The Sparks

9.6K 19 1
                                    

Playing with Fire (revelrebel)
━─━────༺༻────━─━



Namun belum sempat aku melangkah, aku merasakan seseorang memegang pinggangku. Jeritan pelan meluncur dari bibirku ketika aku merasa tubuhku ditarik dan menabrak sosok lain. Nafasku tercekat saat menyadari tubuhku terjajar ke arah Donny dan dia memeluk pinggangku.

What the hell is going on?

Belum sempat aku memutar otak mencari jawabannya, Donny memutar tubuhku hingga kami saling berhadapan. Dia menatapku dengan senyuman tersungging di bibirnya.

"Your kiss haunted me," bisiknya. Suaranya yang serak menyapu gendang telingaku, membuat darahku mengalir hebat.

Aku tidak tahu harus berkata apa selain tersenyum canggung. Aku menelan ludah, tapi mataku tidak bisa lepas dari bibirnya.

"Shit."

Donny menaikkan sebelah alis ketika mendengar umpatanku. Sialan, mengapa aku malah menyuarakan umpatan itu?

Donny menyandarkan tubuhnya ke meja pantry dan menarikku semakin mendekatinya hingga tidak ada jarak diantara kami. Detik selanjutnya, dia menarik kepalaku dan membungkam bibirku. Tidak seperti ciuman bulan lalu, kali ini dia terasa lebih menuntut.

Akal sehat sepertinya sudah pergi jauh karena aku balas mencium Donny dengan tuntutan yang sama.

Donny menekan kepalaku sehingga dia bisa dengan leluasa menjelajahi bibirku. Lidahnya melesak masuk ke dalam mulutku, saling berpagut dengan lidahku sendiri. Aku pun merangkul lehernya, memberinya akses penuh untuk menguasai bibirku.

Seakan itu belum cukup, tangannya yang bebas bergerak turun ke dadaku. Aku bisa merasakan darah ku berdesir hebat saat merasakan sentuhannya di dadaku. Aku refleks menjambak rambutnya untuk meningkahi setiap kali dia meremas dadaku.

Aku melepaskan bibir dari pagutannya untuk menghela nafas. Namun, Donny tidak membiarkan ku menenangkan diri karena dia langsung menerjang leherku. Kedua tangannya berada di depan dadaku, sementara bibirnya mencecap leherku. Desahan nafasnya terdengar memburu seiring dengan nafasku yang kian menggebu-gebu.

Sepertinya aku sudah kehilangan akal sehat seutuhnya.

Aku tidak melakukan apa-apa ketika Donny membuka kancing kemejaku dan melepaskannya, membuatku berdiri hanya memakai bra di depannya.

Bibirnya terus bergerak turun hingga ke dadaku. Donny mengecup belahan dadaku sementara tangannya mencoba membuka kaitan bra yang aku pakai.

Dengan nafas memburu, aku malah menekan kepala Donny yang berada di dadaku, membuatnya semakin leluasa mengecup dadaku. Ketika bra tersebut lepas, membuatku bertelanjang dada di depannya. Donny langsung menyerbu payudaraku dan mengecupnya. Dia menangkup kedua payudaraku dan menciuminya. Aku tidak tahu apa saja yang diperbuatnya disana, karena satu-satunya yang bisa kulakukan saat ini adalah mencoba untuk bernafas meningkahi setiap kecupannya di dadaku.

Sebuah erangan mencuri keluar dari bibirku ketika Donny mengulum putingku. Aku memegang pundaknya, berusaha agar tidak melorot jatuh ke lantai.

Donny menghentikan tindakkannya. Sebagai gantinya, dia memutar tubuhku dan memelukku dari belakang. Aku mendongak untuk mencari bibirnya, seolah tahu apa yang aku cari, Donny menyambut bibirku dan kembali melumatnya.

Aku hanya bisa berpegangan ke ujung meja untuk menahan diri karena kakiku terasa lemas. Dengan bibirnya yang terus menciumku, Donny kembali mempermainkan payudaraku. Sentuhannya terasa hangat dan menggelitik di kulitku.

Dewasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang