"kak?" ucap mimi setelah membuka pintu dan masuk kedalam, ila masih saja terisak.
"kakak kenapa?" tanya mimi yang duduk di kursi samping bankar ila,
"itu..." balas ila sembari menunjuk layar tv.
"sedih sekali ceritanya" timpal ila dengan menonton drama yang menampilkan tayangan sedih,
Mimi menggeleng kepala tak percaya dengan kelakuan ila.
"astaga kak... Itu cuma drama tv, gak nyata" rutuk mimi ke ila yang tak percaya kepada ila, bisa - bisanya sedih cuma karena menonton tv.
"kisahnya sedih tau!! Takdir memisahkan pasangan itu, hhhhuuuuwwwwaaaaa T~T mimi... Ini sungguh sedih sekali" pecah tangis ila melihat tayangan pasangan yang harus dipisahkan paksa oleh keadaan,
"iiiissshhh... Kakak ini malah nangis cuma perkara tayangan tv doang..." balas mimi pusing dengan ila.
Slurp{ingus yang ditarik kembali agar tidak keluar dari hiding},
"iiiiiuuuuuhhh...... Kakak jorok!! Keluarin..." ucap mimi kesal dan memberikan kotak tisu ke ila. Ila menerima dan langsung mengeluarkannya,
Mata yang sebam, hidung yang memerah menjadi tampilan ila kini.
"kak... Mengapa terus saja menolak ash? Bukankah dia punya semuanya? Apa yang kakak cari sebenarnya?" mimi tiba - tiba bertanya,
"hm?" ucap ila sembari menoleh ke mimi.
"gw tolak karena gak ingin nantinya akan jadi masalah" lanjut ila kembali,
"masalah? Apa? Ash dia tampan, keluarganya harmonis, mapan, kaya raya, berasal dari keluarga berada. Apa sih yang di permasalahkan?" timpal mimi.
"hhhmmm... Kalo mungkin pacaran itu ranahnya buat main - main... Gw hanya gak ingin di cap cewe bekas atau 1x pakai... Kalo cowo itu serius sama gw... Maka harusnya dia langsung minta pada orang tua gw lah" balas ila dengan senyum,
"come on,,, ini bukan tahunnya pikiran kolot dipakai kak... Banyak pria yang sudah gak asli tuh buktinya... Mengapa kk masih memakai pikiran kolot sih,,,," balas mimi tak habis pikir.
"mungkin benar gw kolot, tapi kata ayah... Jika dia sayang maka dia akan meminta kepada keluarga gw, mau itu berganti zaman dari monyet, kera, nabi adam, jaman penjajahan, bahkan sekarang!? Seharusnya mau itu pria atau pun wanita mampu menjaganya hingga dia sudah berada dalam ranah keluarga" balas ila senyum nan teduh,
"gw juga bukan tipikal yang baik tapi gw mencoba untuk menjaga hingga 'dia' ini meminta kepada orang tua untuk bersama" lanjut ila yang entah mengapa membuat suasana tampak lebih teduh.
"ayah gw selalu ngajarin anaknya untuk tetap tau norma dan tau khodrat kita sebagai manusia, mau senakal apapun anaknya!!? Harus tau norma dan khodrat itu.. Maka dari itu, entah mengapa jadi menempel dan gw bawa sampai saat ini" tutur ila,
"hidup itu cuma 1x jadi pergunakan itu dengan baik" timpal ila.
"itu yang tiap hari ayah ucapkan disela senda dan gurauannya... Dan entah mengapa jadi kebawa" ucapan ila dengan pandangan ke arah layar tv namun entah pikirannya kemana, ila tampak senyum dan tertawa kecil.
Mimi tampak diam dan hanya memperhatikan ila,
'andai saja aku memiliki kesempatan dirawat seperti itu kak, pasti aku juga akan sekuat kk' batin mimi melihat raut kesungguhan namun ketenangan hidup disana.
Ila menoleh ke mimi,
"jadi yah.. Beginilah gw!!" ucapnya sombong. Mimi menatap malas,
Namun ternyata bukan hanya mimi saja yang mendengarkan ila namun ash, esh dan salah seorang perawat pria tak sengaja mendengarya. Sewaktu ash membuka pintu sedikit, pembicaraan itu terdengar.
Yah
Itu semua ketidaksengajaan!!
🙂🙂🙂🙂🙂
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Polos?
RandomDi jaman sekarang percaya kah kalian nih bahwa ada cinta yang polos, bukan murni loh yah?! Tapi polos yah polos. Berawal dari kisah seorang senior yang mencoba bangkit dari kenangan masa lalu atau mencoba menutup bahkan mengubur dalam - dalam perasa...