「10. Hesa dan Perhatiannya」

12 3 0
                                    

Dua minggu sudah berlalu ia menjalankan hukuman dari Bu Yulia. Selama itu pula Hesa semakin merasa ingin kembali diikuti oleh Aelea. Saat melihat sepuluh halaman di dalam scrapbook-nya yang baru, ia merasa bisa tersenyum dan juga hatinya menjadi tenang saat melihat foto-foto Aelea yang bahagia di sana.

Ia sudah mengetahui bahwa Aelea adalah cewek yang pernah ia tolong dari kecelakaan yang disengaja oleh pengendara motor satu tahun lalu. Ia juga menyesali pernah marah-marah sendiri akibat kamera pemberian dari ibunya rusak parah karena jatuh dan juga dihimpit oleh bahu gadis yang ditolongnya.

Laki-laki itu melirik jam meja kecil berbentuk bebek yang dibawanya dari kamar. Pukul sepuluh malam. Hesa pun duduk di teras rumahnya sambil melihat langit malam yang hampa. Tidak ada bintang dan bulan yang menemani. Ia juga melihat lampu rumah di depan rumahnya itu sudah gelap gulita. Berpikir Aelea dan mamanya sudah tertidur lelap.

Ia menyeruput teh hangat yang ia buat untuk menemaninya memikirkan perasaan dan kejadian-kejadian yang terjadi padanya satu tahun lalu. Entah kenapa sekarang ia ingin membuka kenangan indah sekaligus kenangan pahit yang tersimpan di dalam hatinya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Padang, 13 Juli 2021

Dengan hati yang senang dan juga pikiran yang damai, Hesa kembali melakukan kegiatan fotografinya setelah dua bulan terpuruk karena  ibunya meninggal. Saat memotret kegiatan orang-orang di sekitar taman, tanpa disengaja ia melihat seorang gadis sedang tertawa bersama temannya dari balik lensa kamera.

Hesa mematung di tempat, melihat tingkah dan senyuman gadis itu dari balik lensa kamera. Senyumannya terlihat mirip dengan senyuman mediang ibunya, lepas dan bahagia. Hesa merasakan ketentraman saat melihatnya.

Sehingga sebuah suara bisik-bisik di sampingnya mengganggu ketentraman Hesa. Iya berdecak kesal sambil menjauhi dua pria paruh baya yang memakai setelan kantor itu. Ia pun menyeberang dan berdiri di trotoar taman.

Reza kembali melihat ke arah dalam taman yang tak jauh dari trotoar. Ia mendapati gadis yang dilihatnya berjalan mendekatinya. Hal itu membuat Hesa menjadi panik dan ia pun berpura-pura mengecek kamera Canon miliknya.

Saat berpura-pura mengutak-atik kameranya, Hesa tidak sengaja melihat seorang pengendara motor melaju kencang dan gadis itu terlihat akan melintas, tapi tidak melihat jalanan. Secara spontan Hesa pun melangkahkan kaki mendekati gadis itu.

"Minggir!" teriak Hesa. Orang-orang di sekitar yang mendengar tarikan desa pun menjadi panik dan ikut menyoraki gadis tersebut.

Saat hampir dekat dengan gadis itu, ia langsung meraih bahunya dan kamera di tangannya tergelincir jatuh ke atas tanah. Ia berhasil mendorong gadis itu mundur ke belakang sehingga mereka berdua sama-sama tersungkur ke tanah. Namun, terlambat bagi desa untuk menyelamatkan diri sendiri karena lututnya sakit dan kakinya pun menjadi korban dilindas oleh motor itu.

"Arghh!" erang Hesa kesakitan saat kakinya terlindas ban motor. Ia meringis pelan sambil menundukkan kepalanya, menahan rasa sakit yang mulai menjalar ke seluruh tubuhnya.

Orang-orang di sekitar pun langsung berkerumun untuk membantu Hesa berdiri. Seorang laki-laki yang terlihat seumuran dengan Hesa mengejar pengendara motor yang kabur itu dengan sepeda BMX-nya. Sementara itu, seorang bapak-bapak datang untuk membantunya berdiri.

"Nggak bisa, Pak. Sakit banget," adu Hesa sambil terus menundukkan kepalanya.

Hingga tiba-tiba bahunya di dorong oleh gadis yang berada di bawahnya dengan keras. Hal itu membuat Hesa terlempar ke samping dalam posisi terlentang. Ia pun menggunakan tangannya untuk menarik kaki kanannya mendekat, memeluknya erat seolah takut kakinya itu akan kabur.

Hesa and Aelea「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang