「5. Hesa dan Olahraga」

13 5 10
                                    

Hesa dan kedua sahabatnya itu langsung pergi ke toilet laki-laki untuk mengganti pakaian olahraganya. Ia akan membaca isi surat yang ditemukan Lean saat di rumah saja, karena ia merasa itu pasti surat iseng dari penggemarnya. Setelah selesai mengganti pakaian, ia merasa ada yang kurang sejak dirinya sudah merasa sedikit tenang karena kehilangan scrapbook. Akhir-akhir ini ia merasa disekitarnya sangat ramai dan berisik, tetapi itu tidak berasal dari Lean maupun Keano. Hingga ia menyadari keberadaan seseorang.

"By the way, lo berdua nggak ngeliat Alea?" tanya Hesa saat menyadari sosok yang selalu mengekorinya tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali.

Lean menggeleng dan Keano hanya membalas dengan melanjutkan meminum air es bekas teh esnya tadi yang sudah abis, hingga kembali menimbulkan suara memekakkan telinga.

"Tumben banget tuh anak nggak jadi ekor gue sekarang," kata Hesa sambil merampas gelas teh es yang sudah abis itu dari tangan Keano membuat laki-laki itu merenggut kesal.

"Ya, lo kangen gitu?" timpal Keano yang masih merenggut kesal. Pasalnya minuman yang hanya tersisa es batu itu rasanya sangat nikmat dan juga menyenangkan.

Leon pun menambahkan, "Jadi lo merasa kesepian nggak ada Alea, Sa?"

Mendengar respon dari kedua sahabatnya itu membuat Hesa mendelik tidak suka. Bukan seperti itu yang ia rasakan. Hanya saja ia merasa ada yang aneh saja karena gadis itu tidak mengekorinya. Teman Aelea di sekolah saat ini hanya Hesa, Lean, Keano, dan juga Nora. Mana mungkin gadis polos itu mau pergi ke kelas lain di jam pelajaran.

"Oh iya, sekarang kan jam pelajaran, nggak wajar lah Alea nggak ada," celetuk Hesa tiba-tiba. Laki-laki itu berlari meninggalkan Lean dan Keano yang menganga lebar menuju kelas.

Orang pertama yang ia cari adalah Nora, karena gadis itu yang selalu bersama Aelea selain dirinya. Namun, saat Hesa bertanya kepada Nora, jawaban gadis itu sama dengan jawaban Lean dan Keano yang meledeknya, mencari Aelea karena merasa kesepian.

Setelah laki-laki itu juga bertanya kepada Refa dan teman-temannya, jawaban yang terdengar acuh tak acuh. Tidak peduli dengan keberadaan anak baru itu.

Lean dan Keano terus menyoraki nama Hesa karena laki-laki itu belum juga berdiri di barisan laki-laki untuk pemanasan sebelum masuk ke pelajaran basket. Alhasil, membuat Hesa masuk ke dalam barisan dan mengikuti pemanasan dengan ogah-ogahan.

Tubuhnya berada di lapangan, mengikuti gerakan pemanasan dengan asal-asalan, tidak mengikuti yang diperagakan oleh Fajri. Pikiran laki-laki tidak berada di lapangan, malah berkeliaran di otaknya untuk mencari kemungkinan gadis itu berada.

Ia ingin mengadu kepada guru tentang ketidakhadiran Aelea sebelum absen dipanggil, tetapi Hesa merasa ragu. Ia tidak ingin ada gosip lagi tentang dirinya yang mengkhawatirkan seorang gadis, tetapi tidak ingin juga merasa kesepian seperti saat ini. Mungkin ia memang merasa ada yang kurang jika tidak ada Aelea yang selalu mengekorinya dua hari belakangan, sejak gadis itu pindah ke sekolahnya.

"Hesalio Andreas, apakah Anda ingin saya tidak memanggil namamu saat praktik nanti?" tegur Pak Oki.

"Shit!" umpat Hesa tanpa disengaja karena terkejut saat menyadari raut wajah tanpa ekspresi Pak Oki tepat di depan wajahnya. Saat sadar ia mengumpat, ia langsung menutup mulutnya dan berpindah tempat ke samping Keano sambil terus meminta ampun.

"Ampun, Pak, saya khilaf lho."

"Baik baik, siap-siap saja kamu praktik minggu depan, barengan sama anak-anak yang bakal remedial praktik basket nanti," kata Pak Oki, lalu melanjutkan absennya, yaitu Keano dan Lean yang langsung menjawab dengan tegas, tidak ingin bernasib sama dengan Hesa yang sudah dipastikan termasuk bagian anak remedial.

Hesa and Aelea「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang