.
Mina berdiri di luar pintu apartemen Jungkook dengan wajah sembab. Wanita itu menangis sesegukan dan mendorong Jungkook untuk menyingkir dari ambang pintu, tanpa dipersilahkan wanita yang sedang hamil tua itu melenggang masuk dengan mulut mengomel tidak jelas tentang suaminya yang Playboy itu.
"Di mana Mingyu?"
"Mingyu?" Jungkook membeo. Apa wanita itu masih bermimpi, bagaimana mungkin Mingyu berada di sini di rumahnya pada jam pagi buta seperti sekarang.
"Dia tidak ada di sini." Jungkook mengekor wanita itu yang sudah duduk di meja makan.
"Kau tahu aku akan ke sini? Itukah alasanmu membuat dua porsi sarapan, atau kau menyembunyikan suamiku di rumahmu."
"Dia tidak ada di sini Mina. Aku bersumpah, untuk apa aku menyembunyikan suamimu di sini."
"Kalau dia tidak berada di sini berarti benar dugaanku."
Jungkook sudah akan berkata untuk jangan menyentuh sarapan miliknya tetapi Mina telah menikmati sarapan buatan Jihyo. Sial, dia bahkan belum mencicipi sarapan pertama yang gadis itu buatkan untuknya, setidaknya di apartemen miliknya ini.
"Dasar! Semua pria sama saja, kau tahu aku akan menceraikan Mingyu," Mina menjejalkan potongan besar telur dadar ke dalam mulutnya yang sudah penuh. "Pria itu tidak kembali tadi malam, ponsel miliknya tidak aktif, pasti dia menemui kekasihnya yang lain."
Jungkook memutar bola matanya malas. Demi Tuhan, hanya karena Mingyu tidak bisa dihubungi wanita yang sedang hamil tua itu akan menceraikanya, Jungkook tidak yakin Mingyu akan menceraikan Mina.
"Mungkin saja batrai ponselnya habis, dan mungkin dia berada di suatu tempat dan tidak bisa menghubungimu." Jungkook menjelaskan. Matanya mendelik lebar kala Mina meraih piring lainya setelah menghabiskan satu porsi sarapan miliknya.
"Kau membelanya tentu saja, karena kau sahabatnya." Wanita itu meneguk segelas kopi yang sudah dingin. "Bisa kau buatkan susu untukku. Ah, kopi juga boleh, aku tahu kau tidak memiliki susu cokelat."
Tanpa membantah Jungkook menuruti permintaan wanita hamil yang masih mengomel dan mengutuk suaminya semakin parah. "Ingat, kau sedang hamil, tidak baik untuk bayimu kau mengumpat seperti itu dan juga kopi ini juga tidak baik untuknya."
"Kenapa yang ini tidak ada telur gorengnya."
Karena telur itu gosong. Jungkook membatin.
Mina kembali berkata, "Apa peduliku baik atau tidak untuk calon anaknya ketika ayah bayi ini tidak memedulikanku, dasar pria kurang ajar." Menusuk sosis menggunakan sendok garpu dengan kasar wanita itu memasukan sosis tersebut ke dalam mulut dan berkata dengan mulut penuh makanan. "Kalian hanya mementingkan diri kalian sendiri tidak memikirkan perasaan kami para wanita tanpa memikirkan susahnya kami menjadi wanita hamil." Sekali lagi Mina menangis namun mulutnya tak henti-hentinya untuk mengunyah sarapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Junghyo✔
FanfictionBeda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : setiap cover berganti, artinya akan segera publish cerita baru 17+ juga ada