「7. Aelea dan Masa Lalu」

9 4 3
                                    

Di sisi sekolah yang lain, dua orang siswa perempuan sama-sama menatap langit siang yang begitu cerah, langit tanpa awan. Satu siswanya sedang berjongkok di tepian kolam ikan koi sambil memegang tangkai daun. Satunya lagi duduk di bangku yang memang disediakan oleh sekolah di dekat kolam kecil ikan koi milik kepala sekolah.

Keduanya saling diam. Tidak ada yang berusaha mencari topik pembicaraan setelah membicarakan tentang kejadian yang sebenarnya terjadi kepada gadis berambut sebahu yang sedang duduk itu. Setelah mengetahuinya, Nora hanya bisa terdiam dan berakhir berjongkok di tepian kolam untuk mencairkan suasana.

Setelah beberapa puluh menit berlalu, Aelea pun membuka mulutnya setelah berkali-kali ingin memanggil Nora, tetapi urung. "Nora."

"Hm," jawab Nora sekenanya.

"Kamu nggak perlu jawab dulu sekarang," kata Aelea ragu-ragu. Ia pun berdiri sambil menepuk-nepuk roknya. "Kalau kamu mau percaya, boleh. Kalau kamu nggak mau percaya, nggak apa-apa. Jadi, aku minta kamu rahasiakan dari Hesa, ya? Aku nggak mau Hesa jadi ngehindarin aku 'lagi' sekarang."

Setelah mengucapkannya, Aelea pun langsung melangkahkan kakinya menjauhi area halaman belakang sekolah, letak kolam itu berada. Gadis itu sedikit ragu meninggalkan Nora di sana, tetapi ia juga tidak ingin memikirkan hal-hal yang membuatnya takut ditinggalkan lagi.

Ia pernah bertemu dengan Hesa dua kali seumur hidup sebelum dirinya menginjakkan kaki di sekolah yang sama dengan Hesa. Namun, karena dua kali pertemuan itulah yang membuat Hesa mengatakan hal-hal menyakitkan sehingga ia mengulang kelas lagi alias tinggal kelas karena mengurung diri di kamar.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Padang, 13 Juli 2021

Aelea memakai setelan kaos oblong berwarna putih, dipadukan dengan long cardigan berbahan wol, dan skinny jeans model ripped. Ia sedang hungout bersama teman sekamarnya di asrama ke taman terdekat dari butik tantenya.

Mereka berdua saling melontarkan candaan yang membuat orang-orang disekitarnya menatapnya dengan berbagai tatapan. Ada yang menatapnya dengan iri karena memiliki sahabat yang se-frekuensi, ada yang menatap dengan tatapan yang bahagia, ada juga yang acuh tak acuh.

"Gue mau beli minuman lagi, ya, Ta," kata Aelea sambil berdiri dari duduknya.

"Gue nitip juga, rasa Blue Ocean, ya!" balas Tamara, teman sekamar Aelea.

Empat gelas minuman bermotif biru itu habis mereka minum dalam waktu satu jam saja karena cuaca yang sangat panas pagi itu. Itu tidak cukup untuk menyegarkan tenggorokan mereka. Jadi, Aelea berniat untuk membeli minuman segelas lagi.

"Ogah, lo juga ikut dong kalau mau nitip," kata Aelea sambil tersenyum miring.

Tamara yang mendengarnya hanya mendengkus kesal. Ia mengerti maksud perkataan gadis di depannya itu, tidak ingin ia menitip lagi. "Kalau gue ikut namanya nggak nitip, Lea Michelle Ol-"

"Ol apa, hah?" sembur Aelea ikut kesal. Ia berbalik badan untuk pergi ke stan minuman di seberang jalan, tanpa memedulikan panggilan dari Tamara yang meminta maaf padanya.

Aelea yang sibuk dengan kekesalannya itu, tidak menyadari ia terjatuh terlentang di atas rerumputan taman. Suara teriakan Tamara terdengar di telinganya, tetapi ia tidak meresponnya sama sekali. Ia kaget dengan kejadian baru saja dan tidak bisa memproses apa yang benar-benar terjadi. Orang-orang di sekitar mulai mengerubungi Aelea dan laki-laki yang sedang menundukkan kepalanya, tidak bergerak menjauh sama sekali.

Butuh dua menit kemudian ia baru menyadari seorang laki-laki sedang menindih tubuhnya dan merasakan ada yang menjanggal di bawah bahu kanannya.

Ia langsung mendorong tubuh laki-laki itu dan langsung beringsut mundur sambil berusaha mencerna kejadian beberapa menit lalu secepat kilat. Namun, saat mundur, ia merasakan ada benda yang pecah dari tangan kanannya. Ia yakin itu benda yang ia rasa mengganjal saat terbaring di rumput tadi.

Hesa and Aelea「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang