.
Selendang merah itu menari-nari indah di terpa angin yang menerpa separuh dari tubuh Jihyo selama perjalanan kembalinya mereka melewati sisi tebing pantai menuju Seoul. Sengaja, Jungkook membuka atap mobil membiarkan angin menyapa mereka dengan Jihyo duduk di di sisinya. Gadis itu seperti dewi angin yang menyatu dengan sekeliling membiarkan helaian rambut panjang miliknya menari indah di belakang pungung. Kacamata hitam bertengger manis di atas hidung bangir Jihyo namun tidak menutupi binar kebahagiaan yang ditunjukkan di mata bulatnya.
Senja telah menggantung di sisi barat laut memberikan sinar jingga indah untuk mereka berdua lihat. Detik, menit, jam terasa begitu cepat berlalu ketika mereka melaluinya bersama sepanjang sisa hari ini. Waktu yang terasa teramat begitu berharga di mana hanya ada tawa kebahagiaan juga senyum cantik Jihyo di matanya. Gadis itu begitu bahagia, dirinya juga bahagia bisa melewatkan hari ini hanya berdua tanpa ada pikiran tentang hal lain di saat kebersamaan mereka memenuhi rongga dada.
Mereka sudah akan kembali ke Seoul jika saja Jihyo tidak tertarik untuk jalan-jalan ke pantai. Mungkin kencan adalah kata yang tepat untuk menyebutkan acara mereka sepanjang hari ini. Lupakan tentang Seoul dan Pak tua sudah menghubungi Jihyo siang tadi dan menanyakan keadaan putri cantiknya itu. Roda mobil melewati jalan utama sebelum menepi untuk berhenti di sana, depan gerbang kediaman Kim.
Wajah merengut tidak suka Jihyo membuat Jungkook tersenyum konyol dan gemas untuk melewatkan cubitan kecil di hidung kekasih cantiknya.
"Masuklah, kau pasti lelah setelah kencan seharian kita yang menyenangkan ini." Jungkook mecondongkan tubuh menarik Jihyo ke dalam pelukan. "Aku mencintaimu, terima kasih untuk kebahagiaan hari ini yang melebihi kebahagiaan yang pernah aku lalui di masa lalu hidupku." Begitu juga dengan Jihyo. "Lain kali aku berjanji akan memberikan banyak lagi dan lebih banyak kebahagiaan untukmu, untuk kita."
"Benarkah?"
Jungkook mendaratkan kecupan singkat di kening Jihyo, dengan tidak rela bersiap untuk turun dari mobil. "Aku ingin mengantarmu masuk, tapi tidak ingin membuat impian masa mudamu tentang kencan pertama kemudian dimarahi paman ketika kau kembali tidak terwujud."
Mereka berdua tertawa. Jungkook mengingat pembicaraan kecil mereka tadi siang.
"Ya, aku akan menghubungimu nanti."
Sebelum Jungkook keluar dari mobil, Jihyo menahan lengan pria itu. "Kau melupakan sesuatu."
Kedua alis Jungkook mengeryit aneh. "Apa?" Tentu saja Jungkook tahu! Tapi dia ingin menggoda Jihyo dan menyukai wajah kekasihnya jika cemberut seperti saat ini. Dia tertawa untuk memberikan ciuman perpisahan di bibir Jihyo untuk hari ini. Sedikit lebih lama untuk sekedar ciuman singkat seperti yang Jihyo inginkan dengan lumatan menuntut Jungkook syarat ketidakrelaan pria itu akan berpisah denganya.
"Sial, aku menginginkanmu lebih, Jihyo." Jungkook menggerling nakal.
"Pergilah Jungkook," kedua tangan Jihyo mendorong pria itu menjauh. "Atau ayah akan mengirim security untuk menghajarmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Junghyo✔
FanfictionBeda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : setiap cover berganti, artinya akan segera publish cerita baru 17+ juga ada