Hesa mengambil tasnya di kelas, tapi isi pikirannya memikirkan tentang seseorang yang berbicara dengan Aelea tadi. Jujur saja Hesa tampak tidak asing dengannya, sayang sekali Hesa tidak melihat dengan jelas wajah perempuan itu.
Setelah mengecek isi tasnya dan menggenggam kamera polaroidnya untuk mengambil gambar selama perjalanan pulang, Hesa tidak sengaja menabrak seorang gadis. Buru-buru Hesa mengulurkan tangannya untuk menahan bahu gadis itu agar tidak terjatuh ke belakang.
"Sorry, gue nggak ...." Perkataan gadis itu terhenti tiba-tiba. Ia menatap Hesa dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, begitu juga dengan Hesa yang menyadari seseorang yang hampir ia tabrak itu adalah Aelea.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Hesa sesaat kemudian setelah membiarkan gadis itu berdiri sendiri.
Aelea hanya menganggukkan kepalanya. Tidak lagi bersuara sepatah kata pun kepadanya. Gadis itu tampak mencari sesuatu di dalam laci mejanya, lalu beralih ke laci meja Hesa, Lean, Keano, dan Nora.
"Alea," panggil Hesa yang mengikuti kemana arah Aelea di dalam kelas itu. "Lo cari apa?"
Aelea hanya menoleh sebentar ke arah Hesa, lalu berlari keluar kelas untuk memperhatikan keadaan di sekitar. Hesa yang melihat tingkah laku Aelea itu mengerutkan dahinya, kebingungan.
"Hesa, kamu ngerasa ada yang aneh di meja kamu nggak?" tanya Aelea yang menanyakan pertanyaan yang membuat Hesa semakin mengerutkan dahinya.
Pertama kalinya gadis itu berbicara dengannya sejak kemarin, tapi malah pertanyaan tidak jelas itu yang membuat Aelea berbicara dengannya. Hesa pun menggelengkan kepalanya, "Enggak, yang aneh sekarang tuh lo yang nanya begituan."
Aelea mengerucutkan bibirnya, terlihat cemberut saat ia jahili sebelum-sebelumnya. "Ya sudah."
Hesa tidak bisa berkata-kata lagi. Keanehan apa ini? Sehingga saat Hesa melihat Aelea berbalik badan ingin keluar dari kelas, barulah Hesa tersadar dari lamunannya.
"Eh, Lea, tunggu," sahut Hesa. Ia menyesal sudah menyia-nyiakan peluang yang bisa membuatnya berbincang lagi dengan gadis itu tadi. Sekarang Hesa akan kembali membuat peluang itu. Namun, tiba-tiba saja sikap Aelea berubah 90 derajat saat gadis itu sudah di luar kelas.
"Apaan, sih?" Aelea tampak tak suka saat Hesa ingin menghentikannya.
Lagi lagi, Hesa tidak bisa berkata-kata. Kali ini Hesa membiarkan Aelea melangkah menjauhinya yang memandang punggung gadis itu. Hesa benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi baru saja. Saat di dalam kelas, gadis itu seolah kembali seperti dulu ia kenal, tetapi saat gadis itu sudah keluar dari kelas, sifatnya seperti cuek dan tidak mengenalinya.
"Sebenarnya apa yang terjadi, Lea?" gumam Hesa sambil melihat langit biru yang cerah, ditemani oleh awan-awan putih yang bergumpalan.
Tidak ingin berlarut sedih terlalu lama lagi, Hesa mengarahkan kameranya ke arah langit biru itu, memotretnya, sehingga tak lama kemudian selembar foto keluar dari kamera yang sedang digenggamnya. Hesa pun mengibaskan foto itu dan langsung memasukkannya ke dalam saku seragamnya. Lalu, ia kembali mengarahkan kameranya ke arah kelas jurusan IPS yang sudah kosong di ujung sana, menekan tombol shutter, dan hasilnya pun keluar. Hesa tersenyum puas melihat hasil fotonya yang terlihat seperti profesional.
"Lain kali gue minta diajarin lagi sama Bang Rendra," kata Hesa kepada dirinya sendiri.
Setelah puas mengambil gambar pemandangan yang indah itu, Hesa pun turun ke lantai satu untuk segera pulang ke rumahnya.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Hesa menatap tidak percaya ke arah gerbang rumahnya yang dihuni oleh seorang manusia berambut sebahu sedang melambaikan tangan ke arahnya. Sudah beberapa kali Hesa mengerjapkan matanya dan bahkan mengucek-ngucek matanya, berharap apa yang ia lihat itu tidaklah hanya khayalan semata. Belum puas memastikan pandangannya itu, Hesa pun mencubit tangannya sekuat tenaga dan membuatnya merintih kesakitan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hesa and Aelea「 END 」
Teen Fiction「Hesa and Aelea」 Percayakah kalian pada pertemuan pertama yang jarang terjadi membuat hubungan itu akan menjadi spesial? Awalnya Hesa tidak akan percaya dengan hal itu. Namun, kini Hesa mempercayainya sejak bertemu dengan gadis polos nan baik bernam...