「31. Tamara dan Rencananya」

5 2 0
                                    

Seperti yang dikatakan Laga beberapa waktu yang lalu, Hesa sudah selangkah lebih maju dari perkiraannya. Tamara menendang kasurnya, ia kesal karena Hesa ikut campur dengan urusannya dan Aelea. Kalau Hesa tidak ikut campur, pasti Aelea sudah bisa ia jebak dengan mudah.

Sekarang Tamara harus memikirkan cara baru untuk mengajak gadis itu ke rumahnya nanti sore tanpa disadari oleh Hesa. Ia pun menyambar ponselnya dan mencari kontak seseorang untuk ia minta bantuan.

"Halo?" sapa seseorang yang diteleponnya.

"Lo bantuin gue, dong, Ga," kata Tamara sambil duduk di tepi kasurnya.

"Bantuin apa lagi, Tama? Gue udah jauh bantuin lo, sekarang giliran lo sendiri, deh," jawab Laga dengan ketus.

"Lo kok gitu, sih, Ga? Gue kan udah nolongin lo," cecar Tamara tak terima saat Laga menolak membantunya, padahal Tamara belum memberitahu hal apa yang akan ia minta bantu.

Terdengar dari seberang telepon, Laga menghela napasnya dengan berat. Tampak tidak terima. "Ya udah, lo mau minta tolong apa sekarang?"

Tamara yang mendengar jawaban Laga walaupun tahu laki-laki itu tidak ingin membantunya sekarang, ia pun memberitahukan semua rencananya kepada Laga dan meminta bantuan yang mudah saja.

"Intinya, lo harus jauhin Hesa dari Lea Michelle. Selebihnya biar gue yang urus," kata Tamara setelah menjelaskan rencananya kepada Laga.

"Oke."

Setelah itu Laga memutuskan panggilan begitu saja yang membuat Tamara mendengus kesal. Gadis berambut panjang itu pun segera mengganti pakaiannya dan setelah itu mengetikkan sesuatu kepada Aelea di Instagram karena nomor lama Aelea yang ia punya sudah tidak aktif lagi.

[Lea Michelle, gue mau ketemu sama lo dan minta maaf atas perbuatan gue dulu sama sekarang. Mau ke rumah gue, kan? Gue janji setelah ngomong sama lo, nggak akan ganggu lo lagi.]

Setelah melihat pesan itu terkirim, Tamara pun keluar dari kamar untuk mencari keberadaan ayahnya itu dan kebersihan rumahnya. Tamara harus membuat rumahnya bersih dan rapi dan ayahnya tidak boleh menunjukkan batang hidungnya terlebih dahulu sebelum ayahnya melancarkan rencana.

Walaupun ia membuat rencana sendiri karena rencana baru ayahnya tidak diberitahukan kepadanya, Tamara yakin seratus persen bisa saling berhubungan karena ikatan batin ayah dan anak.

"Ayah!" panggil Tamara yang menyoraki nama ayahnya itu. Ia sudah berkeliling di dalam rumah dan tidak menemukan batang hidung ayahnya.

"Ayah! Ayah dimana?"

"Di gudang!" teriak Sang Ayah yang terdengar sayup-sayup oleh Tamara dari dapur.

Walaupun tak yakin, Tamara langsung melangkahkan kakinya menuju gudang di samping rumahnya itu. Sesampainya di sana, Tamara melihat ayahnya sedang minum kopi bersama rekan-rekan preman.

"Ada apa?" tanya Sang Ayah cuek sambil mendengarkan rekannya sedang membahas sesuatu.

Tamara pun mendekati sang ayah dan membisikkan sesuatu di telinga ayahnya yang membuat ayahnya itu menganggukkan kepala sambil mengusap-usap janggutnya yang tebal itu. "Aku udah susun rencana buat Lea Michelle datang ke rumah kita, tapi ayah jangan muncul dulu sampai aku kasih kode, Yah. Biar Lea Michelle benar-benar percaya nggak ada apa-apa yang akan terjadi nanti. Soalnya aku pura-pura mau berbincang-bincang sama dia."

"Apa kodenya nanti?" tanya ayahnya ikut berbisik, takut terdengar oleh rekan-rekan premannya.

"Aku pecahin gelas, kalau ayah dengar suara gelas jatuh, baru deh selanjutnya rencana yang ayah bikin," jawab Tamara sambil tersenyum miring.

Hesa and Aelea「 END 」Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang