Umm sorry." ucap Maya masih belum bergerak dari posisinya.
"You can sit here, Maya." ucap Niell dan perlahan Maya pun duduk di sebelah Niell dengan perasaan campur aduk.
Suasana hening selama 2 menit, membuat Maya malah semakin bernafsu namun enggan memulai. Karena Niell tidak ada menunjukkan gerakkan apapun dan hanya diam dan lalu bersuara...
"You said that you haven't cum yet?" tanyanya dan membuat Maya sedikit gelisah dan hanya mengusap tengkuknya. Niell menoleh ke arah Maya yang sedang bingung dan malu.
Tiba-tiba Niell berdiri dari duduknya dan menghadap Maya lalu berlutut, Maya sedikit terkejut.
"Oh shit, what he gonna do?" ucapnya dalam hati.
"Oh god, help!" ucap Maya lagi dalam hati.
Sambil mematikan rokoknya, Niell mengangkat kedua kaki Maya ke pahanya dan melepaskan sepatunya.
"Niell?" ucap Maya sedikit panik.
"Take it slow, Maya." lalu Maya hanya mengedipkan matanya berkali-kali tak mampu berfikir jernih dengan apa yang sedang terjadi.
Setelah sepatu Maya terbuka, Niell memposisikan kedua kaki Maya di pundaknya dan wajahnya tepat berhadapan dengan vågïnã Maya yang hanya menggunakan celana dalam tipis. Kain dress Maya terturun sampai ke paha akibat kakinya lebih tinggi.
"Oh, Niell?" Maya kini sangat gugup.
"Shhhh" ucap Niell. Perlahan Niell menarik pinggul Maya hingga sangat dekat dengan wajahnya.
Niell mencium paha Maya, menjilatinya sebentar dan mengusap lembut. Membuat Maya sedikit gila disitu, namun enggan mendesah. Lalu tangannya mulai mengusap vågïnã Maya yang lembut.
Niell menempelkan hidungnya di permukaan vågïnã Maya, lalu kembali mundur dan membuat Maya sedikit lebih gila. Namun tetap enggan mendesah, Niell kembali menjilati pangkal paha Maya dan Maya kini sudah naik turun badannya namun lagi-lagi enggan mendesah.
"Mintalah, maka akan kulakukan sayang" ucap Niell seakan mengerti hati Maya.
Maya menarik nafas, lalu akhirnya bicara.
"Niell, please lick it for me" ucap Maya. "Please.. please.."
Lalu, Niel pun akhirnya menjilati vågïnã Maya yang sudah basah itu dengan lembut.
"Shit shit can i cum?" desah Maya setelah 10 menit Niell menghisap tanpa henti. Maya tidak menerima jawaban, namun hisapan dibawah sana ditambah dengan jemari Niell yang masuk ke dalam dan membuat Maya benar-bebar keluar.
"AHGHGHG AGHHHHH" Maya mendesah tak karuan.
"Come here baby girl" Niell berdiri dan kini melepaskan celananya dan memasuki Maya yang masih belum sadar dan langsung diterjam oleh tusukkan lainnya.
Pénïs Niell yang cukup besar dan panjang menghantak Maya, pénïs ini mengingatkan Maya pada Zac yang juga memiliki ukuran kurang lebih seperti ini.
Niell menggenjot Maya dengan irama cepat sambil mengusap klitoris Maya hingga Maya kini berteriak mendesah tidak sanggup mehanan rasa nikmat yang diberikan oleh Niell.
"AGGHHH AHHHHH ARGHHHHH YEAHH YEAHH GODDD FASTER FASTERR YEA YEAA YEAA RIGHT THERE AHHH AHH" Maya mendesah dan membuat Niell semakin menggenjot dengan cepat.
Lalu saat akan dipuncak, Niell memelankan temponya dan turun ke dada Maya, menghisap payudaranya yang sudah mengeras lalu sedikit keluar air susu dari payudaranya.
"Oh, can i still suck it?" tanya Niell saat dia merasakan adanya air susu yang ikut keluar.
"Oh yeahh, if you like it" ucap Maya.
"Of course, i do" ucap Niell, lalu meminum air susu Maya dengan kuat menyedotnya sambil menggoyangkan pinggulnya.
"AHHH AHH I'M GONNA CUM, I'M GONNA CUM YEA YEA" Maya mendesah kuat.
"Yes cum cum cum, Maya" Niell melepas payudara Maya dan mempercepat temponya sambil mengusap klitoris Maya hingga Maya benar-benar melakukan pelepasannya yang ke-2 kalinya.
Lalu, akhirnya Niell pun akan keluar. Niell mencabut pénïsnya dari vågïnã Maya, dan meminta Maya mengocok untuknya. Lalu keluarlah begitu banyak sperma bertebaran di wajah hingga payudaranya.
Niell lalu membersihkan tubuh Maya dari spermanya dengan selimut yang ada dikasur itu.
"Thank you, Niell" ucap Maya malu-malu, lalu memasang kembali pakaiannya.
"Harusnya aku yang berterima kasih, karena kau sudah mau mengizinkan ku memompa mu Maya." ucap Niell.
Maya hanya tersenyum kecil, malu-malu.
"Well you stay here, i'll leave" ucap Niell saat melihat Maya yang hendak kekuar.
"Thanks again" ucap Maya, lalu Niell keluar.
Maya benar-benar merasa sangat bingung, malam itu dia baru saja membuat seorang anak dan ayah ejakulasi karenanya. Namun sang ayah yang berusia 50 tahun lah yang membuatnya gila.
❀
❀◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Baca selengkapnya di
My Favorite Professor (siennaberly_)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewasa [21+]
RomanceKumpulan cerita Mature Content⚠ cover mentahan by: pinterest