"hei..." suara terdengar samar,
"jangan menggangguku... Ini adalah hari minggu" keluhku.
"minggu katamu? Gpp nih libur dua hari?" suara itu kembali terdengar,
"heh? Emang ini hari apa?" tanyaku ke asal suara itu.
"hari selasa,,, yakin gak mau masuk sekolah? Gak dicari sama ibu atau ayah?" suara itu lagi dan lagi menarik atensi telingaku,
"ibu? Ayah?" tanyaku bingung.
"iya...ibu mertua dan ayah mertua... Dia pasti sedang mencarimu kemana - mana" jawabnya, seketika mataku tebuka lebar dan mendapati ash sedang tidur disampingku.
"sial*n!? Benar mama,,, papaku...aduh!! Mampus aku... Bagaimana ini" keluhku langsung bangun tanpa memperdulikan semuanya, ash terjatuh akibat ku dorong.
Langsung berlari ke kamar mandi, sesaat pintu tertutup akhirnya aku sadar kembali.
"bukankah kemarin ku kunci pintunya? Sejak kapan?" ucapanku terpotong mengingat jam yang menurutku sudah sangat telat,
"aish... Awas saja nanti" keluhku sembari mandi. Jengkel memupuk di ubun - ubun, sejak kapan dia disana? Biarpun ini adalah rumah dan kamarnya, setidaknya berikanlah tamunya privasi yah kan?!
"aku akan mencekekmu" ujarku frustasi sembari mengepalkan tangan.
Melanjutkan aktivitas di dalam kamar mandi sembari terus merapalkan kutukan bahkan petuah untuk ash, sedangkan diluar ash sedang berada di ruang makan bersama orang rumahnya tentu saja.
"a a-choo" ash bersin,
"kamu sakit nak?" tanya sang ibu khawatir.
"tidak bu!! Sepertinya ada yang sedang membicarakanku!! Bahkan tiba - tiba hawa terasa tak enak" ucap ash yang entah mengapa bergidik ngeri, padahal ini pagi hari.
Setelah selesai ila mengintip - intip melihat keadaan luar,
"sepertinya dia tidak ada!! Fyuh!!? Syukurlah kalo ada sudah kuberi dia hadia paling indah" ucap ila sembari tersenyum jahat.
"namun bagaimana dengan setagamku?" keluh ila yang terduduk di pinggiran kasur dengan balutan handuk maskh menyelimuti tubuhnya,
"masa iya pake pakaiannya ash dulu sih?! Entar apa dikata orang rumah" sekali lagi ila mengeluh frustasi. Sedangkan tiba - tiba esh membuka pintu dan masuk tanpa melihat ke arah depan, dipikirnya ila masih berada di dalam kamar mandi ataupun masih tidur. Sebab tadi ia melihat ila sangat susah dibangunin, macam kebo tidur.
Beruntung dan sial disaat bersamaan, esh memang menutup pintu kembali namun melihat ila dengan balutan handuk sepaha membuat absurd keadaan.
"yak!! Bajing*n tengik!!" kesal ila bercampur malu, ila melemparkan barang terdekat disana. Mulai dari bantal hingga barang pecah belah, syukurnya dapat ditangkap oleh esh.
"tunggu...tunggu!!hey"kesal esh yang harus menerima barang dari lemparan ila,
Ila tak mau mendengarkan mukanya sudah merah padam dan pelupuk di matanya sudah mulai berair.
"dengar...dengar aku membawakan baju ganti untukmu.. Ini suruhan oma jadi jangan marah dulu" ucap esh yang merasa tak tega, walau sebenarnya bingung mengapa ila sampai sebegitunya? Bukankah ia tidak diperkaos hanya ketidak sengajaan melihat? Kalo perempuan lain pasti berlomba - lomba untuk mencari perhatiannya.
Sedangkan ila tiba - tiba saja dari berdiri sambil melemparkan barang random mulai berhenti dan jatuh terduduk, ia seperti akan menangis keras.
Dengan panik esh berlari ke arah ila dan setelah sampai ia memeluk ila,
"maaf... Maaf... Tapi jangan menangis yah... Ini salahku.." ucap esh yang bingung dan kalut juga.
"hiks...hiks...hiks..." hanya tangisan yang keluar dari jawaban ila,
Semakin panik esh mengucapkan
"aku akan bertanggung jawab" dengan entengnya.Ila mendengar itu bukannya berhenti menangis malah semakin banjir dengan air mata,
'dimana lagi salahku' batin esh serba salah. Namun dapat yang ia lakukan saat ini adalah memeluk erat ila agar suara tangisnya tak menjadi kencang, pasalnya akan membahayakan bukan?! Dirinya gak mau disalah pahami oleh orang rumah.
Setelah beberapa menit mulai tenang, ila juga mulai berhenti menangis walau masih sesenggukan. Esh melihat ila, mata yang merah dan sembab, rambut dan badannya yang telilit handuk membuat esh sadar bahwa dirinya memeluk dalam waktu yang kurang tepat.
Esh melepaskan pelukan, lalu bangun serta berdiri membelakangi ila.
"kakak bisa ganti baju,,, aku akan keluar menunggu" ucap esh tanpa menunggu jawaban dan langsung keluar dalam kamar, sedangkan ila masih setia ditemlat dan semakin uring - uringan.
"kamu gila... Kamu gila... Dasar wanita bodoh" racau ila frustasi,
Beda diluar esh seperti sedang ke geep. Ash tiba - tiba datang entah dari mana dan melihat esh dengan tatapan menyalang,
"ngapain lu?" tanya ash dengan tatapan tajam permusuhan.
"naruh pakaian seragam yang disuruh oma!! Kata oma kasihan jika hanya memakai seragam lama atau pakaianmu yang ada sampai kerumahnya lagi bakal ditanyain orang rumahnya lagi,, kan kasihan... Itupun kata oma" ucap esh jujur, namun ash nampak setengah percaya.
"serah lu deh!! Percaya apa kagak itu hak elu.. Ingin bukti kongkrit lu bisa nanya oma sendiri" jawab esh yang langsung pergi menuju dapur, ash mengalah!!? Toh juga esh kelihatan tak sedang membohonginya.
Ia pun ikut menyusul ke dapur, sedangkan ila berganti pakaian dengan hati dan jiwa yang gundah gulana merana.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Itu Polos?
RastgeleDi jaman sekarang percaya kah kalian nih bahwa ada cinta yang polos, bukan murni loh yah?! Tapi polos yah polos. Berawal dari kisah seorang senior yang mencoba bangkit dari kenangan masa lalu atau mencoba menutup bahkan mengubur dalam - dalam perasa...