Hal pertama yang kulihat saat membuka mataku yaitu atap rumah sakit. Aku bangun sedikit meringis karena luka di pundakku. Kulirik kearah samping disana ada keluargaku.
"Abang!" Panggil Rasen yang terbangun.
Aku tersenyum akan panggilan Rasen. Dia memelukku sangat erat membuat aku tersenyum akan tindakan Rasen. Rasen melepaskan pelukan lantas mencium seluruh wajahku kecuali bibirku.
"Pacar abang baru aja pulang. Dia titip salam aja kalau abang udah bangun," ujar Rasen.
"Hp abang dimana?" tanyaku.
Rasen memberikan hpku. Aku menghubungi pacarku. Dia nampak kaget bahkan hampir menangis melihat wajahku.
Ello : sayang aku hanya tertembak sedikit saja
Elaine : hanya mau bilang hah?!
Aku menggaruk belakang kepalaku mendengar nada suara marah dari Elaine. Elaine masih menatapku tajam namun kulihat ada tatapan khawatir dari Elaine kepadaku.
Elaine : Rasen adik iparku beritahu kakakmu ini jangan menantang bahaya terus!
Rasen : laksanakan kakak ipar. Oh iya pasti kak Ine belum kenalan sama kakak kembarnya abang
Elaine : bukannya kamu anak sulung ya sayang
Ello : tadinya cuma beberapa minggu lalu ayah memberitahu aku memiliki kakak kembaran
Elaine : kembar pasti sulit dibedakan
Ello : mudah kok
Elaine : coba aku mau lihat wajah kakak kembarmu
Ello : kakak kesini!
Rin mendekat dia tersenyum kearah Elaine. Elaine sedikit terkejut akan wajah Rin. Yah kami kembar identik cuma ada sedikit perbedaan.
Elaine : ada tahi lalat di pipi kanan kakakmu sayang
Ello : kamu menyadarinya hal tersebut ternyata
Elaine : hay kak namaku Callliandra Elaine. Sering dipanggil Elaine.
Rin : adikku hebat bisa memenangkan hatimu
Ello : jangan ditikung!
Rin : tidak akan
Aku dan Elaine berbicara banyak hal. Setelah cukup lama berkomunikasi Elaine mengatakan aku harus istirahat agar segera pulih. Aku menuruti saja lagipula ucapan dia benar. Selesai telepon aku menurunkan tubuhku Rin yang peka membantuku.
"Aku istirahat dulu ya," ujarku.
"Kelonin tuh anaknya, bun," ujar Oliver.
"Heh gak perlu!" protesku.
"Tidak masalah, nak. Bagi bunda kamu masih putra kecilku," ujar Rianti.
Aku mendengus tapi tidak menolak sentuhan Rianti di rambutku. Rianti mengelus rambutku rasa kantukku meningkat karena tindakan Rianti. Perlahan-lahan mataku tertutup nyaman akan elusan tangan Rianti.
"Abang kan baru bangun lho?" heran Rasen.
"Abangmu pasti akan bertanya banyak hal mengenai suatu hal. Jadi lebih baik dia tidur saja. Abangmu tidak sepolos kakakmu yang mudah ayah bohongin," ujar Oliver.
"Dih kakak sudah dewasa tahu!" protes Rin.
"Wajah marahnya bahkan sama persis," ujar Catra.
"Papi main masuk aja kayak setan. Ucapkan salam dulu gitu," ujar Rasen kaget akan kehadiran Catra.
"Tuh kan bener. El masih belum sadar dari obat biusnya," ujar Cakra tiba-tiba.
"Papi dan daddy datang tuh ketuk pintu. Malah masuk aja gitu. Buat orang lain kaget," ujar Rin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Ello (END)
General FictionNot BL/Only Brothership. Ini hanya kisah tentang keluarga saja tidak lebih. Othello Pranaja Zayan pemuda berwajah tegas, bersifat dingin, datar, minim ekspresi, benci pengkhianatan, baik sama orang yang disayang, dan tidak memandang bulu saat marah...