48

39 14 15
                                    

Lapangan voli, di dalam ruangan.

"nunggu disini aja yah kak" ujar esh yang mengajak ila untuk duduk di tempat duduk pemain jika sedang istirahat,

"enggak ah,,, gak enak sama yang lain!! Gw di bangku penonton saja gpp kok" tolak ila karena merasa aneh. Menjadi di istimewakan bukan gaya ila,

Dia risih dengan tatapan ciwi2 ngiri di bangku penonton.

"sudah gpp duduk aja" balas ash dengan memaksa ila untuk duduk, perbandingan kekuatan ila dan ash tentu menang ash jadi dapat dipastikan ila duduk di bangku pemain bukan di bangku penonton.

Namun bukan ash kalo gak jail, dengan serampangannya itu tangan mengelus/membelai pucuk kepala ila.

Dapat terdengar teriakan teman setim mereka yang bersorak, tak lupa dengan senyuman tak berdosa ash.

"nih anak" rutuk ila, ash sudah lari menuju ke tengah lapangan untuk latihan tanding.

Wajah ash yang sangat sumringah, bahkan

"wah.... Kali ini di support ayang jangan sampai kalah loh yah,, walau latihan tanding!!! Malu sama ayangnya noh" ledek salah satu teman timnya.

Ash hanya ngenyir sembari menggaruk belakang tengkuknya, entah merasa gatal atau menghilangkan sedikit rasa malu!? Entah hanya ash yang tau.

"untuk yang tadi,,, gw harap lu gak bohong" ucap baba yang sejak kapan sudah duduk di samping ila, ila menoleh dan tersenyum.

"hhhhmmmm!? Diliat nanti aja deh yah kak!! Toh lagian kk belum kasih aku sesuatu untuk tutup mulut kan!?" ucap ila dengan cengirannya,

"hah... Tau pasti kayak gini!!" jawab baba.

"apa yang kamu inginkan?" lanjut baba bertanya,

"enaknya apa yah kak *ciya~*{ tanda * berbisik namun dapat di dengar baba}" balas ila dengan senyumnya.

Ila merasakan dirinya dipeluk dan di dekap dari belakang, siapa lagi kalo bukan pelakunya si ash.

"loh gak latihan?" tanya ila setelah melihat siapa yang memeluknya, ash membenamkan wajahnya di pundak ila.

Ash hanya menggeleng, ila hanya mengelus kepala ash.

"kenapa kk terus memberikanku tekanan kak" ucap ash yang masih diposisi yang sama,

"hah?" balas ila tak paham.

"aku cemburu melihat kk ngobrol sama yang lain, dekat sama yang lain, bahkan kakak cuma senyum juga aku cemburu" tutur ash, baba mendegar semuanya dan tak bergeming dari tempatnya.

"emang kamu siapanya gw?" tanya ila dengan niat menjaili ash, ash diam tak bergeming.

Baba yang mendengar hanya tertawa tertahan, seperti tertawa meremehkan.

"ash,,, harusnya lu tuh dekatnya sama cewe yang cantik bahenol atau setidaknya sepantaran dengan modelan kayak lu yang kaya... Bukan gw!!" ucap ila,

"gw yakin sebenarnya lu tuh cuma penasaran sama gw bukan serius suka sama gw,,, lantas setelah apa yang lu mau sudah lu dapetin lu pasti bakal bosan dan lupain gw" lanjut ila. Ash melepas pelukannya, baba menoleh penuh ke arah ila.

"denger yah ash!! Gw bukan cewe asyik kalo lu ngenal gw lebih jauh... Jadi lupakan saja yah untuk dapetin gw,, gw yakin kok nanti juga lu nyesel" ujar ila kembali, muka ash tampak mendingin namun tak bergeming dari posisinya.

Matanya lurus menatap ke arah lapangan, ila paham apa yang dikatakannya akan menyinggung perasaan tapi ila gak ingin siapapun yang dekat dengannya itu gak murni karena tulus sayang melainkan penasaran.

Takut jika kesampaian ia akan ditinggalkan dan dilupakan!!

Bersambung

Cinta Itu Polos? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang