「18. Aelea dan Outfit」

8 3 1
                                    

Lagi dan lagi, Aelea memberantakkan kamarnya seperti kapal pecah kembali, ia sibuk mencoba berbagai baju yang sebelumnya tergantung rapi di dalam lemari dua pintu itu. Aelea mengeluarkan semua bajunya dari lemari, mulai dari baju santai sampai dress.

"Hesa ngajaknya malam mingguan aja, tapi nggak bilang mau ke mana," gumam Aelea sambil memilih-milih baju di depan cerminnya yang besar.

Gadis itu terus memilih, bahkan ada beberapa baju yang ia coba di depan cermin sudah ia kenakan berkali-kali, memastikan apakah baju itu cocok dengannya.

"Mama," panggil Aelea.

Mama Aelea yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar anaknya itu, berpura-pura masuk dengan raut wajah yang kebingungan. Padahal sejak tadi, beliau memperhatikan gerak-gerik anaknya yang kebingungan memilih baju.

"Ada apa, Lea?" tanya Mama sambil mendekat ke arah anaknya yang berdiri di depan cermin besar.

"Aku cocoknya pakai baju apa, Ma?" Aelea balik bertanya. Saat ini ia sedang mengenakan dress biru laut selutut dengan pita yang menghiasi dibagian lengan atas.

Mamanya Aelea tampak sedang berpikir. Beliau melihat ke arah Aelea yang memakai dress, lalu melihat ke arah kasur yang ditumpuki oleh berbagai jenis baju.

"Kamu mau kemana emangnya, Lea?"

Aelea pun menjawab sambil memberikan ponselnya kepada Mamanya. "Nggak tau, nih, Mama baca aja chatnya Hesa."

Mamanya Aelea tampak mengulum senyuman. Ia meraih ponsel Aelea, lalu membuka layar yang langsung memunculkan isi chat Aelea dengan Hesa. Mamanya Hesa pun melihat ada chat yang kemungkinan belum terbaca oleh Aelea.

Hesalio Lio
[... Kita ke taman dkt sklh itu, di sana klu malam² begini banyak orang jualan]

Mamanya Aelea kembali mematikan layar ponsel itu. Lalu, memilah-milah baju yang ia tahu akan sangat cocok Aelea pakai karena tujuan Hesa adalah ke taman. Mamanya Aelea berpikir mungkin taman yang sama dengan cerita Aelea sejak gadis itu mengenal sosok Hesa.

Aelea melihat Mama menyodorkan sebuah baju kaos putih dan celana panjang berwarna hitam. Aelea menerimanya dengan raut wajah yang bertanya-tanya. Ia juga protes ke Mama karena baju dan celana yang diberikan untuknya itu sangat tidak cocok untuk dibawa keluar jalan-jalan.

"Kamu pake aja dulu. Mama ke kamar sebentar," suruh Mama Aelea lalu melangkahkan kaki ke kamarnya untuk mengambil sesuatu.

Mamanya Aelea tahu anak gadisnya itu tidak mempunyai cardigan. Jadi, ia akan meminjamkan salah satu cardigan miliknya untuk Aelea. Jika Aelea memakai outfit semi formal dengan outer atau cardigan, pasti akan cocok, apalagi Hesa mengajak Aelea ke taman.

Tak butuh waktu lama Mamanya Aelea mengambil salah satu cardigan miliknya yang berwarna biru dongker dengan motif berwarna hitam. Dengan buru-buru Mama Aelea kembali ke kamar Aelea dan langsung melihat anaknya sudah memakai pakaian yang ia sarankan tadi. Mamanya Aelea semakin yakin dengan pilihan outfitnya.

"Nih, kamu pake cardigan mama," kata Mamanya Aelea sambil melemparkan cardigan yang ditangkap baik oleh Aelea.

Gadis itu menurut saja dengan perkataan Mamanya. Ia memakai cardigan dan melihat tampilan outfitnya itu di depan cermin. Aelea memutar-mutar badannya, sebuah senyuman terbit di wajahnya yang manis itu.

"Mama, ini pas banget, santai tapi bagus," kata Aelea saat memeluk Mamanya dengan erat.

"Pilihan mama mana pernah salah," kata Mamanya dengan bangga.

"Iya, pilihan mama yang the best! Aku pake sneaker aja, ya, Ma?" Mama Aelea mengangguk, menyetujui perkataan anaknya itu.

Aelea pun membongkar rak sepatunya yang letaknya di samping lemari pakaian dan mencari sneaker putih. Setelah itu, Aelea menyandang tas bahu berwarna putih juga.

"Mama, aku berangkat dulu. Bye, Mama," pamit Aelea sambil menyalimi tangan Mamanya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

"Hesa!" panggil Aelea sambil melambaikan tangannya dari dalam gerbang rumahnya. Saat Aelea keluar rumah, ia melihat sosok Hesa sedang mengeluarkan motornya.

"Eh, lo udah siap?" tanya Hesa sambil melihat Aelea dari atas sampai bawah setelah menurunkan standar motornya.

"Udah, Hesa."

Hesa pun menganggukkan kepalanya dan mengendarai motornya, lalu ia meminta gadis itu untuk duduk di belakangnya. Aelea yang sudah siap pun menurutinya.

"Kita mau ke mana?" tanya Aelea saat sudah naik ke atas motor Hesa.

"Kita ke taman, Lea. Lo kan udah baca chat gue," jawab Hesa sedikit berteriak karena jalanan malam minggu itu sangat ramai kendaraan berlalu-lalang.

"Eh? Aku belum baca kayaknya chat terbaru kamu," kata Aelea langsung mengambil ponselnya dari tas. Lalu ber-oh ria setelah membaca kolom chat terbaru dari Hesa. Ia yakin pasti Mamanya yang membaca pesan itu saat ia menyuruhnya untuk membaca chat dari Hesa tadi.

Hesa hanya mengangguk. Tak lama kemudian Hesa memakirkan kendaraannya di tepi jalan. Aelea juga ikut turun sebelum Hesa turun dari motor.

"Wah, banyak makanan, ya, di sini," kata Aelea penuh antusias.

"Makanya gue ajak lo ke sini karena lo bilang nggak pernah jajan keluar malam-malam," ujar Hesa yang telah berdiri di samping Aelea.

Laki-laki itu berusaha menahan senyumannya saat melihat kegembiraan gadis itu menatap stan makanan yang berjejeran di taman. Hesa pun mengajak Aelea ke salah satu penjual sate yang aromanya tercium sangat wangi. Sementara itu, Aelea mengikuti kemana laki-laki itu mengajaknya.

Mereka berdua pun melakukan banyak hal kegiatan di taman. Mulai dari makan sate dan Hesa terus memotret Aelea yang candid. Ada beberapa yang tidak Aelea sadari saat difoto oleh Hesa. Untung saja Hesa membawa kamera digital miliknya, sehingga tidak perlu menunggu jeda untuk memotret yang lain, seperti kamera polaroid yang harus menunggu foto itu keluar dari kamera.

Lalu, Hesa dan Aelea pun duduk di bangku taman sambil memakan permen lolipop, saling bercanda ria, terkadang membahas kemiripan Keano dan Nora saat sedang marah, juga membahas Lean yang selalu mudah mengikuti kubu lain.

Sehingga Hesa mengajak Aelea untuk berfoto di taman yang ramai orang duduk-duduk karena pemandangan yang dilihatnya langsung mengarah ke danau kecil. Aelea dengan senang hati menerima ajakan Hesa. Aelea berpose beberapa kali dengan lucu dan Hesa memotretnya berkali-kali sehingga menampilkan beberapa foto candid yang lucu gadis itu.

"Rasanya aku senang banget udah ketemu sama kalian semuanya. Kalian itu baik-baik, nerima aku sejak aku pindah ke Smaga," kata gadis itu tiba-tiba saat mereka berdua sedang duduk menatap danau.

"Kalau kejadian satu tahun lalu nggak ada gimana? Lo nggak ketemu kita semua," kata Hesa sambil menoleh ke arah Aelea.

"Iya, juga, ya." Aelea menganggukkan kepalanya. "Eh, kalau takdirku emang bertemu sama kalian, gimana pun kejadian masa lalu, pasti bertemu dengan kalian semua di masa depan."

Hesa menutup mulutnya dengan sebelah tangan, berusaha menutup senyumannya yang susah payah ia tutupi. Walaupun Aelea menganggap mereka semua, Hesa merasakan perasaan senang saat mendengar mereka semua bertemu karena takdir.

Apakah dirinya bertemu dengan Aelea karena takdir juga? Hesa bertanya-tanya di dalam otaknya.

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Hesa and Aelea「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang