Charging Energy

15.7K 28 0
                                    

Behind Her Lingerie (mangocap)
━─━────༺༻────━─━



Suntikan energy  yang Lika maksud jelas dalam tanda kutipan dan hanya mereka yang memahami apa artinya. Sudah empat bulan sejak mereka resmi berpacaran di hari ulang tahun Lika dan telah banyak sekali hal-hal baru yang keduanya eksplor secara bersama. Meski begitu, Janu dan Lika sangat menjunjung esensi dari bersetubuh dan kebersihan.

Lika tak sudi disamakan dengan kucing yang bersedia kawin di mana saja. Mau senafsu apa pun dia saat melihat Janu memimpin rapat di kantor, Lika tidak akan menyerang pria itu di ruang kerjanya. Janu juga tidak suka melakukan dengan terburu-buru di tempat yang tidak terjamin kebersihannya. Mereka menikmati momen menunggu sampai tiba di waktu yang tepat, menahan gairah yang menyala, menyalurkan dengan penuh cinta dan kelembutan, seperti yang keduanya lakukan di kamar Lika sekarang.

"Sakit?" Janu berbisik usai dia merasakan tangan Lika mencengkram bahunya. Pria itu reflek memelankan gerakannya saat melihat sang kekasih terengah.

Lika menggeleng. "Don't stop, baby."

"Kasih tahu aku kalau sakit," kata Janu, lalu dia mengecup lembut bibir Lika yang lembab.

Lika mengangguk. Sekarang dia sudah tidak perlu lagi membimbing pria itu, Janu sudah tahu apa yang dia inginkan, Janu sudah mengerti apa yang harus ia lakukan. Lika mulai menggila ketika Janu menahan kedua lututnya yang ditekuk seraya terus memberi hentakkan tiada jeda. Pria itu benar-benar telah menarik seluruh energinya.

Lika menyambut ciuman Janu yang lembut. Jemarinya masuk ke cela rambut Janu yang kini lembab karena keringat. Dia menyukai aroma alami dari tubuh kekasihnya. Janu menenggelamkan wajah di ceruk leher Lika ketika dia telah memberi pelepasan.

"Lingerie kamu bagus, love," bisik Janu, sambil memainkan jemari pada bagian renda yang membalut dada kekasihnya dengan sangat ketat. Nafas Janu masih tersengal, begitu juga dengan Lika.

"Kamu suka?" tanya Lika.

"Hmm." Janu terdistraksi kala jemarinya menyentuh puncak dada Lika yang mengeras dan seolah minta dikeluarkan dari balutan kain satin tersebut. Fantasinya bermain di kepala, dia ingin segera menanggalkan lingerie salem tersebut, tapi diwaktu yang sama dia juga suka melihat tubuh molek Lika dibalut indah dengan pakaian minim itu.

"Harus aku ajarin lagi?" Lika mengusap kepala Janu sambil mengelus tangan pria itu yang bertengger di dadanya.

Dia memejamkan mata begitu tangan Janu meremas buah dadanya secara perlahan, seperti ada aliran listrik di dalam tubuh Lika. Janu melakukan lagi dan lagi hingga pria itu beranjak untuk menurunkan tali lingerie Lika. Janu membuat Lika kehilangan oksigen dalam sejenak ketika dia mulai bermain dengan bibir dan lidah.

"Kayak gini kan?" Janu mendongak.

Lika mengangguk. "Lagi."

Janu menurut. Dia menunduk, mengulum puncak dada Lika yang terus menegang. Memainkan lidahnya bak anak kecil yang tengah mengulum permen. Ketika Janu memberi sebuah gigitan, Lika langsung menjambak rambut pria itu sampai terdongak.

"Sakit, ya?" Janu kembali menaikkan tali lingerie Lika ke pundak. "Maaf, maaf."

"Love." Lika ikut beranjak untuk duduk ketika Janu turun dari ranjang untuk membuang bekas kondom yang ia gunakan.

"Iya, sayang?" Janu kembali menghampiri Lika. Dia membiarkan wanita itu merangkak padanya lalu duduk di pangkuannya.

"Kamu masih punya stok?" tanya Lika.

"Sure." Janu meraih dompetnya di nakas lalu mengacungkan satu bungkus kondom pada Lika. "Kamu mau aku pakai lagi?"

Lika mengangguk sambil menahan senyum. Dia mengusap dada Janu yang tidak dibalut apa pun. "Tapi aku yang di atas."

Janu memagut bibir Lika dengan lembut. "My pleasure."

Maka setelah bungkus kondom itu jatuh ke lantai, Janu seperti kehilangan kesempatan untuk bernafas. Lika memagutnya dengan kasar dan Janu tidak pernah bisa protes akan itu. Begitu Lika menurunkan kedua tali lingerie, kesadaran pria itu langsung berkurang setengah. Tubuhnya seperti melayang, masuk ke sela-sela fantasai di kepala yang selalu mendistraksi pria tersebut sepanjang waktu. Janu mengartikan itu semua sebagai Lika's Effect.

Janu menahan pinggang Lika agar tidak ada cela sedikit pun dari mereka. Janu memuji bagaimana Lika bergerak dengan sangat teratur dan begitu tenang. Wanita itu seolah sedang menari dia atas pangkuannya dan Janu sangat amat menyukainya. Lika memberikan usapan pada leher Janu hingga ke bahu, dia membelai rambut pria itu yang tengah bermain dengan gundukan di dadanya.

"Cantik, Lika." Janu berbisik kala wanita itu memeluk lehernya. Dia tahu Lika akan segera mencapai waktunya, Janu mengusap paha Lika yang sedikit bergetar. Tepat ketika Lika memeluknya erat-erat, Janu merasakan pangkal pahanya basah.

"Shit! Keluar semua," gumam Lika.

Janu mengusap punggung Lika dan membiarkan wanita itu berbaring di ranjang. Dia mengecup kening wanita itu lalu menarikkan selimut. Janu melirik jam dinding yang sudah menunjuk pukul setengah satu dini hari.

"Aku pinjam kamar mandi, ya?" kata Janu.

Lika mengangguk. "Nanti aku nyusul."


◤─────•~❉✿❉~•─────◥

Baca selengkapnya di
Behind Her Lingerie (mangocap)

Baca selengkapnya diBehind Her Lingerie (mangocap)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dewasa [21+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang