ERLANGGA (manusiagabut079)
━─━────༺༻────━─━
❀
❀
Erlangga mulai menggerakkan miliknya dibawah sana dengan tempo yang pelan. Perlahan, Nayla terbawa suasana. Dirinya sudah berdamai dengan rasa sakit dan sedikit tergantikan oleh rasa nikmat yang membuatnya ingin terus merasakan hal itu."Hhh...emhh...El."
Pria itu terus memperhatikan wajah Nayla yang sangat candu baginya. Cewek itu mengalihkan pandangan ke samping. Menggigit telapak tangannya sendiri agar suara aneh itu tak dikeluarkannya.
"Ahh...jangan ditahan by..."
Erlangga menepiskan tangan dari mulut Nayla, cewek itu kembali mendesah. Setelahnya, Erlan mengunci pergerakkan tangan cewek itu.
Menggenggam erat tangan Nayla membuat cewek itu kepalang bingung untuk meremas sesuatu. Terlebih Erlan menambah kecepatan menyodok miliknya bahkan pria itu tak mengalihkan pandangan kemana pun dan terus menatap fokus wajahnya.
"Ahh...perih Elhh...hhh...gue mau pipis..lepas dulu Erlann emhh..."
Nayla tersentak kala Erlan semakin mendorongnya hingga kebagian terdalam. Semakin cepat melakukan gerakkan itu membuat Nayla berusaha merapatkan kakinya.
"Akhh...ahhh...Erlan gak kuat shh...pelan-pelan hikss...gue gak kuat nahan ahhh...plishh El gue mau pipis."
"Hhh...keluarin by."
Jari kaki Nayla menekuk. Tubuhnya menegang merasakan cairan yang keluar dari miliknya. Nafas cewek itu tersengal-sengal. Erlan sama sekali tak menghentikan kegiatannya membuat Nayla meringis menahan perih dimiliknya.
"Perih, El." ucap Nayla pelan.
Erlangga menangguk memahami, pria itu memeluk tubuh Nayla lalu mengecup wajah cewek itu berulang kali.
"Udah, ya?" tanya Nayla seperti memohon untuk menghentikan kegiatan ini. Erlangga memajukan bibirnya lalu mencium leher cewek itu.
"Gue belum keluar, masa iya gue main solo lagi. Nanggung ih by, tahan bentar ya?"
Nayla menghembuskan nafas kasar. Setelahnya ia meringis saat merasakan milik Erlan bergerak dibawah sana.
"Cepetan, gue mau tidur. Sakit banget nih."
Erlangga mulai menggerakkan miliknya lagi. Tapi kali ini, Erlan melakukan secara kasar. Cewek itu memekik, berusaha merapatkan kakinya karena tak kuat menahan rasa perih dibawah sana.
"Akhhh...Erlan pelan-pelan...hhh...ahh.."
Pria itu tak menghiraukannya. Ia semakin memaksa miliknya itu untuk menyentuh titik terdalam milik Nayla. Tubuh cewek itu menegang diiringi getaran kecil diperutnya. Tangannya terulur kebawah menekan miliknya sendiri karena tak kuat menahan perih dan ngilu yang menjadi satu.
"Engh...punya gue sakit El, bisa pelan dikit gak sih..hhh..."
Erlangga terkikik lalu mengelus perut Nayla dengan tangannya. "Katanya pengen udahan. Yaudah gue cepetin biar cepet keluar."
Sesuatu didalam sana kembali bergerak pelan namun bertenaga. Nayla meremas seprei sekuatnya. Tangan Erlan masih mengelus bahkan meremas perutnya secara sensual membuat cewek itu merasakan ngilu. Nayla melakukan roll eyes, kepalanya mendongak dengan desahan yang tak henti keluar dari mulutnya.
"Elhh...ahhh...El ngilu shh...ja-ahh...jangan gitu."
"Kenapa, hm! Enghh...kurang dalem yah?"
Nayla menggeleng kuat, pria itu tersenyum nakal lalu semakin mendorong miliknya agar menyentuh titik terdalam milik Nayla. Tubuh cewek itu menggelinjang, rasa nikmat mulai menguasai dirinya jika Erlan terus memperlakukannya seperti ini.
"Ahhh...hhh...udah dalem ihhh..."
Erlan menatap lekat wajah Nayla. Pria itu kembali menggerakkan miliknya di bawah sana. Nayla tersentak karena pergerakkan Erlan yang tiba-tiba dan kasar.
"Enghh...ahh...hhh...Erlan gue mau pipis lagi..ahh..."
Pria itu tak menghiraukan rintihan Nayla, melainkan dirinya yang berusaha mempercepat permainan malam ini. Cewek itu merasakan penis Erlangga yang semakin membesar didalam sana. Ia benar-benar menangis saat ini, nikmat dan perih sungguh menguasai dirinya.
"Ahh...Erlangga..hhh...gak kuat plishh..."
Erlangga menyentakkan miliknya bersamaan dengan pria itu yang menyemburkan spermanya didalam sana. Tubuh Nayla menegang, merasakan kehangatan didalam dirinya. Pria itu menjatuhkan tubuhnya disebelah Nayla, tangannya memeluk tubuh seseorang disebelahnya.
"El."
"Erlan"
"Erlangga Mahendra!"
Erlangga mengerjapkan mata berulang kali menatap seseorang dihadapannya. Nayla nampak menepuk pipinya berulang kali. Mimpi?? Mimpi sepanjang itu.
Bahkan dirinya merasakan mimpi tadi seperti nyata. Nayla sedikit terheran melihat raut wajah Erlan. Pria itu tertidur dengan kepala yang berada dimeja belajar. Erlangga ketiduran padahal Nayla hanya meninggalkan sebentar untuk bersalin baju.
"Ngantuk banget ya?" tanya Nayla.
Erlangga menegakkan tubuhnya sambil menggaruk tengkuk yang tak gatal. Huh dirinya masih loading, nyawa nya belum kumpul sepenuhnya.
Nafas pria itu memburu bahkan keringat dingin terlihat diwajahnya hingga mengaliri tubuhnya. Nayla mengambilkan buku Erlan lalu mengipasi pria itu.
"Ihh lo sampe gini banget sih. Nggak mau mandi dulu gitu?" tawar Nayla.
Erlan menggelengkan kepala.
Pria itu bangkit dari kursinya mencari keberadaan remote AC lalu mulai menghidupi benda penyejuk ruangan itu.
Nayla mengalihkan pandangan kearah ranjang, sesuatu diselangkangan Erlan nampak menyembul, dan itu pun terlihat bergerak ketika Erlan berjalan. Pria itu terheran ketika Nayla yang menghindar tatapan darinya.
"Kenapa by?"
"Em...i-itu lo bangun."
Erlangga mengusap wajah kasar dan langsung mendekat ke arah Nayla. Gadis itu menghindar dan cepat-cepat menaiki ranjang untuk tertidur. Erlan menatap datar ke arah Nayla.
"Ngantuk. Gue duluan tidur ya?" pembohongan besar bagi Nayla, karena gadis itu tak bisa tertidur di jam seperti ini. Apalagi matanya tak mengantuk sama sekali.
Nayla memejamkan mata, setelahnya gadis itu merasakan pergerakkan diranjang. Menandakan Erlangga sudah berada dibelakangnya. Nafas gadis itu sedikit tersengal, ia panik dengan keadaan malam ini.
Sebuah tangan melingkari pinggangnya, Erlangga sengaja merapatkan tubuhnya dengan tubuh Nayla. Gadis itu bersusah payah menahan dirinya agar tak berkutik.
"Good night baby." bisik Erlangga ditelinga Nayla.
❀
❀◤─────•~❉✿❉~•─────◥
Baca selengkapnya di
ERLANGGA (manusiagabut079)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dewasa [21+]
RomanceKumpulan cerita Mature Content⚠ cover mentahan by: pinterest