.
Suara teriakan dan tawa tiga bocah berumur tiga tahun menggema di rumah baru keluarga Jeon. Beberapa anak dengan celana jins kodok berwarna biru dan kaus panjang bergaris dan rambut hitam yang memiliki tinggi tubuh hampir sama saling berlari dan mengejar satu sama lain di ruang tamu luas itu.
"Junhyo, Juno, Junho. Berhenti atau ayah akan marah." Putri pertama Jungkook, Jeon Junji yang saat ini sudah berusia tujuh tahun menarik kedua adiknya yang super hiperaktif.
Si kecil Junho masih berlari ke sana ke mari sampai Junhi, putri kedua Jungkook yang berusia lima tahun berhasil mengejar dengan susah payah menggandeng tangan si kecil Jeon erat-erat dan membawa adik-adik mereka duduk di sofa ruang tamu.
Kelima kakak beradik itu kembali bermain dengan mainan mereka. Kedua putri Jungkook mengawasi ketiga adik nakalnya dengan tenang. Persis seperti permintaan ibu mereka untuk mengawasi yang lain selama Jihyo membereskan belanjaan mereka di dapur. Jungkook sendiri sibuk memperhatikan rumah yang baru mereka tempati hari ini. Barang-barang sudah tertata rapi pada tempatnya seperti yang ia inginkan. Rumah besar dengan dua lantai taman serta kolam renang untuk keluarga besar mereka yang akhirnya selesai dibangun sebulan lalu. Hanya untuk berjaga-jaga suami istri itu sibuk ke sana ke mari untuk sekedar memastikan tidak ada barang yang membahayakan ke lima putra-putrinya yang super duper nakal.
Jungkook mengekor Jihyo menuju dapur, mencuri satu ciuman di pipi istrinya dan berdiri di sisi Jihyo untuk mengganggu kesibukan sang istri seperti biasa.
"Aku rasa sudah tidak perlu khawatir lagi, karena hampir tidak ada barang di atas meja." Jungkook berkacak pinggang mengawasi ruang tamu luas itu dari pintu dapur. Minimnya perabotan membuat ruang tamu itu semakin pertambah luas. "Beberapa tahun lagi, kita bisa membeli apapun benda yang kau inginkan untuk menghias rumah ini."
Jungkook tersenyum kepada istrinya. Pria itu bersandar santai pada konter dapur yang penuh dengan sayur dan buah. Tangan Jungkook memainkan jeruk dengan melemparnya ke atas kemudian ia tangkap berulang kali. Seharian mereka sibuk berbelanja ria dan baru saja kembali. Sungguh, istrinya ini benar-benar pandai membelanjakan uang. Beruntunglah karena Jungkook tidak kekurangan uang karena Jihoon mewariskan perusahaan itu kepada mereka berdua sepenuhnya.
Jihoon telah pensiun, pria yang mengaku dirinya sudah tua di umur enam puluh tahun itu benar-benar merepotkan. Bagaimana tidak, Jungkook membeli rumah baru dan ayahnya itu membeli rumah lain yang lebih kecil di ujung jalan untuk beliau tempati. 'Aku ingin tinggal lebih dekat dengan cucu cucuku.' Jungkook tidak merasa keberatan. Tidak! Asalkan pria tua itu memperhatikan kapan tepatnya ia datang berkunjung. Ibu Jungkook sendiri tidak bersedia tinggal bersama mereka, beliau ingin tinggal sendiri di apartemen tidak jauh dari rumah baru mereka. Apartemen yang Jihyo belikan untuk hadiah ulang tahun ibu mertuanya itu.
"Aku ingin memperkerjakan dua pengasuh untuk menjaga mereka." Jungkook berkata kepada Jihyo. Istrinya itu sibuk mengiris buah untuk anak-anak sebelum mereka pergi tidur siang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Junghyo✔
Fiksi PenggemarBeda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : setiap cover berganti, artinya akan segera publish cerita baru 17+ juga ada