Hari kembali pagi. Jihyo telah selesai dengan dirinya. Dengan jantung yang berdebar ia turun dari mobil merapikan dasinya. Ia benar-benar sudah terlihat seperti seorang pria. Wig di kepalanya pun sudah terpasang dengan jambang di sisi kanan dan kiri, teringat Jimin tak memiliki kumis atau pun jenggot. Setidaknya Jihyo bernafas lega, ada kemiripan wajahnya dengan saudara kembarannya itu.
Eunwoo turun dari mobil, "semoga sukses Ji!"
Jihyo tersenyum, "hei bro." Suaranya sengaja diberatkan layaknya seorang pria pada Eunwoo. Pria itu pun tertawa.
Jihyo berbalik menggandeng dua tas selempang yang berisi pakaiannya di sisi kanan dan kirinya, ada ransel juga di bahunya. Tentu saja di sini ia akan menjadi mahasiswa yang tinggal di asrama. Wajahnya sebaik mungkin tersenyum ramah melihat banyaknya mahasiswa dan mahasiswi berlalu lalang di hadapannya.
"Hei whatshup." Tiba-tiba mahasiswa lain yang melewatinya menyapa ramah.
Jihyo tersenyum kaku, setelah kepergian mahasiswa itu, Jihyo melotot pada Eunwoo. "Apa aku ketahuan?"
Jihyo kemudian cepat masuk kembali ke mobil yang diikuti dengan Eunwoo.
"Ini gila! Dia tahu aku ini wanita! Aku ingin pulang!"
"Apa?! Dia hanya menyapamu Ji!"
"Tidak, aku sudah ketahuan. Bagaimana ini? Aku ingin pulang Eunwoo. Antarkan aku sekarang!"
"Kau yang meminta duluan, memohon padaku dan aku membantumu. Tapi sekarang kau ingin pulang sebelum maju?"
"Dia mengetahui aku ini wanita!"
"Dia hanya menyapamu Park Jihyo!!"
Eunwoo mulai kehilangan kesabaran, dengan kasar ia mendorong Jihyo keluar dari mobil. Hampir saja Jihyo terjatuh, apalagi karena banyak tas berisi bajunya yang sedikit berat menambah beban di tubuh kecilnya itu. Beberapa mahasiswa mulai memandanginya, terpaksa Jihyo tersenyum canggung. Ia mulai sedikit ketakutan.
"Ayo Park Jihyo, kau bisa!"
Bahkan semangat Eunwoo pun tak berguna sama sekali. Dengan susah payah ia mulai jalan memasuki kampus besar dan megah itu.
***
Karena sekarang identitas Jihyo adalah seorang pria, ia berjalan memasuki asrama pria. Baru saja kakinya menginjaki asrama pria itu, suara riuh dan gaduh langsung menyambutnya. Banyaknya mahasiswa pria berkeliaran di jalan sambil berlari, bermain dan bahkan melempar bola yang hampir mengenai Jihyo. Maklum saja ini adalah asrama pria yang penuh dengan keberisikan dan kekotoran. Banyak senggol demi senggolan dari mereka pada Jihyo yang membuat tubuh Jihyo hampir terjatuh beberapa kali. Jihyo hanya bisa mengumpat dalam hati.
Setelah Jihyo mendapatkan nomor kamarnya, segera pula ia membuka kuncinya yang sempat diberikan kepala kampus tadi.
Jihyo kemudian menutup pintu itu, berbalik dan kemudian dapat bernafas lega setelah hilang dari kerumuan gila tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Junghyo✔
FanfictionBeda judul beda alur (Jungkook Jihyo doank isinya) #oneshoot iya, ficlet iya, short story iya juga# note : setiap cover berganti, artinya akan segera publish cerita baru 17+ juga ada