「8. Aelea dan Usaha」

12 4 0
                                    

Aelea meringis pelan saat mengingat kejadian yang terjadi satu tahun lalu. Gadis itu mengambil boneka pandanya untuk memeluknya dengan erat. Psikiater yang membantu mentalnya kembali normal memberikannya boneka panda itu. Katanya agar bisa menenangkan Aelea di saat-saat seperti ini. Aelea beruntung bisa dipertemukan oleh mamanya dengan psikiater yang baik itu, karena sebelumnya ia percaya pada perkataan neneknya tentang seorang psikiater yang jahat.

Sekarang saat ia sudah lebih baik dari beberapa bulan lalu, masih saja membutuhkan boneka panda itu berada di sisinya untuk menenangkan pikirannya yang berkelabut.

Ia juga memikirkan tindakannya seminggu belakangan sejak mulai masuk ke SMA Galang pada tahun ajaran baru. Untung saja ia bisa langsung ke kelas dua belas karena nilai-nilainya yang tinggi saat kelas sebelas dan bersyukur bisa sekelas dengan laki-laki itu.

Aelea senang bukan main bisa sekelas dengan Hesa, karena sebelumnya ia cukup senang bisa satu sekolah dengan laki-laki penyelamatnya itu. Ia juga diberitahu oleh mamanya bahwa tetangga depan rumah mereka adalah tempat tinggal laki-laki yang menolong Aelea saat itu. Hal itu bisa memudahkannya untuk balas budi dan juga bisa menenangkan hatinya agar tidak merasa bersalah yang berlebihan.

Namun, saat ia sudah dekat dengan Hesa dengan usahanya sendiri, ia ternyata baru mengetahui satu sekolah dengan orang yang satu-satunya yang membuatnya mengurung diri di rumah selama setahun.

Sekarang ia tidak bisa memikirkan bagaimana caranya agar orang itu tidak menyebarkan gosip palsu yang tidak enak didengar dan juga bisa membuat masa kelamnya kembali. Jika hal itu terjadi, ia benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Psikiater baiknya itu berada di kota yang berbeda karena ia menjalankan psikoterapi di kota Bandung, setelah ia benar-benar kembali seperti semula, barulah Aelea dan mamanya pindah lagi ke Padang.

Maka dari itu ia menceritakan segala hal yang terjadi padanya dan pertemuan dua kali dengan Hesa satu tahun yang lalu kepada Nora, sahabatnya yang ia yakin bisa membantunya. Namun, sekarang saat ia mengingat bagaimana percakapan mereka berdua di kolam tadi siang tidak terlihat lancar, membuatnya merasa ragu jika Nora tidak akan merahasiakan cerita yang ia beritahu tadi.

Ia mengacak-acak rambutnya sampai berantakan. Pikirannya sudah seperti kaset rusak. Ia juga memikirkan tentang orang itu yang mem-bully-nya di toilet cewek tadi dan juga ia masih tidak tenang setelah membohongi mamanya saat pulang sekolah tadi wajahnya terlihat pucat pasi. Ah, Aelea juga memikirkan tentang perkataan Nora bahwa Hesa dan Lean harus menjauhinya selama sebulan dan juga harus meminta maaf kepadanya. Padahal yang terjadi hari ini bukan salah mereka berdua.

Hingga suara teguran dari mamanya Aelea membuat gadis itu berhenti bermain-main dengan pikirannya.

"Alea, tidur sekarang, ya, Nak. Sudah jam sebelas sekarang. Besok kamu harus berangkat pagi bareng Hesa, kan?" tegur mamanya yang entah sejak kapan sudah berdiri di pintu kamar Aelea dengan tangan yang terlipat di depan dada.

"Iya, Mama." Aelea pun menoleh dan melempar senyum kepada mamanya itu. Ia mengambil selimut, meletakkan boneka panda di samping bantalnya, lalu memejamkan mata secara perlahan.

Tak lupa Aelea berdoa kepada-Nya agar hari besok tidak terlalu buruk. Ia juga harus bangun lebih cepat agar tidak berselisih dengan Hesa besok pagi saat berjalan ke halte atau tidak berada di satu bus yang sama dengan Hesa. Ia juga merasa harus mengikuti peraturan, tidak mendekati Hesa saat laki-laki itu sedang menjauhinya karena hukuman dari Bu Yulia.

"Ah, nyebelin semua!" gerutu Aelea sedikit keras sehingga kembali di tegur oleh mamanya.

"Tidur, Lea!"

❃.✮:▹ ◃:✮.❃

Aelea datang ke sekolah dengan mata panda yang mirip dengan boneka pandanya di rumah. Semalam Aelea benar-benar tidak bisa tertidur dengan nyenyak karena banyak hal yang berterbangan di otaknya. Sekarang ia berusaha bersikap masa bodoh terhadap pandangan orang-orang yang melihat mata pandanya. Gadis itu juga merasakan hal yang sama jika melihat orang dengan mata panda yang besar dan mencolok.

Hesa and Aelea「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang