Beberapa hari sebelumnya.
Hari Minggu yang cerah ini adalah hari yang sangat Aelea tunggu-tunggu karena ia akan pergi ke bioskop bersama Hesa. Aelea sengaja bangun pagi agar bisa bersiap-siap untuk pergi.
Seharian Aelea merasa bahagia bisa nonton bioskop bersama Hesa dan juga foto-foto bersama, baik sebelum film yang akan mereka nonton dimulai maupun selesai menonton. Setelah nonton bioskop, Aelea diajak oleh Hesa ke Kafe yang berada di lantai satu plaza itu.
Setelah puas pergi ke sana dan kemari di plaza itu, akhirnya mereka berdua pulang saat matahari tidak lagi menyengat, sekitar jam 4 sore.
Namun, kebahagiaan Aelea itu hanya berlangsung sebentar saja karena saat Aelea masuk ke dalam rumahnya, Aelea melihat seorang laki-laki yang tak disukainya.
"Lo?" seru Aelea dengan nada yang keras sambil menunjuk laki-laki itu dengan jari telunjuknya.
"Lo udah pulang, ya?" Tidak memedulikan seruan Aelea, laki-laki itu malah bertanya yang membuat Aelea menjadi kesal.
"Gue udah bilang jangan tunjukin wajah lo lagi di depan gue, Ga!" bentak Aelea, lalu beralih menatap Mamanya yang baru datang dari dapur sambil membawa secangkir kopi. "Mama kenapa izinin dia masuk, sih? Kan aku udah minta mama jangan baikin dia lagi."
Mamanya Aelea pun membalas, "Dia kan kakak sepupu kamu, Lea. Nggak boleh gitu."
"Dia emang kakak sepupu aku, Ma, tapi dia juga brengsek sama kay-"
"Alea!" bentak Mamanya Aelea tanpa sengaja. Aelea yang mendengar bentakan Mamanya itu langsung terdiam. Ia menatap penuh amarah kepada Laga.
Saat tersadar dengan benatakannya, beliau pun langsung meralatkan perkataannya. "Maksud mama, kamu nggak boleh ungkit-ungkit orang yang udah nggak ada di sini lagi. Kamu juga tahu, kan, kalau Laga sama kesalnya sama kamu kalau ingat dia?"
Aelea memutar bola matanya malas. Ia berlalu begitu saja masuk ke dalam kamarnya dengan menghempaskan pintu saat menutup pintu.
Laga. Laki-laki itu adalah kakak sepupunya Aelea yang sangat gadis itu kagumi. Walaupun Aelea dan Laga seumuran, tetapi Aelea selalu menganggap Laga itu kakak laki-lakinya. Laga dan Aelea selalu bersama saat kecil karena Laga tinggal bersama Mamanya. Sejak kecil Laga membenci ayahnya yang penjahat itu, begitu juga Aelea.
Seiring waktu pun Laga dan Aelea semakin lengket, bak saudara kembar. Sehingga Aelea berteman dengan Tamara pun, Laga juga ikut berteman dengan Tamara.
Namun, saat Aelea dijatuhkan oleh Tamara satu tahun lalu, Laga malah tidak membantunya dan ikut bersama Tamara yang menyebar gosip palsu seisi sekolah. Kejadian satu tahun lalu itulah yang membuat Aelea sangat membenci kedua orang itu.
Lalu sekarang Laga malah muncul di hadapannya dengan tampang tak bersalahnya. Aelea tidak habis pikir bagaimana isi pikiran laki-laki itu sekarang ini. Datang ke rumah barunya tanpa rasa bersalah, lalu seolah sedang merasa di rumah sendiri.
"Brengsek lo, Lagaaa!" pekik Aelea tertahan karena bantal yang menutupi wajahnya. "Sumpah, ya, kalau Mama nggak ikutan tadi, udah beneran gue usir lo dari sini."
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Saat makan malam, Laga terlihat santai ikut duduk di meja makan sambil memegang sendok. Aelea yang melihat itu semakin membuat emosinya bergejolak kesal.
"Lo ngapain masih di rumah gue?" tanya Aelea ketus sambil membantu Mamanya memindahkan masakan ke atas meja makan.
Bukan Laga yang menjawab pertanyaannya, melainkan Mamanya. "Dia mulai nginap di sini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hesa and Aelea「 END 」
Teen Fiction「Hesa and Aelea」 Percayakah kalian pada pertemuan pertama yang jarang terjadi membuat hubungan itu akan menjadi spesial? Awalnya Hesa tidak akan percaya dengan hal itu. Namun, kini Hesa mempercayainya sejak bertemu dengan gadis polos nan baik bernam...