Second Lover *4*

2.6K 240 11
                                    

Kedua kakiku melangkah melihat tubuh pria itu yang menunggu ku di belakang kampus ku. 

"Maaf aku terlambat" aku bersuara menyadarkannya.

Sebentar aku tertawa dalam hati. Untuk kali pertamanya, aku yang terlambat. Biasanya dia yang selalu terlambat.

Dia berbalik memandangku. Aku melihat fokus matanya pada ujung bibirku yang terplester kecil. Spontan aku memegang luka kecil ku ini.

"Eumh... ada apa?" tanyaku mengalihkan pandangannya.

"Kenapa bibirmu?" dia malah kembali memperhatikan luka ku.

"Hanya tergores terkena benda saja" bohongku.

"Ada apa kau ingin menemuiku?" tanyaku lagi mengalihkan pandangannya.

Bukannya menjawab. Jungkook malah menyunggingkan senyumnya. "Sana mau memaafkanku"

Aku tersenyum miris. Ku lihat wajahnya tampak bahagia. Baguslah, aku ikut bahagia melihat pria ku ini ikut bahagia.

"Aku senang, kau senang" ujarku masih senyum palsuku.

Tapi yang ku terima, ia menurunkan senyumnya itu. Lama diam menatapku. Aku malah ingin menumpahkan tangisku. Rasanya sudah tak tahan lagi.

"Jungkook ..." Aku berusaha menetralkan pernafasanku, tenggorakkan rasanya tercekat.

"Mari kita akhiri semuanya"

Aku berhasil mengungkapkannya. Mengatakan sesuatu yang sudah lama Daniel katakan. Mungkin ini yang terbaik. Cukup sudah aku menjadi gadis terjahat yang memisahkan kedua orang itu.

Ku lihat ia memandangku terkejut dan semakin mendekatiku.

"Ka—kau tak bercanda kan?"

Aku tersenyum lirih. Ku raih kedua tangannya, menggenggamnya dengan hangat. Ku tatap matanya dalam.

"Tidak sama sekali. Mari kita akhiri semuanya. Aku tak ingin ada yang tersakiti lagi"

Sebisa mungkin aku menahan tangisku. Kedua mataku malah sudah berair.

"Ji—Jihyo, aku tidak mau"

"Jika kita meneruskan ini. Sana akan kembali tersakiti. Aku juga tak ingin memisahkan kalian berdua. Akan lebih baik kita mengakhiri semua. Dengan begitu semuanya akan kembali baik-baik saja seperti dulu."

Aku berhenti berbicara. Kedua tanganku beralih memeluk tubuhnya, merebahkan kepalaku di dada bidangnya. Mungkin untuk terakhir kalinya? Air mataku akhirnya luruh juga. Aku sudah tak tahan lagi berpura-pura 'baik' di depannya.

Ku rasakan dia membalas pelukanku. Aku tersenyum kecil. Setidaknya calon mantan kekasihku ini masih mau menguatkan tubuhku yang lemah ini.

***
2 tahun kemudian...

BRUK!

"Astaga"

Aku meringis kesal melihat berkas-berkas ku sudah berserakkan di lantai itu.

"Maaf. Aku terburu-buru"

Aku memandang gadis yang baru saja menabrakku itu. Dia pergi begitu saja setelah menabrakku dan menghasilkan berkas-berkas yang ku bawa berjatuhan.

Aku pun menjongkokkan diriku mulai mengutip berkas-berkas ku itu.

"Mau di bawa kemana semua ini?"

Aku mendongak mendengar seruan seseorang. Dia ikut berjongkok di depanku dan membantu mengutip berkas-berkas ku. Mau tidak mau aku ikut tersenyum.

"Kau ada kuliah siang?" tanyaku padanya.

Just Junghyo✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang